Seiring berjalannya waktu, keduanya semakin terbiasa dengan kehadiran satu sama lain. Ada sapaan hangat di pesan pagi hari, dorongan semangat untuk melanjutkan pekerjaan usai makan siang, dan ucapan tulus pengharapan untuk menikmati istirahat di malam hari. Perubahan kecil yang mereka alami ini nyatanya memberikan kesan yang mendalam untuk orang di sekitar mereka. "Maen hp mulu lu tumben", ungkap seorang rekan Tay di suatu hari di tempat kerjanya. Tidak cukup berbeda dengan keadaan New. "Kak New sekarang hpnya gak pernah lepas dari tangan, biasanya suka sengaja ditinggalin", ujar salah satu staffnya. Sungguh New pun tidak menyadari bahwa kini dirinya memiliki hubungan yang cukup erat dengan ponselnya yang dulu sangat dibencinya.
Sama-sama berada di industri yang sama, dunia infotainment, agaknya sedikit memaksa Tay dan New untuk bertemu di beberapa kesempatan yang bahkan tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Suatu kali mereka pernah bertemu di Pasar Tradisional. Tay yang sedang syuting program kulinernya dan New yang sedang mencari referensi tempat untuk memperingati hari pasar nasional untuk konten salah satu rubrik majalahnya. Lain kesempatan, mereka bertemu di sebuah gedung olahraga serbaguna di pinggiran kota, dengan alasan yang mirip. Juga dengan pertemuan-pertemuan kecil lainnya. Membuat rekan kerja di sekitar mereka yang juga menyaksikan pertemuan-pertemuan kecil mereka semakin paham bahwa terdapat perubahan dari diri keduanya yang mungkin belum mereka sadari.
Berbeda dengan pertemuan di luar gedung kantor mereka. Pertemuan mereka di dalam gedung, sangat terencana. Tay yang masih bertahan dengan kegemarannya untuk menyambangi kantor New untuk ikut makan siang, atau terkadang New yang menghampiri Tay di kantornya. Awalnya Tay cukup keberatan dengan usaha New untuk mengadilkan rutinitas makan siang mereka. "Sekali-kali dong Tay, masa lu terus yang harus jalan jauh. Sekali-kali gue dong, emang lu doang yang punya kaki", ungkap New sebagai usaha membujuk Tay. Sebenarnya alasan keberatan Tay pun sangat masuk akal: waktu istirahat Tay lebih panjang daripada New. Maka, jika New yang harus berjalan pulang-pergi dari kantor Tay ke lantai kantornya, akan memakan waktu perjalanan yang sebenarnya cukup lama untuk dihabiskan keduanya untuk membicarakan dua hingga tiga topik obrolan ringan tentang keseharian masing-masing. Iya, Tay tidak ingin menghamburkan sedikit pun waktu yang bisa dihabiskan bersama dan selalu berusaha untuk menghabiskan waktu lebih lama dengan New.
Tentu saja New sendiri memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya sesekali sangat memaksa untuk menjadi pihak yang menempuh perjalanan jauh. New tahu betul, ada saatnya Tay sangat sulit untuk diusir dari kantornya saat waktu makan siang hampir sudah selesai. Tay selalu berusaha bertahan untuk mengulur waktu kepergiannya dengan segala alasan anehnya mulai dari "bentar dulu makanannya masih otw perut" atau "5 menit lagi deh di atas ada Jumpol, nanti dia ngomel gara-gara ditinggalin makan siang". Sementara New harus segera melanjutkan pekerjaannya yang memang selalu dikejar waktu.
Sebenarnya, kehadiran Tay yang susah diusir pun tidak mengganggu New sama sekali, jika dilihat dari sudut pandang orang ketiga. Toh, Tay hanya duduk di sofa sambil memainkan ponselnya atau membaca buku yang kadang ikut ditentengnya dengan kotak makan siangnya. Tidak mengganggu bukan? tapi bagi sudut pandang New tidak begitu. New selalu merasa harus sesekali mengajak bicara Tay tentang satu-dua hal, yang mana hal ini agak mengganggu konsentrasinya dan membuat pekerjaannya selesai sedikit lebih lambat dari waktu yang diperkirakan sebelumnya. Oleh karena itu, jika ia dihadapkan dengan pekerjaan yang sangat mendesak, namun tidak ingin melewatkan makan siangnya dengan Tay, ia akan memilih untuk berjalan sedikit agak jauh dan akan memaksa pertemuan mereka berakhir sedikit lebih cepat.
Namun Tay adalah Tay. Jika makan siang mereka hanya menghabiskan waktu yang sedikit. Maka, jika malamnya New harus lembur di kantornya, Tay akan memaksa untuk menemani New menyelesaikan pekerjaannya. Tentu saja jika Tay tidak memiliki jadwal sama sekali. Namun, entah mengapa Tay selalu memiliki waktu luang di setiap New dipaksa untuk melembur oleh pekerjaannya. Jika mempertimbangkan kecepatan kerja New apabila ditemani Tay di siang hari akan melambat, maka berbeda ceritanya di malam hari. New tiba-tiba berubah menjadi mesin pekerja yang akan menyelesaikan pekerjaannya secepat yang ia bisa. Katanya sih "aduh harus cepet ntar Tay kemaleman pasti capek banget dia udah kerja seharian".
Tanpa mereka sadari, mereka semakin mempengaruhi keseharian masing-masing. Berusaha untuk menyesuaikan segala perubahan yang terjadi dengan segala argumen dan penerimaan alasan yang membuat semuanya menjadi lebih mudah bagi keduanya. Tau-tau di setiap langkah mereka, selalu terlintas pikiran tentang pihak lainnya. Bagaimana jika dia ada, bagaimana jika dia tidak ada di sini, dan bagaimana jika mereka tidak mengenal satu sama lain. Keduanya cukup mengerti, keadaan saat ini adalah keadaan yang cukup nyaman. Tidak lebih dan tidak kurang. Bahkan rasanya untuk meminta lebih pun tidak terbersit sama sekali. Mungkin belum.
I'm following you
If you are always following me
Anytime that you hum it wrong
I'll help you sing the right melody- Honne, 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/246897581-288-k518248.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INURE - TAYNEW
FanfictionThe lightest #taynew fanfiction you'll ever read. in·ure en·ure (ĭn-yo͝or′) To habituate to something undesirable, especially by prolonged subjection; accustom #1 Taynew - 22/04/2021