15. Janda hanyut

377 125 75
                                    

Sudah ditampar kerasnya ketidakpastian
Masih saja memeluk erat sebuah harapan






.
.
.
🍀

💎💎

Luz dan Kashit sudah pergi. Tadinya mereka berdua hampir saling betumbuk dan adu bacot. Untungnya pemilik apartemen segera menegur sambil menyalakan gergaji mesinnya dan mengancam akan memotong tubuh mereka jika masih saja membuat keributan.

"Btw, kok lo balik, Mat? Bukannya acara ni penting banget buat lo?" tanya Urata.

Amatsuki berbalik, membelakangi 4 bocil itu. Ia menghela nafas, mengusap sudut matanya yang basah, lalu menghadap member FPS lagi. "Iya, nggak apa-apa. Ntar pasti ada kesempatan lagi kok. Oh ya, keknya... efek racun itu mulai menghilang. Soraru udah nggak cadel. Sakata nggak cegukan trus Urata juga bicaranya sudah normal."

Member FPS saling menatap dan membenarkan ucapan Amatsuki.

"Akhirnya, nggak lama lagi pasti badan kita juga berubah normal. Yes! Sepertinya gue jadi ikut magang tahun ini...," ucap Sakata dengan sumringah.

"Lo rencana magang dimana, Sak?" tanya Amatsuki.

"Maunya perusahaan yang gede."

"Jadi Office boy?" ledek Soraru.

Sakata mendengus kesal melirik Soraru lalu memajukan bibirnya, "Maunya sih jadi CEO."

Soraru menatap datar teman di sampingnya itu. "Halu boleh, golbok jangan."

Urata berdecak kesal dan membanting pintu kulkas. "Apa ini! Kulkas isinya cuma air. Lo nyuruh kita minum air terus-terusan sampe lembek kek ubur-ubur, Mat?!"

"Es krim satu tuh punya gue! Awas aja lo ambil," ancam Sakata.

Amatsuki memasang koyo di leher, membuka lemari di dapur dengan lemas. "Malam ini makan mie aja ya."

"Dari kemarin mie telor mie telor mulu, Mat ... Mat. Eneg banget gue," keluh Soraru.

Mafu mencoba menjadi penengah teman-temannya yang cerewet itu. "Kalian ribet banget. Toh, makan apa aja juga keluarnya tetap sama."

"Kagak sama njir. Kemarin tuh, gara-gara makan nasi lauknya mie, karbohidrat semua. Keluarnya keras banget," imbuh Sakata.

Urata melemparkan botol tepat mengenai bibir Sakata. "Nggak usah dibahas, golbok!" Bocah bersurai merah yang jadi samsaknya itu hanya meringis kesakitan dengan kedua sudut bibirnya ke bawah.

"Iya iya, maaf. Yaudah, gue belanja dulu. Kalian jangan kemana-mana!" kata Amatsuki lalu segera beranjak keluar dan tak lupa mengunci pintunya.

🍭🍭

Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya, angin bertiup sangat kencang sampai ada dalaman bermotif kembang pasir milik tetangga sebelah yang terbang dan mendarat di teras Amatsuki.

"Memet lama banget anjir. Mana gue udah lapar." Sakata menyendokkan es krimnya dengan kodok mainan. Dia celupkan kepala kodok karet itu ke dalam cup es krim, lalu menjilatinya sambil nonton iklan nyotnyot yang diulang-ulang.

『𝕴𝖓𝖓𝖔𝖈𝖊𝖓𝖙 𝕭𝖔𝖞𝖘』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang