11. Semangkuk soto ayam

40 1 0
                                    

yuk jangan lupa vote sama komennya🌟

~~~

Hari minggu yang kelewat cerah ini, Lee Jeno, si cowo kelewat sempurna itu tengah mengotak-ngatik rantai sepedanya. Rencananya ia akan bersepeda di sekitar taman komplek. Seperti biasa rutinitasnya kalau hari libur, sesibuk apapun Jeno selalu menyisihkan waktu untuk sekedar berolahraga.

"Oi! Pagi-pagi udah sibuk aja."

Jeno menoleh di detik pertama, ternyata Kinar yang kebetulan lewat di depan rumahnya dengan sekantung penuh gorengan di tangannya, rambutnya di cepol asal, bawahannya pun hanya celana tidur yang dipadukan dengan hoodie hitam.

"Benerin rantai sepeda." Balas Jeno, lalu cowo itu berdiri dan menghampiri Kinar. "Pagi-pagi makan gorengan?" Jeno melirik sekantung gorengan itu.

"Biasalah, kalo makan sereal sama susu mana kenyang. Ini dimakan pake lontong sama sambel enak banget loh, lo mau?" Tawar Kinar. Jeno menggeleng cepat, dalam hati ia bergidik ngeri, masa sarapan pakai gorengan. Apa itu sehat? Setahu Jeno minyak yang dipakai itu biasa digunakan berkali-kali. Bersyukurlah Jeno, Bundanya masih menyiapkan roti dan susu untuk sarapan.

"Nggak, emang ya makanan-makanan kesukaan lo itu jauh dari kata sehat." Desis Jeno.

"Yang nggak sehat tuh pasti enak, yang sehat pasti nggak enak. Hehehe, btw lo mau kemana benerin sepeda gitu?" Tanya Kinar penasaran.

"Mau sepedaan, keliling taman komplek."

"Ikut dong, tapi gue maunya nebeng di sepeda lo nggak mau bawa sepeda sendiri, abis mager." Pinta Kinar, ia senyum-senyum sok manis agar Jeno mau mengiyakan permintaannya, Jeno menarik senyum kecil di ujung bibirnya.

"Cepet ganti baju sana. 5 menit nggak balik gue tinggal." Titah Jeno.

"ASHIAPPP!" Kinar buru-buru pergi ke rumahnya untuk berganti baju, di sisi lain Jeno masih setia dengan seulas senyum di bibirnya, bukan hanya bibir yang ikut tersenyum tapi mata cowo itu pun ikut tersenyum, gemas. Satu kata yang mendeskripsikan Kinar Arasya saat itu. Sepertinya Jeno mulai menyukai Kinar? Bukan, bukan sebagai tetangga, tapi sebagaimana perasaan laki-laki kepada perempuan umumnya.




♪───O(≧∇≦)O────♪


"Kok rame ya? Padahal udah jam 9." Seru Kinar dari belakang punggung Jeno, sementara Jeno tengah fokus mengayuh sepedanya pelan, Kinar melihat ke sekelilingnya, masih banyak orang-orang yang berlalu lalang untuk sekedar jalan santai ataupun berolahraga menggunakan fasilitas taman. Kinar memegang erat pundak Jeno. Rasanya tak salah sekali-kali bangun pagi untuk menikmati udara pagi yang masih bersih, kalau saja tadi Mamanya tak memaksa membangunkan Kinar untuk sekedar beli gorengan. Sudah pasti sekarang gadis itu tengah meringkuk di kasurnya yang nyaman.

"Jeno! Yang kencengan dikit dong bawa sepedanya! Pelan banget nggak berasa ih!" Keluh Kinar.

Jeno berdecak sebal, "Namanya juga olahraga, emangnya mau balapan apa kenceng-kenceng?!"

"Apa gue berat makanya lo pelan-pelan bawanya??"

"Lo nya nggak berat. Tapi dosa lo yang berat." Cicit Jeno asal.

Kinar melotot di belakang, "Mau gue cekek ya lo, Jen?"

Jeno tersenyum lagi, "Mau sarapan?"

I Crush You | Lee Jeno✔️Where stories live. Discover now