XIII. Pergi

25 3 0
                                    


"Tepat diseberang sungai ini ada desa yang mulia, saya harap anda bisa tinggal sementara disana"

Sumbi yang sedang mencuci muka langsung melotot memandang Kumbang.

"Kamu serius akan kembali menemui pengawal itu dan meninggalkan ku sendirian?"

Kumbang menenunduk, tidak ada cara lain pikirnya, dia harus menjelaskan pada Kadir, semoga bisa membuat Kadir memihaknya tapi jika tidak, juga tidak apa. Kumbang tahu Kadir harus menjaga kesetiaannya pada yang mulia Raja. Walaupun rekan, tak mungkin dia membuat pengawal berbohong pada tuannya kan.

memejamkan mata dan menghembuskan nafas, Kumbang menjawab

"iya putri, ada beberapa hal yang harus saya jelaskan kepada kadir"

"Lantas bagaiamana denganku? bukankah kamu berhutang penjelasan padaku juga? lantas kamu berfikir para pengawal itu lebih penting dari pada aku?"

hening cukup lama diantara mereka, hanya terdengar riak air sungai dan Umang yang mengais-ngais tanah.

"baiklah, aku tak akan bertanya lebih lanjut sampai kamu mau menjelaskan sendiri, tapi bisakah jangan kembali ke para pengawal itu dan meninggalkan aku sendiri, akan sia-sia usaha kita melarikan diri. atau kamu sedari awal memang mata-mata yang dikirim mereka untuk menangkap ku ya Kumbang?" Sumbi mulai skeptis pada Kumbang.

Kumbang menelan ludahnya sendiri dengan berat, apakah ini waktu yang tepat untuk mengatakan kebenaran pada sang putri?. Tapi sepertinya Kumbang belum siap, ada satu hal lagi yang musti ia selesaikan. Baiklah tidak menceritakannya sekarang mungkin hal yang tepat. Pikirnya.

"Tidak yang mulia hamba tidak berbohong, demi sang hyang widhi hamba bukan mata-mata, hamba benar-benar diutus untuk menjaga keselamatan anda. Kadir sepertinya salah memahami perintah atau ada hal dalam kerajaan yang mempengaruhi raja untuk mengganti keputusan dengan cepat, sehingga beberapa hari setelah mengutus hamba untuk menemani perjalanan putri nya lantas mengutus Kadir dan pasukan khususnya menyeret anda kembali ke kerajaan, sehingga ijinkan hamba pergi menemui Kadir untuk meminta penjelasan.

Bagus Kumbang, menutup kebohongan dengan kobohngan lain, tapi 'sebentar lagi' pikirnya.

Hati Kumbang ketar ketir melihat wajah putri sumbi, dirinya berharap Sumbi tak sedang mengaktifkan sikap skeptis dan mudah curiganya. Kumbang berharap sumbi berfikir agak ceroboh untuk kali seperti biasa yang dia lakukan walau tak jarang cara berfikir sumbi menyulitkan mereka berdua.

Sumbi memalingkan mukanya, memandang aliran sungai yang jernih dan deras, perlahan berfikir, ia tak seharusnya menahan Kumbang pergi, sadarkan dirimu sendiri Sumbi sedari awal dia memang bukan bagian dari pelarian ini, biarkan saja dai pergi.

"baiklah, tapi berjanjilah apapun perkataan Kadir dan titah raja, kamu tidak akan memihak mereka dan kembali untuk menemaniku"

Ucapan ketus Sumbi disambut senyum merekah oleh Kumbang, ia berhasil meyakinkan Sumbi pikirnya, ia bersyukur sumbi percaya padanya, dia mengangguk pasti kearah sumbi lantas berjanji pada dirinya, semua masalah akan dia selesaikan lantas memulai petualangan kebebasannya dan setia pada tuan baru nya ini.

yang diyakini Kumbang tak sepenuhnya benar, ekpresi Sumbi bahkan berbanding terbalik dengan ekspresi kelegaan Kumbang. 'dia tak menjelaskan apa pun, satu janji sudah dia ingkar' benak Sumbi berucap pelan. Namun saat ini sumbi benar-benar tanpa perlindungan dan tak ada tempat bergantung selain percaya pada pengawal kekar berkulit kecoklatan ini,hyang widhi lindungilah hamba dari kejahatan penghianatan orang yang hamba percaya.

Dalam benaknya sumbi benar-benar menyalahkan dirinya mengapa terus menjadi pihak yang lemah dan seolah mengharap perlindungan? Bukan kah kepergiannya ini untuk membuktikan bahwa dia mampu melakukan segalanya sendiri. Sumbi bodoh sekali meminta kumbang berjanji untuk kembali.

"gukkgukkkgukkk" umang memperhatikan sumbi dan menggonggong.

Sumbi melirik dan tatapannya langsung jatuh pada mata anjing hitam legam itu, mereka bertatapan lantas air mata sumbi mengalir ke pipi. tak sanggup menahan tangisnya Sumbi sampai memeluk anjing hitam itu dan menangis di punggungnya kemudian meyakinkan dirinya semoga keputusan yang diambil untuk mempercayai seseorang adalah benar.

kesedihannya makin mendera saat ia mendengar suara langkah kaki kuda berlari di depannya, memandang kepergian Kumbang melalui punggung nya saja.

Sekarang hanya ketakutan yang dia rasakan. lihat pengawal sialan itu tak berpamitan walau hanya sekedar meliriknya saja tidak. pikiran macam-macam hinggap di kepala sumbi, seperti Kumbang pasti meninggalkannya dan bergabung dengan tim pengawal yang memburunya, dan janjinya untuk kembali adalah bualan belaka. Sumbi main menyalahkan dirinya, seharusnya sedari awal dirinya tak mempercayai siapapun. sekarang yang dia punya hanya dirinya

"GUkguk,,,"

"heyy,, apa kamu tak mengikuti tuan mu"

tatapan anjing hitam itu dan sumbi bertemu, baiklah Sumbi mengerti paling tidak dia bisa memepercayai anjing bukan.

ayo lanjutkan perjalanan,

Sebelum pergi Kumbang yang hendak berpamitan tak melihat Sumbi dimanapun, padahal ada hal penting yang harus ia sampaikan. Mengingat waktu tidak akan menunggunya dia harus bergegas dan secepatnya menemui Kadir untuk meluruskan kesalahpahaman, toh ia akan langsung kembali menemui Sumbi kan. Ia lantas menaiki Kuda dan memacunya dengan kecepatan tinggi.

Dari atas kuda ia melihat Sumbi yang memeluk Umang sambil menangis. tunggu, sambil menangis? menangisi kepergianku? tidak mungkin batin Kumbang heran sekaligus sedikit senang, sampai tak sadar menyunggingkan senyum tipis di bibir. ah tapi tak ada waktu, dia harus berpesan kepada sumbi secepatnya dan meninggalkannya.

Dalam kesedihannya Sumbi mendengar langkah kaki mendekat, oh pengawal itu kembali, untuk apa pikirnya. apa dia berubah pikiran? Seperti menolak histeria dalam dirinya memikirkan kemungkinan itu, dengan semangat sumbi mengangkat kepalanya namun ekspresi ketus yang dia suguhkan di wajah cantiknyanya, tak ia sangka Kumbang menatapnya dingin dan lantas berkata

"Aku tidak akan pergi terlalu lama putri, namun jika dalam sehari aku tidak kembali, pergilah ke desa. temuilah sebuah grup pendongeng keliling dan sebutlah nama ku. mereka berhutang sesuatu padaku, paling tidak mereka akan membantu menyiapkan kebutuhan mu di Desa"

hanya itu, lantas pergi. menunggang kuda dan memacu kudanya lebih cepat dari biasanya.

diatas kudanya, Kumbang berfikir, apakah ia terlalu kejam? tapi mnegingat ekspresi lucu dan kasihan Sumbi sepertinya ia memang telah keterlaluan. dalam senyumnya ia meyakinkan dirinya bahwa ia harus menyelesaikan urusannya dengann cepat dan kembali untuk minta maaf pada Sumbi.


Bersambung.. 

Dayangsumbi ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang