Setelah makan malam yang penuh kejutan, Tay dan New kembali menjalani kehidupannya masing-masing tanpa perbedaan yang berarti. Bangun tidur, pergi ke tempat kerja, istirahat saat waktunya, melanjutkan pekerjaan yang tertunda, kembali ke tempat tinggal saat jam kerja usai. Semuanya hampir sama, kecuali perubahan yang dialami oleh telepon seluler New yang memang biasanya selalu sibuk, kini semakin disibukkan dengan tambahan pesan beruntun dari Tay dengan segala pertanyaan basa-basinya.
09.15
Tay: New, hari ini lu ngapain aja?
12.30
Tay: New, makan siangnya makan apa?
17.20
Tay: New, hari ini lembur gak?
19.50
Tay: Udah sampai apart kan lu?
New yang menerima pesan-pesan tersebut tentu saja selalu menjawabnya diiringi perasaan menggelitik di hatinya. "Bahkan emak gua aja gak segininya, Tay", batinnya. New tau betul, hal apa yang memotivasi seorang Tay Tawan yang kelewat sibuk untuk rajin mengirim pesan pendek kepadanya.
Sejak pertemuan pertama mereka beberapa hari yang lalu, Ibu Tay bersikeras untuk tidak sama sekali menyimpan informasi kontak milik New. Katanya biar kalau ada apa-apa tinggal lewat Tay aja. Namun, Tay dan New tidak menyangka bahwa "ada apa-apa" yang dimaksud di atas adalah segala macam pertanyaan remeh-temeh tentang kegiatan New sehari-hari.
1. Ibu Tay: Tay, New hari ini jadwalnya apa aja ya? kangen Ibu sama dia, apa ibu samperin dia aja ya. Coba deh kamu tanyain dia hari ini ngapain aja
2. Ibu Tay: Tay, kamu makan siang bareng gak sama New?
Tay: Nggak Bu
Ibu Tay: yaudah kamu tanya sana dia makannya apa
Tay: hah ngapain
Ibu Tay: ya kan ibu mau tau aja dia suka makan siangnya apa gitu
Tay sebagai anak berbakti nan baik hati tentu saja selalu menuruti permintaan ibunya. Saking seringnya Tay dan New bertukar kabar, orang-orang disekitar keduanya pun mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi di antara Tay dan New. Ingat, mereka baru sekedar saling bertukar pesan.
"Tumben lu Tay, nyolong-nyolong main hp mulu lu. Ngabarin siapa sih?, tanya Off, teman sekaligus rekan kerjanya di lokasi syuting hari ini. Tay yang memang tidak bermaksud menutupi pun menjawab, "ini si New, nyokap gua kepo banget dah sama dia, jadi gua yang ribet, untung New baik deh mau aja ngeladenin chat gua". "Heh, New anak GMM Magz itu? sejak kapan lu sedeket ini sampe chatan terus sama dia?", tanya Off yang keheranan. "Baru beberapa hari yang lalu kok, gak penting lagian ini mah nyokap gua aja yang kelewat demen sama dia", jawab Tay sambil berusaha untuk mengakhiri percakapan tersebut.
Situasi di tempat kerja New tidak jauh berbeda. Para staff New dibuat terheran-heran dengan kebiasaan New yang baru; memegang telepon seluler saat jangan makan siang. Sebagai seseorang yang memegang jabatan tertinggi di GMM Magz, telepon seluler New diramaikan oleh segala pesan-pesan urusan penting pekerjaannya. New sangat bertekad bahwa pada jam istirahatnya, misalnya jam makan siang, ia akan meletakan telepon selulernya jauh dari pandangan matanya. Saat ada situasi darurat dan New terpaksa harus memegang telepon selulernya sambil menyantap makanannya, para staffnya akan memandang ngeri ke arahnya. Itu tandanya mereka harus bersiap-siap untuk menghadapi perubahan suasana perasaan New yang memburuk.
Daripada menyiapkan mental untuk menghadapi New dengan kondisi perasaan yang memburuk, ternyata para staffnya lebih tidak bersiap untuk menghadapi New dengan kondisi perasaan aneh seperti ini. Bayangkan, untuk pertama kalinya selama mereka makan siang bersama ratusan kali, kini di hadapan mereka, New memegang ponselnya sambil makan dengan wajah yang berseri-seri. Setelah terbangun dari keterkejutannya, Krist yang merupakan salah satu editor di GMM Magz pun mengajukan pertanyaannya kepada New - mewakili rekan-rekannya yang masih tenggelam dalam tanda tanya besar. "Napa lu New, aneh banget tumben buka hp pas makan bikin lu berseri-seri, biasanya ngamuk kaya abis diacak-acak makanannya", tanya Krist. New yang masih sedikit terfokus pada ponselnya pun kini mengalihkan matanya ke arah Krist sambil berkata, "oh ini, ada orang ngechat kocak banget dah pake nanya gua makan apa segala, ahli gizi kali ya dia". Para staff terkejut jilid dua.
"Heh emang dichat siapa lu? tumben amat ada orang yang peduli sama makanan lu", tanya Krist lagi. "Oh ini, si Tay Tawan, tau kan lu. Kayaknya dia emang tahu banyak tentang makanan gini ya, bisa-bisanya ni orang tiba-tiba nyuruh gua makan kacang pas gua sembelit kemaren. Gua kira buah doang yang bisa ngelancarin pencernaan", jawab New dengan entengnya. Para staff terkejut jilid tiga.
Mix, salah satu staffnya yang lain, tidak dapat menutup rasa keingintahuannya dan ikut bertanya kepada New, "Lho, Kak New sejak kapan deket sama Kak Tay? bisaan banget tau-tau udah chatan terus-terusan nih". New yang merasa tidak merasakan keanehan pun hanya menjawab dengan enteng sekali lagi, "oh iya nih, gua sama Tay sekarang temen deket gitu". Para staff terkejut jilid empat. New tidak menyadari sama sekali bahwa jawabannya akan membuat semua staff yang sedang makan bersamanya ini overthinking. Mereka semakin penasaran dengan hubungan Tay dan New, dan mulai bersiap-siap untuk menghadapi kejutan dari keduanya di hari-hari selanjutnya yang akan datang.
Siapa yang tahu bahwa penantian para staff haus gosip ini tidak berlangsung lama. Dua hari setelah perbincangan tentang "teman deket" itu, mereka menyaksikan sendiri. Seorang Tay Tawan, artis kebanggaan GMM Ent, mendatangi kantor GMM Magz dengan menjinjing dua kotak makan siang.
I learned your number
Like it was my own- Wrabel, 2017
![](https://img.wattpad.com/cover/246897581-288-k518248.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INURE - TAYNEW
Fiksi PenggemarThe lightest #taynew fanfiction you'll ever read. in·ure en·ure (ĭn-yo͝or′) To habituate to something undesirable, especially by prolonged subjection; accustom #1 Taynew - 22/04/2021