Jika kamu tak mampu meyakinkan dan memukau orang dengan kepintaranmu, bingungkan dia dengan kebodohanmu
•
•
•
•
•
.
.
.🍎
"Hik" Sakata memeluk Urata yang tertidur di sebelahnya. Namun Urata segera menjauhkan kaki Sakata darinya.
"Hik-"
"Hik-"
"Hik-"
"BERISIK!!!" Urata melemparkan bantalnya ke Sakata.
Amatsuki segera menyalakan lampu kamarnya. Ia mengusap wajahnya lalu melihat pada ponselnya yang menunjukkan pukul 2 dini hari.
"Apasih, Ur ...."
"Ini Sakata ribut sekali! Hak-hik terus menerus membuatku tak bisa tidur! Mana banyak tingkah pula! Beberapa kali telapak kakinya itu masuk ke mulutku!"
"Hik. Kau pikir mauku kah begini. Hik," jawab Sakata dengan wajah memelas minta ditabok.
Amatsuki segera ke dapur dan mengambilkan segelas air putih lalu pancen disembur-
"NJIR!" umpat Sakata.
"Kena aku juga woi!!!" protes Urata sambil mengusap wajahnya yang basah.
"Gimana Sak?" tanya Amatsuki.
Sakata menggeleng. "Hik"
Soraru pura-pura tak mendengar dan fokus meraih mimpinya. Mafu terbangun sambil memeluk boneka Mafuterunya.
"Ng... Aha! Aku punya ide!" kata Mafu sambil mengacungkan jari tengahnya.
"Maf, jangan pake jari tengah," kata Amatsuki sambil memperbaiki posisi jari Mafu.
Mafu mengangguk. "Sak, coba dah lo jawab pertanyaan ini."
"Asem! Hik. Gue belom belajar lah, Maf!"
"Ngga usah belajar... nih jawab ya, apa bahan dasar tahu?"
Mafu pernah dapat wangsit dari leluhurnya. Katanya, kalau cegukan, tanyakan aja bahan dasar tahu. Nanti cegukannya hilang.
"Hm... bentar." Sakata meminjam ponsel Amatsuki dan mencari jawabannya di breinli.
"Keledai Maf."
"Kedelai, golbok."
"Oh ya! Keledai."
"Ke-de-lai."
"Ke... de-lai!"
"Nah itu, jadi dibacanya keledai."
"Napa lo jadi ikutan salah, Maf," batin Urata dengan tatapan datar.
"Kedelai!" kata Sakata.
"Mantap Sak," puji Mafu sambil mengacungkan jempolnya.
"Dah lah, ntar gue malah ikutan tolol," batin Urata dan kembali meraih mimpinya pula seperti Soraru.
Hening.
Hening.
Hening banget sampai terdengar suara detak jantung tetangga apartemen Amastuki.
"Sugoi!!! Mafu keren!" puji Amatsuki.
"Kan? Ntar kalo cegukan tanya aja begitu. Efektif dah," kata Mafu sambil mengibaskan poninya.
"Makasi, Maf!!! HIK!!!"
Hening.
Kali ini suara hati tetangga Amatsuki juga terdengar.
"Ah tenang, Sak! Gue ada lagi. Bentar!" Mafu berjalan ke dapur dan kembali membawa sebotol air. "Minum ini, Sak! Habisin! Tapi minumnya harus nunduk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕴𝖓𝖓𝖔𝖈𝖊𝖓𝖙 𝕭𝖔𝖞𝖘』
Fanfiction[[INI RECEHAN]] 13+ [[Comedy, Drama, Mystery,]] [Bonus Quotes & Riddle] Anjayani Boarding School adalah sekolah favorit yang menghasilkan idol-idol hebat di dalamnya seperti salah satu grub yang terdiri dari 4 siswa yang sangat terkenal namanya. F...