Harapan Yang Salah

103 21 0
                                    

"Jen ?"

Jeno menoleh mendapati Siyeon yang tengah mengeluarkan kotak bekal miliknya

"Kamu gak makan ?"

"Males"

Siyeon meletakkan sendoknya pada telapak tangan Jeno membuat lelaki itu mendongak melihat Siyeon sedikit menggeser kotak bekal miliknya ke arah Jeno

"Makan. Temen temen kamu udah ke kantin semua"

Siyeon tersenyum kecil lalu bangkit dari kursinya namun tangan Jeno menahan lengannya lalu mengarahkan sendok berisi nasi itu ke mulut Siyeon

"Cepetan buka mulut, pegel"

Mau tidak mau gadis itu membuka mulutnya membuat Jeno tersenyum kecil kemudian menyuap sesendok nasi juga ke dalam mulutnya

"Besok jam 10 gue jemput"

"Hah ?"

Jeno tersenyum sambil menyuapkan lagi nasi ke mulut Siyeon tepat saat mulutnya terbuka membuat gadis itu kembali mengunyah makanan di dalam mulutnya

"Pinter"

🍃🍃🍃

"Selamat pagi cantik"

Chaeyeon tersenyum kecil mendapati dirinya tengah menyandar pada lengan kekar milik Eunwoo dan mengeratkan pelukannya pada pinggang pria itu

"Pulang jam berapa?"

Eunwoo menghela nafas kemudian ikut mendekap Chaeyeon dalam pelukannya

"Aku gak mau pulang, boleh?"

Chaeyeon tersenyum kecil dalam dekapan Eunwoo mencari kenyamanan pada dada bidang pria itu

"Aku laper" Eunwoo tersenyum kecil mendengarnya sebelum akhirnya beranjak dari kasur meraih celana kain miliknya dan melangkah keluar kamar

Sementara Chaeyeon masih terdiam di kasurnya, menatap ke arah baju miliknya yang berserakan di lantai kemudian bangun dan meraih kemeja milik Eunwoo yang menjadi oversize di tubuh Chaeyeon

Membuka pintunya dan mendapati sosok pria itu tengah asik di depan kompor milik Chaeyeon

Chaeyeon tersenyum kecil lalu duduk di sofa miliknya yang terletak sejajar dengan dapur sehingga dirinya bisa puas memandang Eunwoo yang sedang sibuk itu

Pilihan Chaeyeon tidak salah, kan?

Lamunan Chaeyeon seketika buyar saat melihat layar ponsel milik Eunwoo menampilkan nama Jeno disana

"Jeno?" Chaeyeon hanya mengganguk sementara Eunwoo mengisyaratkan Chaeyeon menjawabnya

"Hal—"

"Mas dimana? Mas semalem kok gak pulang? Mas Mingyu juga gak tau mas dimana. Harusnya mas kasih tau aku kal—"

"Di apart aku"

"....kak Chaeyeon?"

"Iya Jeno, mas kamu aku di apartemen aku"

"Hah? Kok? Ish pulang sekolah aku langsung kesitu!"

"Loh jen—hallo????"

Sambungan itu diputuskan sepihak oleh Jeno membuat Eunwoo tertawa kecil

"Aku baru tau Jeno bisa sebawel itu?"

Sementara Eunwoo membawa kedua piring berisi sarapan milik mereka ke meja makan membuat Chaeyeon berjalan riang ke kursi meja makan

"Dia itu preman tapi mulutnya bawel"

🍃🍃🍃

Mungkin hari ini adalah hari tersial bagi Mingyu

Sudah sejak pagi Eunwoo sulit dihubungi membuat Mingyu harus membungkuk berkali-kali memohon maaf pada client yang sudah datang jauh dari Tokyo

"Bos sialan!"

Tambahan lagi, saat ini Doyeon dengan keras kepalanya memaksa menunggu di dalam ruangan Eunwoo yang jelas jelas kosong

"Gua udah bilang Eunwoo gak bisa dihubungin, lo mau nunggu sampe jam berapa disini?"

Doyeon tetap sibuk pada ponselnya, tanpa peduli Mingyu yang sudah berdecak kesal

Sampai akhirnya pintu ruangan Eunwoo terbuka, menampilkan sosok Eunwoo yang membuat senyuman Doyeon merekah namun kembali hilang saat melihat seorang gadis disana

Tangan gadis itu tergenggam erat dalam tangan Eunwoo membuat Doyeon melangkah maju menumpahkan gelas minuman yang di buatkan Mingyu tadi tepat di atas kepala gadis itu

"DOYEON!"

Doyeon tanpa menghiraukan teriakan Eunwoo masih menatap sinis ke arah Chaeyeon yang saat ini sudah basah dan kotor terkena minuman milik Doyeon

"Murahan"

🍃🍃🍃

Siyeon tersenyum kecil ke arah Jeno yang saat ini tengah berbaring pada kain tikar yang sudah Siyeon gelar di taman kota

"Lo suka film apa?"

"Hng?"

Jeno tersenyum kecil sebelum akhirnya mengeluarkan IPad miliknya dan mulai mencari film yang akan ia tonton bersama Siyeon

Pada akhirnya mereka memilih salah satu film, menonton bersama sebelum akhirnya Siyeon membuka bekal yang sudah ia siapkan sebelumnya

"Gue gasuka timun"

Siyeon menoleh ke arah Jeno yang memisahkan timun dari makanan kemudian Siyeon mengambil alih tempat makannya dan memisahkan timunnya

"Makan gak boleh milih."

Jeno hanya tertawa kecil melanjutkan tontonannya sampai suara ponsel Jeno mendistraksi nya

Siyeon sempat melirik nama penelfonnya

Nama yang detik itu juga membuat Jeno berlari meninggalkan Siyeon tanpa sepatah kata

Siyeon sendiri masih membatu sebelum akhirnya menghela nafas berat dan merapikan barang bawaannya tadi

Mungkin ada yang darurat, pikir Siyeon

Namun seketika pemikiran itu buyar tepat ketika bis yang Siyeon tumpangi melewati sebuah halte

Jeno disana

Lengan milik Jeno memeluk seorang perempuan disana. Perempuan yang dulu pernah Siyeon lihat membuat Jeno menangis keras.

Siyeon salah, ya?

Harusnya Siyeon tidak perlu repot repot menyadari kenyataan kalau dirinya sudah jatuh hati pada Jeno.

Harusnya Siyeon tetap menepis pikirannya yang menyatakan dirinya sudah jatuh hati

Sehingga saat itu tidak perlu ada air mata yang harus turun dari kedua mata Siyeon.

Dearest, YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang