"Tumben"
Jeno yang baru mendudukan diri disamping Jaemin menoleh saat pria yang sibuk bermain game itu berceletuk
"Apaan ?"
"Kak Yeeun, udah seminggu ini gak pernah ngikut kesini"
Renjun yang sebelumnya sibuk dengan bukunya menatap serius ke arah Jeno
"Yaelah. Shasha aja gak ada hari ini" Jeno berusaha untuk terlihat tenang, walaupun kenyataannya pemuda itu sudah hampir 5 kali mengecek notifikasi ponselnya
"Beda nyet. Shasha mah gak ada kita juga sering kesini orang ini rumah cowoknya, nah lo sama kak Yeeun udah gak ketemu berapa hari ?"
Jeno diam, sementara Jaemin menghentikkan game yang sedang ia mainkan dan berfokus pada Jeno yang malah menyalakkan rokoknya
"Lo lagi ada masalah sama kak Yeeun ?" Jeno tidak menjawab. Mulutnya justru sibuk membuang asap rokoknya membuat Renjun ingin menepis lintingan nikotin itu
"Lo kalo ada masalah sama kak Yeeun omongin, No"
"Cabut ah gua" Jeno meraih kunci motor dan jaket jeans nya
"Yaelah mau kemanasi. Biasa juga gak inget rumah" memang mulut Dirgantara Jaemin perlu di lakban sesekali
"Mau les, tar lagi guru gua dateng"
Jeno berjalan keluar dari rumah Renjun lalu menghilang bersama motornya meninggalkan Jaemin dan Renjun yang masih duduk disana
"Bohongnya goblok banget heran" ucap Jaemin lalu membuka instagramnya
"Ya Allah Minju cantik banget pusing gua" Renjun mengintip ke arah ponsel Jaemin yang menampilkan sosok perempuan disana
Renjun menggeleng. Pusing.
🍃🍃🍃
"Thanks ya udah ngabarin gua" Haechan hanya menepuk pundak Jeno yang masih membeku disitu
"Lo yakin gapapa gua tinggal ?"
"Santai, itu kasian cewek lo udah nungguin" Jeno mendelik ke arah seorang gadis berwajah bule
"Yaudah, gua balik ya. Kalo ada apa apa telfon gua aja" Jeno hanya mengacungkan jempol nya lalu menatap punggung sepupu nya yang saat ini menghampiri kekasih nya
Jeno tersenyum masam melihat Somi yang merupakan teman sekelasnya itu bergelayut manja pada lengan Haechan
Sementara gadis yang ia harapkan untuk bersikap seperti itu tengah duduk berjarak beberapa meja dari Jeno
Disana Yeeun sedang tertawa sesekali bercanda dengan seorang pria yang terlihat jauh lebih dewasa daripada dirinya
Jeno masih terus mengikuti pasangan itu, berjalan keluar dari kafe. Mengitari taman kota sambil bergelayut manja
Bahkan Jeno masih tetap disana. Berdiri memandang sepasang kekasih yang tengah duduk manis sambil memakan cemilan dan tertawa dibawah langit yang sudah gelap
Jeno memilih berbalik dan mendapati gadis cantik tengah memandangnya dengan tatapan iba sementara mata Jeno sudah berkaca kaca
"Nangis aja Jeno" Jeno menatap gadis itu, gadis itu menunjukkan sebungkus tisu yang ia bawa
"Aku punya tisu, nangis aja"
Pada akhirnya Jeno menunduk, membiarkan air matanya terjatuh. Bahu nya bergetar menahan isakan
Sementara gadis itu terdiam di tempatnya. Tanpa berani menyentuh Jeno yang sudah menarik lembaran tisu dari bungkusan yang dipegang gadis itu lalu mengangkat kepalanya setelah air mata nya sudah terhapus habis oleh lembaran tisu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest, You
FanfictionKetika janji hanyalah sebuah untaian kata. Lantas apalagi yang bisa dipercayai ?