Tentang Liburan Keluarga Tay

532 56 6
                                    

Pekan ini kembali berjalan seperti biasanya. New kembali bekerja di kantor. Tay yang tetap bekerja. Rutinitas makan siang bersama yang sempat terhenti pun berjalan kembali. Rasanya semua hal kembali ke tempatnya masing-masing. Terasa benar dan nyaman. Saking nyamannya tau-tau sudah hari jumat saja.

Tay yang jadwalnya sudah berakhir sejak makan siang pun memutuskan untuk pulang lebih cepat. Sesampainya di tempat tinggalnya, ia segera menyiapkan barang bawaannya untuk liburan keluarganya esok hari, beberapa pasang pakaian ganti, topi hitam andalannya, beberapa perawatan badan, dan vitamin kesukaannya. Setelah puas dengan bawaanya dan sore pun mulai datang, ia segera bergegas ke tempat mobilnya diparkirkan. Mengarahkan mobilnya ke arah apartement New sambil sesekali memikirkan makanan apa yang ia harus beli.

Hari ini keduanya memutuskan untuk berkumpul di apartement New, agar besok mereka bisa bersiap-siap lebih cepat tanpa harus pusing-pusing membangunkan salah satunya lewat saluran telepon, begitulah alasan Tay. Padahal keduanya adalah orang-orang yang gemar bangun pagi walau akhir pekan. Tentu saja New tidak keberatan, tidak ada salahnya juga katanya.

Tay pun memutuskan untuk membeli udang goreng dan tumis sayuran. New adalah pemakan segala, sama seperti dirinya, tidak terlalu sulit untuk memilih makanan. Tak lupa ia pun membeli dua cup puding coklat sebagai makanan penutup. Tay sampai lebih dulu ke apartement New daripada sang pemilik. Ia pun memutuskan untuk mandi sambil menunggu New pulang. Bertepatan dengan berakhirnya ritual mandi Tay, New pun datang dengan wajah lelahnya. "Hai, udah lama?", sapa sang pemilik. "Nggak kok, tadi pas nyampe langsung mandi. Kamu mau mandi dulu apa makan dulu?", tanya Tay. "Makan dulu deh ya, laper banget". Dengan begitu mereka pun kini menyantap makanan yang dibeli Tay, diselingi dengan beberapa tanya-jawab tentang hari jumat yang telah mereka lalui.

Setelah puas dengan makan malam mereka, New pun segera beranjak ke kamar mandi, sementara itu Tay mendudukan dirinya di depan televisi. Sedikit melihat beberapa acara yang ditawarkan benda tersebut, tanpa minat. Rasanya ia ingin segera tidur dan bertemu dengan esok hari, tapi tentu saja tidur setelah makan tidak baik bagi tubuhnya. Beberapa saat berlalu dan New kini ikut bergabung di samping Tay dengan rambut basahnya, sengaja. Katanya Tay itu memiliki kemampuan yang hebat dalam mengeringkan rambut. Padahal itu akal-akalan New saja agar Tay mau menjadi babunya. Maka berakhirlah tangan Tay yang sibuk mengeringkan rambut New. Tentu saja yang punya rambut sangat menikmatinya, sambil sedikit menahan kantuk yang semakin datang menyerang. "Ayo tidur", ajak New ketika dirasa rambutnya sudah cukup kering. Keduanya pun akhirnya dapat beristirahat.

Sabtu pagi pun akhirnya tiba. Tay yang sudah siap dengan bawaannya, begitu pun dengan New yang telah menyiapkan barangnya sejak senin lalu. Antara memang rajin atau memang terlalu bersemangat. Keduanya memutuskan untuk menggunakan mobil Tay, alasannya karena ini acara keluarga Tay. Tentu saja sang pemilik yang menyetir, Tay tidak ingin mengambil resiko diomeli Ibunya jika beliau tau New dibiarkan menyetir olehnya. Ibu Tay sudah memberikan alamat sebuah villa di dekat perkebunan Teh di kota tetangga. Mereka pun akhirnya berangkat.

Satu setengah jam perjalanan tidak terasa lama bagi keduanya, diselingi dengan rebutan giliran lagu di daftar putar, sesekali mendebatkan haruskah makan snack yang manis dulu atau yang asin dulu, kadang mendebatkan apakah mobil yang di depan mereka lebih bagus yang di kanan atau yang kiri, pokoknya apa saja yang bisa diperdebatkan. Bahkan sebenarnya jika tidak diperdebatkan pun tidak akan terjadi apa-apa.

Sesampainya mereka di villa tujuan, mereka disambut dengan sangat hangat. Ternyata seluruh keluarga Tay sudah sampai lebih dulu, kalau komentar mereka "dasar anak muda, di jalan saja dinikmati tiap detiknya". Padahal menurut Tay dan New perjalanan mereka terasa normal, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama. New yang sudah dikenal keluarga Tay sejak dulu pun langsung ditarik oleh para sepupu dan keponakan kecil Tay. Mereka berlomba-lomba untuk mengambil alih perhatian New, entah dengan menunjukan mainan barunya, ada pula yang pamer prestasi sekolahnya, bahkan ada yang pamer baju renang. Mereka pun berjanji untuk berenang bersama jika waktu memungkinkan.

INURE - TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang