Hari itu mungkin menjadi hari terakhir Eunwoo bertemu Chaeyeon karena setelahnya Eunwoo tidak lagi memiliki keberanian untuk menemui Chaeyeon.
Pun Chaeyeon tidak ada niat untuk menemuinya.
Sejak hari itu, hari-hari Eunwoo berjalan seperti biasanya, tetap bekerja, tetap mengawasi Jeno, yang berbeda adalah eksistensi Chaeyeon yang kembali menghilang dan pertunangan Eunwoo dan Doyeon yang akan segera dilaksanakan.
Eunwoo menatap kosong ke arah sarapannya di meja sementara sang ayah masih terus menghabiskan sarapannya dengan acuh, berbeda dengan Jeno yang memandang iba sang kakak.
"Papa berangkat duluan, jangan lupa Alfa nanti siang kita ada meeting penting."
Eunwoo hanya diam tidak mengindahkan sang ayah begitupun Jeno yang hanya melirik kepergian sang ayah dengan sinis.
"Mas... lo gak mau nemuin kak Chaeyeon lagi? Kemaren gua liat dia sam—"
Eunwoo seketika berdiri lalu menoleh ke arah sang adik "Mas berangkat ya, kamu jangan bolos sekolah."
Jeno menghembuskan nafasnya membiarkan Eunwoo berjalan melewati kursinya membawa jas kerja nya.
Disisi lain Chaeyeon menatap wajahnya di kaca meja riasnya.
Wajah yang biasanya polos tanpa polesan make up hari ini tampak semakin cantik dengan riasan tipis dan rambut yang ia buat bergelombang
Chaeyeon menghembuskan nafasnya pelan lalu menoleh ke arah pintu kamarnya yang diketuk kemudian terbuka.
"Udah siap sayang?"
Chaeyeon mengangguk sementara Irene tersenyum, menghampiri Chaeyeon lalu memegang kedua bahu gadis itu.
"Kamu pasti bisa! Minhyun juga pasti bantu kamu nanti."
Memang Minhyun kakak kelas Chaeyeon dulu bekerja dikantor milik Suho dan saat ini menjadi atasan Chaeyeon karena Minhyun adalah tangan kanan Suho.
Chaeyeon sendiri tersenyum lalu menggangguk dan ikut berjalan menuju ke ruang makan.
"Hari ini kamu harus lawan keluarga itu, buktiin kalo kamu bukan orang yang bisa mereka injak dan rendahkan."
Chaeyeon tersenyum tipis lalu menyendok makanannya sementara Siyeon menatap khawatir Chaeyeon yang terlihat berbeda.
🍃🍃🍃
Tidak jauh berbeda, sejak kejadian di rooftop sore yang lalu Siyeon masih tetap menghindar dari Jeno.
Jeno sendiri sudah berhenti.
Sepulang sekolah siang itu Jeno mendapati sosok perempuan masih duduk sendirian di pos menunggu jemputannya yang belum tiba.
Langkah Jeno yang sudah akan mengarah ke tempat Siyeon yang sedang duduk sambil menggambar di buku kesayangannya itu berhenti. Membuat Jeno bisa melihat jelas dari belakang apa yang tengah Siyeon gambar disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest, You
FanfictionKetika janji hanyalah sebuah untaian kata. Lantas apalagi yang bisa dipercayai ?