Tentang Pertemuan Pertama

2.8K 134 2
                                    

Hari senin selalu menjadi hari sibuk seperti biasanya. Orang-orang mulai kembali bekerja setelah rehat sejenak di akhir pekan. Kesibukan ini juga dapat terlihat di GMM Magz. Sebuah perusahaan penerbit majalah di bawah naungan GMM Corp yang juga membawahi GMM Ent dan GMM Prod. Sebenernya agak berlebihan untuk menyebut GMM Magz sebagai sebuah "penerbit majalah", karena sesungguhnya fungsi mereka adalah mempromosikan acara-acara televisi yang diproduksi oleh GMM Prod dan juga artis di bawah GMM Ent dalam format majalah juga content video di kanal youtube yang berisikan aktivitas para artis tersebut. GMM Magz dipimpin oleh seorang Editor in Chief yang bernama New Thitipoom.

Hari ini GMM Magz disibukan dengan jadwal pemotretan untuk serial televisi yang berjudul "Please, Remember Me" yang dibintangi oleh Tay Tawan. "Apakah Tay sudah siap?" Tanya New pada make up artist yang mengerubungi Tay. "Ah iya, sedikit lagi Kak", jawab mereka. New pun hanya membalas dengan pesan jika sudah siap untuk menyuruh Tay lekas ke studio.

Ketika Tay sudah siap, pemotretan pun di mulai dan berjalan dengan lancar. Setelah itu, mereka rehat makan siang dan agenda selanjutnya adalah pengambilan video mengenai Q&A tentang series tersebut. New pun memakan makan siangnya dengan cepat sambil mengecek kembali script video Q&A tersebut. New adalah seseorang yang perfeksionis, tidak mudah puas namun juga cukup baik untuk memaklumi kekurangan yang selalu hadir. Setelah makan siang, agenda pun dilanjutkan.

Kamera pun mulai merekam Tay yang sudah siap menjawab pertanyaan yang akan diberikan oleh staff. Deretan pertanyaan mun dimulai dengan pertanyaan pertama, "Apa hal spesial yang dimiliki oleh series "Please, Remember Me" ini?". Tay pun menjawab, "series ini mengadirkan cerita mengenai romansa antara sepasang kekasih yang cukup tragis, namun tragis yang ditawarkan oleh series ini berbeda dengan series-series yang sudah ada. Apa bedanya? clue-nya adalah saya duduk sendiri di sini". Pertanyaan kedua, dan ketiga pun dijawab oleh Tay dengan semisterius mungkin, berusaha untuk tidak membocorkan lebih banyak mengenai seriesnya. Yap betul. Pertanyaan dan jawaban yang unik ini adalah contoh ciri khas promosi GMM Magz yang membuat para pembacanya semakin penasaran dengan jalan cerita series yang mereka promosikan.

New sebagai Editor in Chief pun memantau para staffnya bertugas di belakang kamera yang mengarah kepada Tay. Saat dirinya sedang asyik memantau, tiba-tiba ada tangan seorang perempuan paruh baya yang menyentuh pundaknya lalu menyapanya dan bertanya, "Nak, ini syuting videonya masih lama?". "Oh mungkin 15 menit lagi sudah selesai, Bu. Maaf, Ibu sedang mencari siapa ya Bu?" tanya New kembali yang bingung dengan kehadiran wanita tersebut. "Saya ibunya Tay, Nak. Mau nganterin makan malem buat anak saya. Nak, namanya siapa? anak GMM juga? kok saya gak pernah liat ya?". New pun menjawab pertanyaannya sambil tersenyum, "Nama saya New, Bu. Saya pimpinan majalah GMM, bukan artisnya tapi Bu hehe. Ibu sering datang ke GMM ya buat nganterin makanan untuk Tay? Ibu Tay pun terlihat kaget dengan jawaban New, "lho masa cakep kaya gini bukan artis? iya, saya sering dateng ke sini buat nengokin anak saya, udah jarang pulang soalnya sibuk mulu". Obrolan mereka pun terus berlanjut hingga beberapa saat, tahu-tahu proses syuting Tay sudah selesai.

Tay yang sudah selesai menyelesaikan urusannya pun menghampiri ibunya yang sedang mengobrol bersama New. "Lho, Bu? kok gak bilang-bilang mau ke sini?", tanya Tay. "Ya kan ceritanya mau ngasih kejutan, tapi kayaknya kamu gak terkejut ya, yang ada malah ibu terkejut di GMM ada orang semanis nak New ini. Kalian saling kenal kan? kok gak pernah kamu kenalin sama ibu sih?, ucap Ibu Tay dengan penuh semangat. Tay dan New nampak cukup terkejut dengan segala pernyataan dan pertanyaan beliau.

Setelah keterkejutannya mereda, Tay pun menjawab, "Oh, Tay cuma ketemu New kalo ada jadwal di GMM Magz aja Bu, jarang ketemu kalo di luar sini. Emang kenapa sih kok kayaknya suka banget sama New ini? eh btw, makasih ya New udah nemenin ngobrol nyokap gue tadi hehe". New pun hanya tersenyum sambil berkata singkat, "oh iya Tay santai aja". Ibu Tay pun tersenyum melihat interaksi kecil keduanya dan menanggapi, "Tuh liat Tay, New tuh manis banget ya. Kayaknya cocok gitu jadi menantu Ibu. Kamu gak ada niatan buat deketin New gitu?".

Tay dan New pun terkejut jilid dua. "Hah, gimana gimana Bu?, ucap Tay agak sedikit bergetar. Ibunya hanya terkekeh sambil berkata, "kok kamu geteran gitu sih, Tay. Nak New, malam ini ada acara tidak? makan malem sama Ibu dan Tay yuk, biar rame aja gitu, Ibu bosen makan berdua sama Tay mulu. Tay dan New terkejut jilid tiga. Tay menatap New dengan tatapan memelas, entah apa maksudnya. New merasa sedikit sungkan namun dirinya tidak bisa menolak permintaan Ibu Tay pun akhirnya hanya bisa menjawab, "Saya kebetulan tidak ada acara, Bu. Saya bisa bergabung untuk makan malam". Ibu Tay pun berseru dengan riang, "asyik, ibu bisa makan sama anak manis. Nanti tempat dan waktunya dikasih tau Tay ya. Tay, kamu punya kontak New kan pastinya?". Tay pun hanya bisa menjawab, "iya Bu, Tay punya kontak New kok. New, nanti gue kasih tau detailnya ya". New pun hanya mengangguk. Setelah percakapan ketiga insan yang penuh kejutan ini mereka pun berpisah, Tay dan ibunya meninggalkan GMM Magz meninggalkan New yang masih harus memantau pekerjaan stafnya sampai jam kerja selesai.

Tay dan New memang sudah kenal cukup lama. Mungkin sejak GMM Magz ini pertama kali didirikan sekitar 1,5 tahun yang lalu. Mereka hanya berinteraksi sekilas saja jika ada agenda Tay di GMM Magz yang memang cukup sering. Hampir setiap bulan. Sesekali bertemu di luar jika ada acara besar induk perusahaan mereka, GMM Corp. Namun, interaksi mereka hanya sebatas itu. Lalu, kapan pertemuan pertama mereka? persisnya tidak ada yang tau. Namun, mereka sepakat bahwa hari senin yang sibuk ini adalah pertemuan pertama mereka menuju kisah yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Maybe the night holds a little hope for us, dear

- Ben&Ben, 2017



INURE - TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang