Chaeyeon tidak bergeming, tidak juga berusaha membuat si lelaki dengan balutan jas pernikahan itu berdiri dari tempatnya.
"Aku bohong soal aku mau liat kamu cari kebahagiaan kamu sendiri, karena kenyataannya aku gak bisa. Aku gak bisa dan gak mau liat kamu bahagia bukan sama aku."
Bulir air mata Chaeyeon ikut menetes mendengar ratapan lirih milik Eunwoo yang saat ini masih berlutut dihadapannya.
Bahkan Chaeyeon membiarkan kedua tangannya menjadi salah satu tumpuan lelaki itu.
"Soal hari itu, aku udah inget semua Chaey. Aku inget aku gak pernah ninggalin kamu, aku—"
"Ssstt, cukup woo. Aku udah tau semua. Aku tau itu semua perbuatan ayah kamu. Your mom told me everything."
"Semua udah jelas. Aku udah paham semuanya dan aku juga udah maafin kamu."
Kali ini Chaeyeon menarik Eunwoo agar berdiri di hadapannya.
"I always love you , I really do. Gak pernah satu detik pun aku berhenti. Tapi sekarang saatnya buat berhenti."
Susah payah Chaeyeon menahan air matanya lagi, tidak ingin membiarkan semuanya terasa berat walaupun kenyataannya memang begitu.
"Can I hug you?"
Chaeyeon menggeleng sembari melepas tautan tangan Eunwoo pada tangannya.
"No, I think I can't let you go after your hug."
Chaeyeon tersenyum lalu berbalik dan berjalan ke arah pintu untuk keluar dari ruangan.
Sesaat semua rasanya berhenti, ketika tangan itu menarik lengan milik Chaeyeon. Sepersekian detik tubuh Chaeyeon dengan cepat ditarik untuk berbalik dan tanpa Chaeyeon sadari tubuhnya sudah berada dalam dekapan Eunwoo.
"Then don't. Don't let me go, ren."
🍃🍃🍃
Doyeon menatap Eunwoo dihadapannya, entah kenapa rasanya tidak baik. Setelah mengisyaratkan Minju untuk keluar, Doyeon mempersilahkan Eunwoo bicara.
"Maaf."
Doyeon mendecih pelan, tidak tau bagaimana Doyeon rasanya paham kemana pembicaraan ini aku berlanjut.
"Don't sorry me."
"I have to go."
Kali ini Doyeon membelak, berusaha mencari kebohongan pada mata Eunwoo.
"Kak, jangan bercanda."
"Aku gak bercanda, yeon."
Ujung mata Doyeon menangkap sosok dengan gaun berwarna nude berdiri di balik pintu, walaupun hanya terlihat sedikit Doyeon jelas tahu siapa gadis itu.
"You're a good girl and I can't hurt you more. Aku gak bisa maksa buat cinta sama kamu, kenyataannya bukan kamu yang aku cinta."
Tiba-tiba saja Doyeon berdiri, meraih tangan Eunwoo sambil menangis.
"Kak, enggak. Aku gak papa sekalipun kak Eunwoo belum cinta sama aku. Kak Eunwoo bakal terbiasa sama aku. You say I'm a good girl, right?"
Eunwoo maju selangkah, melepas pegangan Doyeon pada tangannya lalu menghapus air mata gadis itu.
"Jangan buang-buang waktu lagi buat nunggu aku, Doyeon. I don't deserve it. Baik dulu maupun sekarang, we just don't belong to each other."
Doyeon terdiam, jadi selama ini Eunwoo tau kalau saja Doyeon sudah sekian lamanya menyukai Eunwoo.
Air mata yang sebelumhya sudah dihapus itu kembali menggenang. Doyeon mengalihkan pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest, You
FanfictionKetika janji hanyalah sebuah untaian kata. Lantas apalagi yang bisa dipercayai ?