XII. Lelah

16 4 0
                                    


"Lepaskan Tuan putri atau nyawamu akan berakhir malam ini juga Kadir!"

"Kepala Tim Kumbang! Sedang apa Tuan disini?" Seru Kadir terkaget juga.

Sumbi ketakutan, sedangkan pedang masih ada di lehernya menyayat tipis kulit halus disana. Cengkraman Kadir tak main-main menekan tubuhnya, mata Sumbi perih menahan air mata ingin menangis sedangkan pikirannya tak bisa menemukan cara cepat malarikan diri.

Kadir tak kalah bingungnya dengan Sumbi, dia menatap Kumbang benar-benar menuntut penjelasan dari ketua Tim nya. Bagaimana bisa Kepala Tim Kumbang kedapatan melarikan diri bersama putri yang menjadi buronan? dan berusaha melindunginya, padahal perintah raja secara jelas dititahkan untuk membawa pulang putri ke istana. Tugas. Tempo hari Ketua Kumbang menitipkan Tim padanya dan pamit menjalankan tugas, tugas macam apa dan tugas dari siapa yang dijalankannya, sedangkan satu-satunya tugas hanya dari yang mulia raja serta penghianatan macam apapun tak pernah di tolerir dalam pengetahuan dasar pengawalan yang ia pelajari.

Keadaan menjadi beku beberapa saat. Tidak lama, juga tidak sebentar. Bungkam disatu pihak dan kebingungan dipihak lain. Rahasia yang enggan terungkap dan keingin tahuan yang menguak. Lama mereka bersitegang lewat tatap, entah kapan berakhir.

suatu sisi dalam hutan gelap, muncul tanpa bayang, hanya mata yang menyilaukan pandangan. tubuh hitam dan suasana hutan yang kelam memudahkannya menyelinap memastikan kejaran pengawal telah tertinggal jauh dibelakangnya, yang harus dilakukan selanjutnya tinggal mengikuti bau tubuh tuannya. Mencium bau bahaya mengancam disana anjing setia ini menyergap dengan hening tanpa bingung mana lawan yang harus dia gigit.

Kadir mengerang keras dan kaget sampai ia menyadari bahwa kakinya digigit umang cukup dalam. Keadaan berbalik cukup sepat oleh Umang, Sumbi yang sepertinya sudah lihai melarikan diri tak menyia nyiakan kesempatan macam ini. Tubuhnya cepat berkelit dari cekikan lengan besar Kadir walaupun kulit lehernya tergores sedikit.

Kumbang tak buang waktu, menyambar tali kekang kuda, berlari sambil menyambut gapaian tangan sumbi untuk dia angkat tubuhnya sampai duduk diatas kuda yang ia kendarai. Kuda melesat kencang, Kumbang tak lupa memberikan siulan supaya umang segera melepaskan gitannya dari Kadir yang selain kehilangan banyak darah juga nampak kesakitan.

"Ketua Tim Kumbang, kamu tidak bisa melarikan diri seperti itu"

dari kejauhan Kumbang masih berusaha menjawab teman sejawatnya.

"Nanti aku jelaskan Kadir"

Telinganya Kadir mendengar sayup-sayup jawaban Kumbnag yang dibawa angin, dalam hati dia mnejawab, baiklah dia akna menunggu disini, walaupun otaknya menolak tapi hatinya percaya Ketua Tim nya tak mungkin salah mengambil keputusan. Menahan sakit di kakinya, kadir tau dia gagal dalam misinya kali ini. entah apa yang harus ia jelaskan pada raja saat pulang. dia juga tak tahu motif di balik pelarian Kumbang dan tuan putri?. Ahh sial. pukulnya pada tanah.

kumbang menarik tali kekang kuda agar larinya makin kencang, tujuannya berada sejauh mungkin dengan jangkauan Kadir dan pasukannya. Rasa takut Sumbi belum hilang sepenuhnya, jantungnya makin berdetak kencang seiring kuda yang makin kencang larinya, pelukan tangannya semakin erat memeluk pinggang Kumbang.

Kumbang walu tak sempat memikirkan apa yang Sumbi rasakan namun dengan menempelnya tubuh mereka, Kumbang bisa mendengar detak jantung Sumbi di punggungnya yang dia rasakan sama kencangnya dengan miliknya. Kumbang tak pernah berbagi rasa dengan siapapun, tapi siapapun tahu kalau mereka sama-sama takut.

Semakin mendekati perkampungan, Kumbang perlambat jalan kudanya, kemudian melirik Siumang yang masih setia mengikuti laju Kudanya. Deru nafas Sumbi masih iya rasakan dipunggungnya pelan dan menghanyutkan. Cekalan tangan Sumbi ia rasakan makin erat melingkari tubuhnya menghantarkan gelenyar aneh dan rasa hangat tiada tara, baru dia sadari tak pernah sedekat ini dengan wanita manapun, seketika itu nafasnya tercekat dan pipinya bersemu merah muda. Perasaan aneh apa ini, Kumbang mengenyahkan pikirannya dengan gelengan kepala cukup keras hingga limbung yang dia dapat karena berkuda sepanjang malam.

Mungkin pedesaan adalah tempat bagus untuk bersembunyi pikirnya, yang harus mereka lakukan hanya berbaur bukan? dengan cara apa? yang sedang dia bicarakan adalah seorang putri kerajaan dnegan kemampuan bersosial diabwah rata-rata pastinya, sedangkan tak ada bantuan yang bisa diminta dan tak ada orang yang bisa dipercaya.

Sungguh kenapa Kumbang melibatkan diri di situasi sulit macam ini. Tapi dia senang karena untuk pertama kali dalam hidupnya dia merasa bebas menentukan langkahnya. Sepanjang malam sejak meninggalkan Kadir dengan bekas luka gigitan umang dia bertekad untuk memilih sendiri jalan hidupnya, paling tidak dia melihat kebenaran dan ketulusan dalam Putri Sumbi, saat itu Kumbang menetapkan hati untuk mengganti tuan dan setiap kepada orang yang bersandar dipunggunya. Mungkinkah ini sudah takdirnya. dia tersenyum.

Kumbang tak percaya tuhan, namun sekali ini saja ia panjatkan doanya pada pohon dan angin yang menggelitik telinganya, lindungi kami Sang Hyang Widhi.

"hmmm,, bokong ku sakit sekali, semalaman berkendara dengan kuda tanpa pelana"

Kumbang melirik kebelakang sejenak, tersenyum melihat Sumbi dengan lucu mengucek mata sabil mengerutkan alis

"tidur selaman tapi masih mengeluh" sindir Kumbang lirih.

"heyy jaga bicara mu Kumbang, aku bisa mendengarmu!!!"

"Bagaimana saya tidak menegluh, anda memelukmu dan bersandar padaku sepanjang malam, aku yakin bahkan aliran darahku pun yang mulia bisa dengar bukan?"

Sumbi baru sadar, secepat kilat mlepaskan pelukannya dari pingang Kumbang.

"bukannya itu tugas mu sebagai pengawalku? lupakan lah, lantas sekarang apa rencana mu?"

"aku harus kembali dan menemui Kadir"

"apaaa?? kamu ingin bunuh diri?"

kaget sumbi dengan keputusan Kumbang yang ingin kembali dan menemui Kadir.

"berhentilah, kamu kelelahan dan sepertinya kita butuh istirahat, kita bicarakan kembali rencana selanjutnya setelah lelahmu hilang dan kesadaranmu kembali.

Kumbang memikirkan perkataan Putri dan sepertinya benar ia butuh istirahat, mungkin sebelum sampai ke desa kita bisa berenti di dekat aliran sungai untuk makan dan membersihkan diri.

TBC

Dayangsumbi ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang