Sarapan

467 24 10
                                    

Selamat membaca!!!

Diza sedang berada di kantin sekolahnya untuk memesan seporsi bubur ayam untuk sarapan pagi ini, entah kenapa perutnya terasa sangat perih sekali padahal hari-hari biasanya gadis itu sangat jarang sarapan dengan alasan malas makan pagi-pagi namun untuk kali ini dia tidak bisa menahannya.

Dan sekarang semangkok bubur ayam sudah berada diatas nampan yang sudah dia pegang, Diza lalu mengitari pandangannya pada seisi kantin untuk mencari tempat duduk yang nyaman, dengan langkah pelan dan pandangan memutar gadis itu mencari bangku mana yang akan dia duduki.

Lalu dia melihat sosok Gio sedang duduk sendirian dan juga sedang sarapan seperti dirinya rupanya sekarang Diza sudah menemukan tempat mana yang akan dia duduki,dengan senyum yang tercetak di bibirnya Diza berjalan menghampiri Gio

"Pagi Gioooo"

Gio hampir saja menjatuhkan sendoknya karena suara Diza yang menggelegar itu

"Gue boleh duduk sini kan?boleh dong"
Dia yang bertanya dia juga yang menjawab.

Setelah duduk berhadapan dengan Gio gadis itu kemudian hendak memakan sarapannya namun sebelum itu Diza mengambil selembar tisu yang ada diatas meja dan menggerakkan sedikit badannya untuk maju ke depan dan tanpa di duga Diza membersihkan ujung bibir Gio yang terdapat sedikit sisa-sisa makanan

Gio refleks diam mematung, laki-laki itu tidak memberontak ataupun melakukan suatu penolakan dia malah diam dengan badan kaku, badannya memang diam tapi jantungnya tidak.

Setelah selesai Diza lantas duduk kembali dan Gio langsung menemukan kesadaran dari dirinya, dia lantas menoleh kearah Diza yang ada didepannya dengan wajah datar khasnya dan malah di balas senyuman manis oleh gadis itu.

"Tadi ada nasi disitu"
Ujar Diza sambil menunjuk ujung bibirnya sendiri.

"Kode ya lo minta disuapin?"

Gio tidak menjawab laki-laki itu malah mengambil beberapa lembar tisu dan mengelap seluruh bibirnya.

"Gue bisa sendiri"

"Udah bersih ngapain dibersihin lagi?aneh"

Diza lalu segera memakan sarapannya dengan tenang sedangkan Gio, setelah membersihkan kembali bibirnya laki-laki itu lantas meminum air mineral miliknya yang ada diatas meja. Tak disangka Diza malah menyodorkan sendok berisi bubur kehadapan Gio.

Gio hanya diam dengan kening berkerut membuat Diza berdecak kesal.

"Makan malah diem"

"Gak"

"Makan gue maksa"

"Ck gak"

"Cobain aja deh cobain"

"Dikitttt"

"Dikit bangettt"

"Dikit banget persis kayak kata-kata yang keluar dari mulut lo"

"Sekali gak tetep gak!"

"Susah banget tinggal mangap doang tangan gue pegel nih"

Karena nafsu makannya sudah hilang Gio langsung saja bangkit dari duduknya, melihat itu dengan sigap Diza meraih sebelah tangan Gio dan membuat laki-laki itu menoleh dengan tatapan tajamnya.

"Lepas"
Ujar Gio dingin.

"Mubazir makanan lo belum abis itu"
Jawab Diza sambil menunjuk mangkok soto milik Gio dengan dagunya.

Gio tidak menjawab, laki-laki itu berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Diza dan Diza juga berusaha untuk menahan laki-laki itu. Tak disangka Gio menghentakkan tangan Diza yang menahannya itu dengan kasar bahkan saking kasarnya tangan Gio menyenggol mangkok miliknya yang berisi soto ayam sampai jatuh ke lantai dan pecah.

GiofadizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang