Rose terbangun dari tidurnya, membalikkan badan dan membuka mata. Sungguh pemandangan inilah yang Rose impikan, bisa melihat wajah Jungkook kala ia bangun
Rose tersenyum dan mengelus pipi suaminya.Cup.
"selamat pagi suamiku" ucapnya pelan
Jungkook terbangun karna merasakan sesuatu yang kenyal menyambar bibir nya. Jungkook tertegun melihat wajah istrinya yang masih saja cantik meskipun baru bangun tidur.
"Selamat pagi juga" Mereka sama-sama menatap lekat satu sama lain, jungkook ingin mendekat kan wajah nya ingin meraup bibir istrinya kembali
Tok tok tok.
Sial, umpat jungkook dalam hati.
Rose pun membukakan pintu kamarnya, terlihat ada dua orang suruhan nya kemarin
"Kenapa baru kau antarkan baju ku sekarang?" tanya rose
"Kemarin ada kendala nyonya" ucap salah satu pembantu ibunya itu.
"Bilang saja jika di suruh eomma"
Pembantu yang mendengar itu pun kaget karna Rose ternyata tau bahwa ibunya lah yang merencanakan ini.
Mereka hanya menundukkan kepala"Tuan jeon beserta keluarga besar sudah tiba dan sekarang berada di bawah nyonya, kami di suruh untuk memberi tahukan nyonya juga"
"Yasudah kalian boleh pergi, aku dan suamiku akan bersiap siap dulu"
Pelayan pun pergi dari sana.
"Jungkook tolong angkat ini ke kasur" jungkook pun turun dari ranjang hanya menggunakan celana pendek tanpa baju.
"Kenapa tidak menyuruh pelayan saja untuk membereskan baju"
"Tidak Kook, semua kebutuhan mu termasuk baju-baju mu biar aku sebagai istri mu saja yang mengurus nya" jungkook tersenyum mendengar perkataan istrinya.
Dia sangat bahagia karna istrinya ingin menuruti kemauan nya untuk tidak bekerja sebagai model lagi setelah menikah. Rose cukup berdiam diri di rumah dan mengurus nya serta anak-anak nya nanti.
"Cepatlah mandi, aku akan menyiapkan pakaian mu" jungkook mengangguk dan pergi mandi.
Jungkook keluar dari kamar mandi dan melihat istrinya yang menelfon seseorang. Jungkook berjalan kearah nya lalu memeluk pinggang rose dari belakang, membuat rose sedikit kaget
"Baiklah Jennie eonnie nanti kita lanjutkan lagi" rose mematikan panggilan dan menatap jungkook
"Sudah selesai? Baju mu ada di atas ranjang aku mandi dulu"
"Tunggu, apa kau tidak merasa sakit di bawah sana? Perlu ku gendong?" menatap miss v Rose
"Yakk jangan menatap itu!! Tidak perlu, Sebenarnya sedikit perih tapi masih bisa di atasi" ucap rose tersenyum
Jungkook memeluk rose erat"aku tidak sabar ingin kehadiran baby jeon"
"Apa kau mau secepat itu?"
"Aku tidak memaksa, tapi aku juga tidak mau menunda. Ku harap kau segera hamil" mencium kening Rose.
_
_
_
_
_
_
_
_
_"Maaf kalian menunggu lama.." Ujar rose yang menuruni tangga bersama dengan jungkook
"Tidak apa-apa nak, ayo makan" ucap eomma park.
Rose pun tersenyum dan mengambil tempat di sebelah jungkook.
"Tidak perlu!, makanan jungkook biar aku saja yang mengambilkan nya" ujar rose saat pelayan ingin menambahkan nasi di piring suaminya.
Rose mengambilkan makanan untuk nya, padahal yang lainnya di ambilkan oleh pelayan. Namun Rose ingin jika ada dirinya semua kebutuhan suaminya adalah tanggung jawab nya, ia tidak mau orang lain yang melakukannya.
"Apa kalian sudah---" tanya eomma jeon terpotong. rose tau apa maksutnya, membuat rose menunduk malu
"kenapa kau tanya kan itu, lihatlah menantu kita malu" Ucap appa Jeon membuat yang lain terkekeh geli melihat Rose.
"Bagaimana? Benar kata ku kan malam pertama itu enak" Alice berbisik di telinga rose
"Eonni hentikan!! Dasar byuntae, akan ku adukan pada Seokjin oppa"
"Dia yang mengajari ku Chaeyoungssi" Membuat Jungkook dan Rose terkekeh mendengar nya.
Mereka memakan sarapan bersama-sama dengan penuh suka cita.
"Roseya, eomma berharap kau segera mengandung" Ujar eomma jeon membuat alice sedikit tersinggung karna sudah memasuki 5 tahun usia pernikahannya bersama Seokjin belum juga di karuniai buah hati.
Tapi alice selalu bersyukur karna ada Seokjin yang selalu menerimanya apa adanya. Dia benar-benar menjaga Alice.
Di sisi lain para lelaki sedang berkumpul di taman belakang
"Benarkan kookie yang ku bilang, melakukan itu sangatlah enak"
"Benar hyung sepertinya aku akan kecanduan" Jungkook terkekeh dengan ucapannya
"Jungkook, appa berharap kau segera mendapatkan momongan"
"appa ku mohon jangan terburu-buru, kamu juga tidak akan menunda nya. Biarkan tuhan yang mengatur semuanya"
"Tapi kau juga harus berusaha kook, kau tahu kan appa sakit sakitan, umur appa tidak akan lama lagi. Setidaknya sebelum mati appa ingin menggendong cucu"
"Appa berhenti bicara seperti itu, kau pasti bisa sembuh"
"Appa tidak yakin bisa sembuh dengan penyakit jantung appa ini, kau adalah anak appa satu satunya siapa lagi yang akan meneruskan ahli waris jeon jika kau belum juga memiliki keturunan, memiliki ahli waris adalah impian Keluarga kita jeon. Hanya kau anak ku satu satunya"
Appa jungkook berdiri meninggalkan Seokjin dan jungkook. Seokjin turut prihatin karna ia tahu betul bagaimana rasanya di desak untuk segera memiliki momongan.
"Aku yakin kau pasti bisa kook,, berjuang lah" menepuk bahu jungkook
Tanpa di sadari tadi ada rose di balik dindin mendengarkan semuanya. Dan berbalik meninggalkan tempat itu dengan tangan yang masih memegang nampan berisi teh.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_"Kalau begitu eomma dan appa pulang dulu, jaga diri kalian" eomma jeon memeluk rose
"Ingat perkataan appa tadi nak" ucap appa jeon pada jungkook lalu memasuki mobil bersama eomma jeon.
"Chaeyoung eomma juga pulang dulu nee..." eomma park mengelus rambut Rose
"Eomma pasti kesepian sendirian di rumah"
"Sebenarnya sejak Beberapa hari yang lalu aku dan Seokjin sudah pindah ke rumah eomma dan tidak tinggal bersama mertua ku lagi" sahut alice
"Kenapa?"
"Seokjin tau, eomma nya sedikit tidak suka padaku karna aku belum juga hamil, makanya Seokjin ingin membeli rumah sendiri dan pisah rumah dengan orang tuanya, tapi aku menolak karna eomma juga sendirian sejak kematian appa.. Jadi Aku memutuskan ingin menjaga eomma" Ucap alice dengan berkaca-kaca, lalu tangannya di genggam erat oleh Seokjin yang memberikan kekuatan dan semangat pada alice
"Maaf eonni aku tidak tahu soal itu, Tolong jaga eomma dengan baik nee" Rose memeluk alice eonni.
Ya sebenarnya sebelum menikah Rose sering tidur di apartemen miliknya sendiri, apalagi saat mendekati hari pernikahan ia sudah tidak sempat tidur di rumah karna harus mempersiapkan pesta pernikahannya sebaik mungkin.
"Semoga nasib mu lebih beruntung dari pada aku Chaeyoungssi"
"Jangan bicara seperti itu eonni, kita adalah wanita yang beruntung... Percayalah kau pasti bisa hamil.."
*
*
*
*
*
*
*
*
*