Tentang Perjalanan Luar Kota - New

483 56 0
                                    

Siang ini sama seperti siang-siang sebelumnya. Tay dan New berjanji untuk makan siang bersama. Bedanya, tempatnya bukan di tempat-tempat yang biasa disinggahi di gedung perusahaan mereka sendiri untuk santap siang. New dengan antusias mengajak Tay untuk makan siang di restoran baru di sebelah gedung perusahaan mereka. Untungnya jadwal keduanya hari ini pun sangat luang dan dapat kembali ke kantor sedikit agak terlambat. 

Maka ini lha mereka. Duduk berhadapan dipisahkan oleh meja kecil dipenuhi dengan segala macam makanan yang mereka pesan. Bagai seseorang yang belum mendapatkan asupan gula dalam seminggu, New memesan semua makanan manis yang mereka tawarkan. Tentu saja ditambah dengan catatan dari Tay untuk tidak memakan semuanya, sisanya untuk nanti - dibawa pulang saja. Tentu saja New pun memakan makanannya dengan penuh suka cita, senyum di bibirnya tiada lelahnya untuk menampakan diri. Tay yang hanya bisa menikmati wajah New pun ikut tersenyum dibuatnya. 

Suasana perasaan New yang sangat baik saat ini, sebenarnya tidak semena-mena hadir karena asupan gula yang sedang ia telan saat ini. Bahkan sejak keduanya baru bertemu di lobby untuk pergi ke restoran bersama pun suasana hatinya terlihat sangat cerah. Seolah-olah ada perasaan yang menyenangkan yang berusaha ia pendam, namun ada beberapa yang menyelinap keluar juga. Tentu saja Tay menyadari hal itu, "kenapa sih kaya seneng gitu?"  tanya Tay sambil mengerutkan dahinya. New yang masih berusaha untuk menormalkan perasaannya pun hanya bisa menjawab, "hehehehe nggak kok nggak kenapa-kenapa hehehehehehe"

Kembali ke meja di sudut restoran dengan penghuni dua lelaki tampan ini. Tay yang semakin terheran-heran dengan suasana hati New yang berbunga-bunga dan tidak mengerti karena apa pun semakin mendesak New untuk menceritakan alasannya. "Kenapa sih ayo kasih tau kenapa, mau ikutan seneng", rajuk Tay dengan nada so manjanya. Entah sejak kapan, Tay mulai membuat catatan bahwa New akan mengabulkan segala permintaannya jika ia menggunakan nada ini. New yang mendengar nada manja Tay hanya mengunyah makanannya sambil menyunggingkan senyum lebarnya. Tentu saja Tay semakin merajuk. Tay yang sedang berada dalam mode protesnya pun mengambil ponselnya untuk bermain game. Mengalihkan perhatiannya dari New. Sebelum Tay masuk ke dalam aplikasi gamenya, New sudah mengambil langkah, "Iya iya ini mau cerita ah gak usah ngambek",  ujar New sambil merebut ponsel dari tangan Tay. 

Tay pun menegakkan posisi duduknya untuk mengembalikan fokusnya ke arah New. New yang sudah tidak mengunyah makanannya pun mulai menjelaskan, ingat, dengan senyum yang masih melukis wajahnya, "Hm jadi, minggu depan, aku mau ke luar kota buat ngehadirin acara menanam mangrove di pesisir pantai gitu, Tay. Acara bakti sosial perusahaan gede gitu. Sama yang lainnya juga sih, karena kita minggu depan kegiatannya cuma nunggu proses produksi majalah, jadi kita pergi sambil liburan gitu. Akhirnya bisa liburan juga hehehehe". Tay yang mendengar berita itu pun berusaha untuk terlihat 'ikut senang', walau di kepalanya timbul segala macam pikiran. Dari vitamin hingga tabir surya yang harus dibawa New. "Pantesan seneng banget, mau ketemu air asin ternyata. Berapa lama di sananya emang?", tanya Tay sambil tersenyum hangat. "Maunya sih seminggu tapi gak tau sih gimana entar aja", jawab New. 

Jika Tay ditanya apakah ia senang apa tidak. Tentu saja keduanya. Senang karena ia tau New akan menikmati kegiatan di pantai itu, dan sedih karena artinya ia harus mencari teman makan siang yang lain. Tentu saja kesedihannya tidak ia tampilkan dengan jelas, ia tidak ingin New merasa berat hati untuk meninggalkannya. Toh hanya berpisah barang seminggu saja. 

Jika New ditanya kira-kira bagaimana perasaan Tay saat ini. Tentu saja ia tau betul. Tay makin kesini semakin lengket saja padanya. Mulai berani bermanja-manja, mulai banyak meminta. Oleh karena itu, New sedikit ragu untuk menceritakan mengenai hal ini pada awalnya. Tapi ia juga tau bahwa Tay akan sedikit menyembunyikan perasaannya dan ikut senang dengan apa-apa yang juga membuatnya senang. 

Bukankah semuanya akan lebih mudah jika kita memaklumi satu sama lain?

Makan siang hari itu pun berakhir dengan perasaan lega di hati satu sama lain. 

Maka hari berikutnya, tidak Tay lewatkan dengan membawa segala hal yang harus dibawa New untuk perjalanannya ke luar kota. 

Hari pertama, Tay membawa segala macam tabir surya. Untuk wajah, untuk badan, dari yang spf rendah hingga tinggi, yang berbentuk cair maupun krim, hampir semua merk yang dapat di lihat di etalase toko kosmetik terkemuka. Tentu saja New terpana melihat sekantong besar bawaan Tay. Sang pelaku hanya bisa tersenyum puas sambil membuat alasan, "kan kalian banyakan, bisa bagi-bagi kan". New hanya bisa pasrah menerima kantong belanjaan tersebut. 

Hari berikutnya, Tay datang dengan membawa segala makanan ringan dengan logo 'makanan diet' di depannya. Sebenarnya, New tidak sedang berusaha untuk menurunkan berat badannya, hanya saja Tay tau betul bahwa New akan membawa berbagai macam coklat. Oleh karena itu, ia menyiapkan makanan ringan untuk-semoga saja-mengurangi konsumsi gula New. 

Hari berikutnya, Tay membawa topi pantai dengan segala ukuran, model, dan warna. Antara ia tak ingin New-nya terkena sinar matahari, atau memang ia sangat peduli kepada rombongan penanam mangrove ini. Dan segala hal lainnya yang dibawa Tay untuk membuat perjalanan New menjadi lebih sedikit 'terjaga'. 

Tentu saja New hanya bisa pasrah menerima segala bawaan Tay yang terlihat seperti ibu-ibu yang anaknya mau pergi tamasya dan berusaha untuk membelikan segala barang mahal agar anaknya terlihat menonjol. Tak lupa tatapan terpananya yang tidak pernah absen. Juga perasaan hangat yang selalu hadir karena ternyata di dunia ini ada seseorang yang memperhatikannya sampai sebegitunya.    

I tell all my friends about you
I don't even care
And I still have songs to write about you

- Bernard Dinata, 2019

INURE - TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang