6. Asphyxia

483 168 99
                                    

Semua perjalanan hidup adalah sinema, bahkan lebih mengerikan.
Darah adalah darah
Tangis adalah tangis
Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu





.
.

🎲

Kashitarou mengusap pundak Amatsuki. "Jangan bicara begitu. Lagian cuma tergores sedikit aja kok." Di sebelahnya ada seorang suster yang membantu melepaskan perban di wajahnya.

Ciiiitt

Bunyi sepatu Sakata dan Urata yang berhenti mendadak setelah berlari.

"Anda nggak kenapa-napa sir?" tanya Urata dengan napas belum teratur.

"Wah kakkoi! Kakashitarou!!!" Sakata menunjuk bekas luka horizontal di sekitar kelopak mata sebelah kiri Kashit.

Urata menepuk bahu Sakata, "Nggak lama bisa sharingan itu, Sak. Awoakwkw."

"Abis tu jadi hokage juga. Awoakwkw," ucap Sakata menimpali.

Kashit melemparkan bantalnya pada kedua muridnya yang sengklek itu. "Berdosa banget kalian. Orang sakit malah dikatain."

Tak lama kemudian, beberapa murid dan staf datang menjenguk. Mereka saling berbisik saat melihat Amatsuki yang duduk di sebelah Kashit.

"Heh, gue denger itu Kashi-san dianu sama Amatsukeh"

"Memet nggak tau diri njir, masih aja nampakin diri"

"Amatsukeh yang waktu itu buat lirik nama-nama buah itu kan?"

Amatsuki tertunduk diam saat mendengar bisikan-bisikan ghaib di telinganya. Ia pun beranjak pergi dari ruangan Kashit.

"Ama-chan, mau kemana?" tanya Kashit sambil menahan tangan Amatsuki.

Amatsuki tidak menjawab. Ia melepaskan tangan Kashit dengan kasar kemudian pergi dari tempat itu.

Mafumafu dan Soraru baru saja sampai di depan pintu melihat Amatsuki berjalan terburu-buru.

"Su! Gue beli lemper bonus permen kapas nih!" kata Mafu sambil menyodorkan permennya kepada Amatsuki.

Namun pemuda beranting bulan itu pura-pura tidak mendengarkan Mafu. Ia berjalan cepat sampai menyenggol bahu Soraru.

"Masih gue pantau, Su," gumam Soraru dengan tatapan sinis.

"Mamatsu..," gumam Mafu dengan sedih. Ia pun berniat menyusul Amatsuki. Namun Soraru segera menahannya.

"Biarkan aja dia," kata si surai raven itu sambil menarik Mafu. Pemuda bersurai putih itu menurut meski beberapa kali menoleh ke belakang menatap punggung Amatsuki.

🌙️

Hari sudah semakin larut, kini hanya tinggal member FPS yang menemani Kashitarou.

"Sir, gimana waktu itu bisa tiba-tiba datang pawangin Mamat?" tanya Soraru.

Kashitarou meletakkan ponselnya. Sudah beberapa kali ia menelepon Amatsuki namun tidak ada jawaban. "Gue ke studio, trus ketemu produser. Dia cerita tentang masalah lagu baru FPS itu. Trus gue buru-buru dah nyari Amatsuki. Nggak taunya dia malah ...."

"Gomennasai!! Ini karena kecerobohan gue!!!" kata Mafu sambil membungkuk.

"Bukan salah lo, Maf. Ni karena gue main langsung ngasih ke produser. Andai waktu itu gue nanya ke lo dulu," kata Soraru.

『𝕴𝖓𝖓𝖔𝖈𝖊𝖓𝖙 𝕭𝖔𝖞𝖘』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang