IX PELAJARAN BERHARGA

39 4 0
                                    


"Jadi kalau aku jadi lebih kuat, apa aku akan jadi kepala naga dan kamu mau ada di pihakku?"

"hah?" Kumbang terkaget sekaligus tersadar dari lamunannya.

Dayangsumbi ikut terkaget dengan pertanyaan yang ia lontarkan. Melihat Kumbang yang bereaksi berlebihan dengan pertanyaannya, Sumbi menjadi sedikit salah tingkah.

"Ahhh... lupakan, aku hanya lelah Karena berjalan seharian, dan bicara melantur karena efek obat mungkin" kemudian melirik Kumbang takut-takut.

Seolah mengerti, Kumbang mengabaikan pernyataan Sumbi dan melanjutkan lamunannya memandang bulan, membuat Sumbi menghilangkan sedikit salah tingkahnya.

Mereka berdua dibawah rindangnya pohon dan gelapnya malam melanjutkan asiknya melamun. Melakukan kegiatan yang semua orang sukai yaitu lupa. Melupakan sejenak masalah hidup yang melanda mereka dan duduk tenang bersama ketenangan hutan dan semilir angin yang membuai mereka hingga terlelap bersebelahan dalam kedamaian.

Dalam gelapnya kabut, Sumbi berusaha membuka mata walau kabut menghalangi penglihatanya. Dilihatnya Siumang menggongong didepan nya lalu berlari, Sumbi terseok-seok mengikuti kecepatan lari Umang. Pandangan kabut menghalanginya melihat kemana Umang berlar meninggalkannya, mengantarkannya tersesat ditengah kabut sendirian. Sejenak ia melihat siluet ibunya berjalan kearahnya, memeluknya kemudian membisikan sesuatu di telinganya "Pergi Sumbi, lari yang jauh"

Sumbi tersentak dalam tidurnya. Merasakan seluruh badannya sakit kemudian mengamati keadaan sekilingnya, masih hutan yang sama seperti kemarin. Melihat hari yang sudah terang, apa tadi ia bermimpi? Mungkin karena ia merindukan ibunya, benak Sumbi. Kemudian dia teringat mengenai rencana pelatihan yang harusnya ia lakukan. Kemana Kumbang dan anak-anak itu pergi, sunyi sekali. Kemudian ia melihat Umang memperhatikannya.

"Apa kamu lihat-lihat?" Sumbi mengucek matanya, siumang masih memperhatikan Sumbi.

"Gukkk.gukkkk...gukk"

"kamu menggonggong keras lagi padaku" keluh Sumbi, melihat Umang yang setelah menggonggong hanya berlalu meninggalkannya.

"ehhh mau kemana, tunggu sebentar" Sumbi mengikuti langkah Umang sampai kesungai yang dari kejauhan sudah terdengar riak airnya 'apa mereka semua sedang mandi?'

Sesampainya di hutan, Sumbi heran hanya ada Kumbang yang sibuk menangkap ikan ditengah sungai, Mardani dan Marda hanya duduk menunggu di pinggir sungai. Bukannya seharusnya semua anak ada disini?

Melipat ujung celananya kemudian turun kesungai menghampiri Kumbang.

"kenapa hanya mereka berdua yang disini?"

"Saya pikir mereka berdua cukup Putri, dan ini terlalu pagi untuk memulai melatih orang, mereka butuh makan dulu untuk bisa fokus"

Sumbi Nampak kesal, memangnya tanggung jawab untuk menghidupi yang lain hanya pada mereka berdua. Sumbi ingin semua anak disini dapat memepertahankan hidupnya masing-masing mulai dari mencari makanannya sendiri dan membela diri. Dan menurutnya Disiplin dalam mencari ilmu itu penting jadi pelatihan harus dimulai sepagi mungkin.

"ini harus dilakukan sepagi mungkin Kumbang. bukankah ini mudah? Hanya melatih orang menangkap ikan yang sudah terjebak, semua ornag bisa melakukannya kan?"

Kumbang membuat jebakan dengan membuat lingkaran batu dalam sungai hingga berbentuk kolam kecil kemudian menggunkan daun tanaman Tuba yang kerap digunakan untuk meracuni ikan. Sumbi mulai mengambil salah satu ikan dalam jebakan, namun yang terjadi dia hampir saja terjerembab jatuh karena arus sungai, jika saja Kumbang tak cepat tanggap menahan tangan Sumbi.

Dayangsumbi ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang