Kashit menjatuhkan kantong plastik yang dibawanya saat memasuki apartemen Amatsuki. Ia berbalik lagi dan menatap Amatsuki, memojokkannya, dan melihatnya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Iris mata Kashit menatap Amatsuki, membuat pemuda di hadapannya berkali-kali berkedip dengan nafas yang bergerak cepat. Tiba-tiba Kashit meraba, lalu memasukkan tangannya ke-
Ke saku Amatsuki dan mengambil sesuatu. "Ini ... apa maksudnya, Ama-chan?" tanyanya sambil memegang dua botol oplosan dari saku Amatsuki.
"Itu-itu...."
Kashit membuka tutup botol itu dan mengendus aromanya. "Jangan bilang ... kamu meracuni mereka ... karena menyangkut lagu itu?"
Kelopak mata Amatsuki melebar. "Nggak, nggak. Ya ... tadinya berniat begitu. Tapi-"
"Ama-chan ... aku nggak nyangka ... kamu-"
"Aku memang berniat begitu, tapi tidak jadi karena mereka ... sudah minta maaf dan aku juga tidak tega melakukannya. Sungguh! Botol itu masih rapat dan isinya belum berkurang sedikit pun!" jelas Amatsuki.
Kashit mengerutkan dahinya. Ia memegang dua botol yang didapat dari saku Amatsuki itu. "Siapa yang ngasih ini?"
Amatsuki menggeleng. Ia tidak ingin memberitahukan mengenai Araki dan KuroNeko.
"Apa ... mereka ber-empat itu sudah tau keadaan mereka sekarang?" tanya Kashit.
"Belum. Mereka ... masih terlelap seperti itu sejak kemarin," jawab Amatsuki.
Kashit menghela nafasnya, "Yosh... jadi kita apakan mereka???" tanya Kashit sambil menatap ke-empat member FPS yang nampak tertidur pulas di hadapannya.
"Ngggg ...."
Soraru mulai tersadar. Ia membuka matanya perlahan.
"Dimana ... ini ...."
Ia terbangun, lalu menyapu pandangannya ke sekitar, melihat Amatsuki dan Kashit.
"Yo, Soraru," tegur Kashit.
"Ng?" Soraru mengucek-ngucek matanya yang masih nampak mengantuk. Mengerjap beberapa kali, kemudian mengucek matanya lagi.
"K-kalian ... kenapa jadi gede? Hm ... keknya gue masih mimpi," kata Soraru kemudian merebahkan diri lagi.
"Sepertinya ... ingatan mereka tidak berubah," bisik Amatsuki dan dibalas oleh anggukan Kashit.
Soraru, leader FPS itu terbangun lagi. Ia mengucek matanya lagi dan memastikan bahwa yang ia lihat bukan mimpi. Ia menoleh ke sebelahnya, hal itu malah membuatnya makin terkejut.
"APA-APAAN INI BEJANDANYA JELEK-" Soraru menutup mulutnya. Merasakan ada yang aneh dengan lidahnya. Ia cadel huruf C dan malah terucap jadi J.
Mendengar teriakan Soraru, ketiga member FPS terbangun.
Sakata menyipitkan matanya dan melihat tiga balita di sekitarnya. "Eh? Hik. Kenapa ada anak bayik? hik," tanya Sakata diiringi cegukannya.
"Lo juga jadi bayi, Sak," jawab Soraru.
"Hah?"
Urata yang paling terkejut saat melihat badannya yang sudah pend-maksudnya, imut makin imut lagi. "Astaga, ada apa dengan diriku?!- Weh!! Kenapa aku berbicara formal seperti ini!!!"
"He ... Kawaii," kata Mafu sambil bercermin di depan lemari Amatsuki.
"Bor, ini serius hik, kita mesti pake beginian? Hik." kata Sakata sambil melihat ke dalam celananya.
Semuanya mengikuti Sakata dan melihat ke dalam celana mereka yang terpasang popok dengan hiasan kotoran mereka pula.
"Aku jijik!!! Aku jijik! Aku benci!!!" protes Urata.
Ke-empat anak SMA itu, kini berubah wujud menjadi balita.
"Astaga, kenapa gue mesti jadel kek gini. Apa ini balasan karena selalu nolak jewek? Maka dari itu gue sekarang malah nggak bisa ngucap kata jinta," kata Soraru. Ia berdiam diri di pojok ruangan.
"Heee... kawaii ...," kata Mafu sambil mengusap surai Soraru.
"Ama-chan, aku akan membawa mereka pergi dari sini," kata Kashit.
"Ng-nggak perlu, Itou-san. Mereka nggak akan berubah seperti itu kalau nggak bertemu aku, kemarin. Jadi ... aku akan merawat mereka sampai mereka kembali seperti semula."
"Eh?!" Amatsuki terkejut saat melihat ke-empat kawannya itu menatapnya. "Ng-maksudku-"
"Mamat Shotajon?" bisik Soraru.
"Shotacon, hik jeleknya cadel lo, Sor. Hik," ledek Sakata.
*Shotacon : Istilah yang menggambarkan ketertarikan pada anak lelaki di bawah umur.
Soraru tidak membalas ucapan Sakata tetapi hanya meninju perut si surai merah itu.
Kashit mengusap surai Soraru kecil. "Kalau mereka disini akan menyulitkanmu. Biar kutitipkan saja mereka ke penitipan anak, Ama-chan."
"APA?!! Sensei mau kita bermain sama makhluk-makhluk berlendir itu?! Ini juma wujud kita aja yang kejil! Kami tetap anak SMA! Pokoknya gue nggak mau disatuin sama para bayi disana!!" protes Soraru sambil mengusap ingusnya.
"Kenapa kita bisa jadi kek gini, hik. Nggak like akutuh, hik," kata Sakata sambil berguling-guling.
"Hee... kawaii ...," kata Mafu yang sedaritadi masih terpesona melihat wujud barunya di cermin.
Amatsuki menatap punggung Kashit sambil memicingkan mata. "Apa mereka bisa berubah bocil gini ... karena pizza yang dikirimkan Itou-san?"
To be Continued
.
.
🐞
.
🐞
.
🍎
Real Face (?)
Ada yang kenal rubah ini kah-
Republish : 16-11-22
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕴𝖓𝖓𝖔𝖈𝖊𝖓𝖙 𝕭𝖔𝖞𝖘』
Fanfiction[[INI RECEHAN]] 13+ [[Comedy, Drama, Mystery,]] [Bonus Quotes & Riddle] Anjayani Boarding School adalah sekolah favorit yang menghasilkan idol-idol hebat di dalamnya seperti salah satu grub yang terdiri dari 4 siswa yang sangat terkenal namanya. F...