X. RENCANA

69 4 0
                                    

"kita kehabisan waktu Putri" desak Kumbang gelisah

"apa maksudmu?"

"kita sedang dalam pengejaran, kemarin mereka merencanakan dan sudah berangkat mulai hari ini, mungkin saat ini sudah memasuki hutan dan akan sampai pada tengah malam"

Mendengar kepanikan Kumbang, Sumbi terkejut dan bingung, bagaimana dengan anak hutan jika mereka tertangkap, nafasnya sesak dan kepalanya pening memikirkan hukuman yang tidak seharusnya mereka akan dapat jika tertangkap.

"Tidak mungkin! lalu apa yang harus aku lakukan?"

Malam ini, sebenarnya Sumbi belum bisa mencerna kalimat yang diucapkan Kumbang dengan baik. Ribuan pertanyaan terus berputar-putar dalam otaknya. Ia tahu sedari awal perjalananya tak akan pernah mudah, tapi ia tidak menyangka akan secepat ini ia tertangkap.

Lebih buruknya jika bukan hanya dirinya yang tertangkap, Sumbi benar-benar tak terlalu memikirkan nasibnya, paling parah ia hanya akan di kirim keluar daerah dan menikah untuk pedamaian kerajaan. Tapi bagaimana nasib anak-anak malang itu jika tertangkap bersamanya, budak pelarian tak mungkin dibebaskan dari hukum siksa bahkan sampai mereka memohon kematiannya.

Lalu bagaimana dengan Kumbang?

Pikiran Sumbi mulai berkelana mengenai siapa Kumbang sebenarnya, bukannya kalau dirinya utusan sang ayah seharusnya Kumbang senang bahwa ada pasukan bantuan yang akan menangkapnya? tapi kenapa dia malah keliahatan panik?

Apa keputusannya tepat untuk mempercayai pengawal pembawa anjing ini? Sungguh sumbi bingung.

"yang mulia, Putri Sumbi. apa anda mendengar saya. kita berdua harus pergi dari sini secepatnya!" ungkap Kumbang yang sedari tadi merasa diabaikan.

seolah terhentak sesuatu Sumbi tersadar, dia kehabisan waktu untuk berfikir. otaknya tumpul Sumbi tahu yang harus dia lakukan sekarang adalah lari.

"Kita harus lari" Ucap Sumbi serius

"Baik Putri, sekarang lekas kumpulkan perbekalan anda dan kita pergi" balas kumbang yang segera mungkin mempersiapkan senjatanya.

"Tunggu dulu, apa kamu akan meninggalkan anak-anak itu sendirian? kamu gila?"

"lalu bagaimana dengan kita? harus membawa mereka? atau tertangkap bersama mereka?"

dayang sumbi mengusap wajahnya "aku tidak tahu" suaranya bergetar dia hampir menangis.

Kumbang tak kalah kalutnya, mengacak rambutnya frustasi. Yang ia pikirkan sekarang adalah kemungkinan jika ia tertangkap dan dihukum sebagai penghianat raja dan misi dari sang ayah yang akan gagal apabila Sumbi tertangkap, itu tidak boleh terjadi.

Karena ada janji yang harus ayahnya tepati padanya.

"Bukan mereka yang penting tapi anda harus selamat Putri" kata kumbang panik,

sumbi terkejut.

"kamu bisa katakan itu setelah apa yang kita lakukan seharian ini?, kamu pasti tahu hukuman yang akan mereka dapat jika mereka tertangkap kan? kamu benar-benar bukan manusia" teriak sumbi

Kumbang yang emosi lantas balas meneriaki dan membentak Sumbi, "lantas kamu ingin aku bagaimana?"

Sumbi terkaget karena Kumbang membentaknya. Satu bulir air mata tanpa sadar keluar, Sumbi nampak takut namun ia jaga mukanya agar tak menampakkan ekspresi apapun. Kemudian dia tinggalkan Kumbang, berbalik dan dengan gerakan cepat mengusap pipinya kasar.

bersembunyi dibelakang pohon besar yang menutupi dirinya, tangan sumbi gemetar. Pilihannya pergi atau melawan, tapi Sumbi tak bisa membiarkan anak-anak itu melawan pasukan profesional, ini jelas bukan ide yang baik. Ditambah lagi rasa bersalah telah membahayakan anak-anak itu karena keberadaan dirinya dan kumbang. Tak ada cara lain pikirnya, Sumbi harus pergi bersama mereka atau tidak sama sekali.

Dayangsumbi ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang