07. Permintaan maaf

39 1 0
                                    

☆*:.。. o(≧▽≦)o .。.:*☆

Hari ini Kinar datang ke sekolah dengan wajah lesu dan murung pandangannya terkunci pada lantai yang ia pijak, perkataan Jeno semalam begitu terngiang-ngiang di kepalanya. Pening rasanya, padahal Kinar termasuk orang yang jarang sekali badmood sampai-sampai membawa masalahnya ke sekolah ia berkepribadian ceria dan pada dasarnya anak yang baik. Ya walaupun biang onar.

Tiba-tiba bahunya disenggol oleh seseorang dari belakang. "Oi! Kemana aja lo kemaren? Katanya ada acara keluarga, acara apa emang?" Ternyata itu Lara, teman sebangkunya.

Kinar menoleh sekilas. "Ya acara keluarga, nothing special." Balas gadis itu lesu.

Lara mengernyit heran, tumben sekali temannya itu kelihatan sedih? Ah tidak mungkin, Kinar yang ia kenal tidak gampang sedih apalagi murung seperti ini.

"Ki, lo gapapa?" Tanya Lara terlihat khawatir. "Lo sakit ya? Mau gue anter ke UKS?" Sambung Lara.

Kinar menggeleng lemah sambil terus melangkahkan kakinya menuju kelas. "Nggak Ra, gue nggak sakit."

"Terus kenapa dong?! Jangan bilang! Ki! Jangan bilang lo sama Jaehyun..."

Kinar berdecak, ia menghentikan langkahnya lalu menatap temannya, tak suka dengan kata yang akan temannya bicarakan itu. "Nggak Ra, gue sama Jaehyun nggak putus. Udah deh." Lalu ia melanjutkan langkahnya lagi.

Lara mencebikan bibirnya, Kinar hari ini sungguh aneh. Biasanya gadis itu akan heboh mengomentari setiap kegiatan yang teman sekelasnya lakukan sebelum jam pertama masuk, tapi ini? Berjalan saja ia terlihat sangat lesu.

Kinar memasuki kelasnya, di barisan meja ketiga ia melihat Jeno dengan buku tebal di tangannya, buku, buku, dan buku memang itu yang hanya ia pedulikan tak pernah memikirkan perasaan orang lain. Kinar melengos begitu saja ke mejanya yang terletak paling belakang. Ia benar-benar sedang malas berurusan dengan Lee Jeno.

Jeno melirik gadis itu dengan ekor matanya, sepertinya Kinar benar-benar marah atas kejadian semalam. Justru itu membuatnya gelisah semalaman menurut Jeno apa yang ia katakan kemarin itu benar, tapi memang sepertinya kata-katanya agak keterlaluan. Haruskah ia meminta maaf?

Pergantian jam pelajaran ke 4 tengah berlangsung, guru yang akan mengajar belum datang di sisi lain Lara masih memperhatikan Kinar, gadis itu tengah merebahkan kepalanya di satu sisi tangannya dengan posisi memunggungi Lara. Sejujurnya ia khawatir dengan temannya, bahkan Kinar belum berbicara apapun.

"Kinar, lo serius gapapa? Cerita sama gue kalo ada masalah. Jangan dipendam sendiri dong." Lara menggoyangkan tubuh Kinar pelan, tapi gadis itu hanya bergumam tidak jelas.

"Ki, jangan cuekin gue dong." Kata Lara lagi, tapi kali ini Kinar tak merespon, karena penasaran Lara mengangkat bahu temannya itu. Ternyata Kinar pingsan, wajahnya pucat, badannya begitu panas. Lara panik bukan main melihat kondisi temannya seperti itu.

"Ki! Kinar! Kinar lo kenapa?!" Lara menepuk pipi temannya yang sekarang sudah ia senderkan di bahunya. Teman-teman sekelasnya pun mulai melihat ke arah Lara dan Kinar, termasuk Jeno dan juga Anna.

"Kinar lo kenapa?! Kinar bangun dong!" Lara begitu takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, gadis itu panik.

Jeno yang penasaran menghampiri Lara. "Kinar kenapa?"

I Crush You | Lee Jeno✔️Where stories live. Discover now