"toko kebaya SUMBI"
Label nama toko kebaya paling mentereng di pasar, yang paling banyak di kerumuni kala itu. Ketenaran toko juga mungkin tidak luput dari desas desus yang beredar di kalangan ibu-ibu pasar hingga bangsawan.
"toko si sumbi itu kian hari kian mentereng saja yah?"
"yah memang kebaya yang di jual kan tidak ada duanya seantero tanah jawa"
"ah...benar, apakah kamu sudah dengan kabar mengenai sumbi?"
Misa-misu ibu-ibu di pasar tak terelakan, walau tangan sedang memilih sayuran segar.
"konon kabarnya, Sumbi itu anak raja kerajaan seberang yang dibuang karena tidak mau dijodohkan" lanjut si ibu pembawa woro-woro.
"huh, pantas saja dia dibuang, wong sudah tinggal nikmatin hidup enak bak putri sok-sok an jadi rakyat jelata jualan baju" timpal ibu yang lain.
Sembilan tahun yang lalu, dikerajaan Seberang
"Sumbi tidak mau dijodohkan"
"kamu berani membantahku sumbi?" tekan sang ayah.
Jelas saja sumbi menolak, pernikahan yang dirancang ayahnya hanya pernikahan politik untuk memperkuat kerajaan. Dan calon yang ayahnya jodohkan dengannya bukan lain adalah seorang raja congkak dengan banyak istri yang usianya lebih tua dari sang ayah. Sang raja yang ingin dijodohkan tidak menginginkan jalan diplomasi apapun selain pernikahan dengan sumbi. Politik macam apa ini? Dengan menjadikan perempuan sebagai barang yang dapat dipindah tangankan.
Sumbi bukan hanya putri raja yang akan duduk dan menyulam kain di kamar tanpa membaca buka pemerintahan politik dan perang. Sebab dia tahu diluar sana perempuan sudah banyak yang memegang kendali dalam pemerintahan maupun dalam masyarakat. Diplomasi macam ini hanya nantinya akan memenjarakan bukan hanya dirinya tapi juga pikirannya.
"hamba lebih baik memimpin perang, paduka. Dari pada harus dinikahkan dengan si tua bangka"
"jaga ucapan mu sumbi, tidak ada pilihan lain, demi rakyat kita, perang adalah jalan yang harus dihindari"
"sampai kapan bapak? Untuk apa pajak negara dihabiskan untuk melatih prajurit kita kalau mereka tidak digunakan di garis depan? Saya rasa mereka sudah siap"
"aku belum siap anaku, kerugian pasca perang akan lebih hebat dan membangun kembali bukan hanya pemerintahan juga ekonominya juga amat susah"
"prajurit kita sudah cukup siap bapak, beberapa data yang diterima dari panglima, mereka sudah dapat menghalau pasukan musuh diberbagai tempat itu sudah cukup menjadi bukti, lalu apa lagi yang anda takutkan?"
"tidak sumbi, keputusanku sudah bulat, menikah atau keluar dari kerajaan ini"
"jika itu memang keputusan paduka, hamba keluar sekarang juga dari kerajaan"
Berbekal kemarahannya yang sudah tidak terbendung ,sumbi kabur dari kerajaan, mimilih jalan lewat hutan untuk tidak gampang ditemukan oleh para pengawal ayahnya. Tidak banyak barang yang sumbi bawa, dia hanya membawa pakaian dan persediaan makannya untuk beberapa hari. Namun, tak seberapa jauh ia berjalan terdengar gongongan anjing pemburu yang mengerikan, seketika dia merasa ada yang tak beres, tangannya menggapai apa saja yang dia temukan sebagai alat perlindungan diri. Sambil memegang batu di tanganya, dia beranikan diri untuk membuka suara ke arah tanah lapang dan pepohonan rindang.
"siapa di sana? Tunjukan dirimu"
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dayangsumbi Scandal
Historical FictionSumbi hanya pergi untuk menemukan dirinya sendiri. Alasannya bukan hanya tidak mau dinikahi, tapi dia hanya ingin diakui selayaknya manusia. Sebuah perjalanan panjang di tempuhnya untuk menemukan makna diri. Jadi sejauh mana dia harus pergi? Apa yan...