Warning! Part ini mungkin akan sedikit lebih panjang.
Note : chapter ini berisi masa lalu
"Renata gak boleh sampe tau mas! Dia bisa nyalahin dirinya sendiri kalau dia tau mba Taeyeon ngorbanin diri dia."
Irene menatap suaminya khawatir sementara Suho mengelus pelan punggung tangan Irene.
"Iya rene, tugas kita sekarang rawat dan sayang sama Renata sama kayak kita ngerawat dan sayang sama Siyeon. Sesuai permintaan kakak kamu."
Irene tersenyum sambil mengangguk.
"Bunda ngorbanin apa buat aku tante?"
Kedua orang itu terkesiap menatap Chaeyeon berdiri di depan pintu dengan ekspresi marah.
"Tante jawab aku! Bunda ngorbanin apa tante? Om?? Jawab aku!"
Baik Irene maupun Suho masih terdiam.
"Bunda kamu donorin jantung nya buat kamu."
"SUHO!" Irene berteriak frutasi kemudian berlari menghampiri Chaeyeon yang membeku.
"Ren, dengerin tante ya bun—"
"Tante kenapa dengerin permintaan bunda? Tante kenapa gak biarin bunda aku hidup aja tante KENAPA?"
Chaeyeon menyentak tangan Irene yang sebelumnya menggenggamnya. Pantas saja, sejak kejadian itu jantung Chaeyeon terasa normal. Penyakit lemah jantungnya tidak pernah menggangu nya lagi.
Gadis itu berlari meninggalkan rumah, membiarkan kedua kakinya membawanya ke sebuah taman dimana dirinya dan Eunwoo sudah berjanji untuk bertemu.
Sosok yang Chaeyeon cari itu tersenyum namun senyumannya memudar seiring eksistensi Chaeyeon dengan air mata nya yang semakin mendekat dan seketika menjatuhkan dirinya dalam pelukan Eunwoo, menumpahkan fakta yang baru saja ia dengar.
"Kita pergi ren, kamu mau kan kabur berdua sama aku?" Ucap Eunwoo sesaat setelah menenangkan Chaeyeon.
Chaeyeon menatap Eunwoo sesaat sebelum akhirnya gadis itu menganggukan kepalanya sambil tersenyum kecil.
"Ayo kita pergi."
🍃🍃🍃
Genggaman tangan mereka masih tidak terlepas seiring dengan senyuman mereka setelah berhasil sampai di sebuah rumah sederhana.
Rumah rahasia Eunwoo dan sang mama yang berada di luar kota.
Rumah ini dibeli ibunya secara diam-diam tanpa diketahui sang ayah, hanya Eunwoo, Jeno dan mama nya yang mengetahui rumah ini.
"Ayo kita mulai hidup baru kita disini ren."
Chaeyeon tersenyum menatap ke arah pemandangan asri dari kaca besar rumah tersebut kemudian menatap ke arah Eunwoo.
"Tanpa masa lalu, cuma kita berdua ya fa."
Eunwoo mengangguk memeluk tubuh mungil gadis itu lalu mengecup pelan bibir manisnya.
Siang hari itu mereka habiskan dengan membersihkan dan merapihkan rumah sembari tertawa bersama.
Dunia saat itu seakan hanya milik mereka. Hanya ada Renata nya Alfa dan Alfa nya Renata.
Seminggu mereka habiskan bersama. Membeli bahan makanan dari uang cash yang Eunwoo bawa dari rumah nya dulu, memasak bersama, menghabiskan waktu berdua terkadang berpelukan semalaman sambil membicarakan masa depan yang mereka rangkai bersama.
🍃🍃🍃
"Kamu percaya sama aku kan?" Eunwoo menatap Chaeyeon dihadapannya yang sedikit terengah dengan pipi memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest, You
FanfictionKetika janji hanyalah sebuah untaian kata. Lantas apalagi yang bisa dipercayai ?