❝Unik dan rumit bagai kepingan salju❞
- 𝕤𝕙𝕖 𝕚𝕤 𝕨𝕚𝕟𝕥𝕖𝕣 | 𝑤𝑖𝑛𝑛𝑦 𝑟𝑎𝑖𝑛
Dingin, beku bagai es.
Itu yang bisa ku deskripsikan dari sosokmu, winter.
Aku mengerti, keegoisan manusia menjadikan sosokmu berpadu pada musim dingin. Terjeb...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
─── 𝕤𝕙𝕖 𝕚𝕤 𝕨𝕚𝕟𝕥𝕖𝕣 ───
Seperti yang kalian tau, hari-hari berlalu seperti biasa. Cuman, sekarang lagi masa ujian. Anak kelas tiga semuanya datang pagi demi bimbel, terus pulang sore buat les. Berbeda dengan anak kelas dua yang masih kelewat santuy, contohnya...
"Min mabar kuy," kata Jisung tanpa beban. Banginya ujian itu ya cuman ujian. Ngerjain soal terus pulang, udah gitu doang, ngapain repot?
"Gas, dimana tapi?"
"McD lah, Yiren bayarin—"
"Mabar teross, ujian woe minggu depan!" Lisa berteriak dari bangkunya.
"Rena ikut gak? Kita mau ke McD, belajar bareng. Kayaknya." Yiren bertanya pada gadis yang sedari tadi melamun di sebelahnya.
Rena menggeleng, "Kayaknya enggak dulu deh, aku masih nungguin Chris."
"Hem, mentang-mentang, bucinn." Ejek Jisung sambil memutar bola matanya, jujur saja dia cemburu.
"Idih sirik."
"Paan sih Lilis, alay." sarkas Jisung membuat Lisa melebarkan bola matanya.
"Hah? Ngomong apa tadi?" Lisa mengepalkan tangannya, menahan diri untuk tidak menonjok muka polos seorang Jisung.
"Yaudah duluan ya." Yiren menggeret kedua temannya yang akan memulai perang dunia di lapangan sekolah.
Rena melambaikan tangannya, menatap bayangan ketiga temannya yang perlahan menghilang di tengah keramaian kota.
"Rena."
Rena menoleh, menatap para murid kelas akhir yang sudah turun, termasuk Chris. Pemuda itu menhampiri Rena yang terdiam di tengah lapangan.
"Ayo pulang?"
"Bimbelnya udah?"
"Belum."
"Hah?" Rena cengo, ya udah lah orang Chris udah turun gimana si.
"Udah Rena sayangg, ayo pulang." Chris merangkul gadis yang ada disampingnya.
Rena memutar bola matanya malas, kadang Chris emang gitu orangnya, suka bikin Rena mikir. Tapi Rena sayang, kayaknya.
Mereka berjalan ke parkiran, tapi mata Rena terpaku pada sosok yang memarkir motornya tak jauh dari mereka, Hyunjin.
Pemuda itu bersama dengan adik kesayangannya, Yeji. Tentunya Rena berfikir, ternyata kehidupannya bisa sampai sejauh dan serumit ini. Pada akhirnya semuanya terbongkar. Tetang ibunya ataupun tentang Hyunjin.
Tapi jika tentang Rena dan Hyunjin, belum semuanya terungkap. Mungkin Rena harus mengikhlaskan apa yang terjadi di masalalunya antara dia dan Hyunjin. Mungkin itu yang terbaik untuk saat ini.
