Selamat membaca!!!
"Kenapa? kamu marah? Kamu gak ikhlas nyetrika baju saya?"
Mamanya itu saat ini sedang memarahi Diza karena Diza tak sengaja membuat salah satu baju mamanya berlubang akibat terbakar walaupun sebenarnya Diza tidak sengaja
"Diza tadi udah matiin setrikanya dulu ma sebelum ke dapur"
Jawab Diza sambil menundukkan kepalanya"Sekarang liat ini!" Ujar mamanya sambil menenteng bajunya yang berlubang "kamu liat gak? Yang saya liat baju saya rusak ya berarti kamu lalai!"
Diza masih tak berani mendongakkan kepalanya gadis itu masih terus menunduk "maaf ma" ujar Diza pelan
"Maaf gak bakalan bikin baju saya kembali seperti semula!"
Mamanya yang emosi langsung saja melempar asal bajunya ke lantai dan pergi meninggalkan DizaDiza lalu memungut baju itu untuk melihat kerusakannya, dia ingat sekali sebelum dia pergi ke dapur untuk minum air dia sudah mencabut colokan setrika itu dan menaruh pada tempatnya tidak mungkin dia lupa dia benar-benar ingat dia yang mencabut colokan itu tapi kenapa bisa jadi seperti ini
"Gue kasian deh sama lo, gak ada atau ada papa sekalipun nasib lo tetep aja, mengenaskan ups"
Diza mendongak saat mendengar suara Jessie, ternyata gadis itu sudah ada di ruangan ini sambil menyender punggung di pintu lalu menatap remeh Diza
"Kasian banget sih gak ada yang peduli ya" sambung Jessie dengan raut wajah sok sedih sedangkan Diza hanya menatap datar perempuan di depannya ini
"Lo kan yang ngelakuin ini?"
Tanya Diza dengan nada dingin sambil mengarahkan baju yang di pegangnya ke wajah JessieJessie lantas mengambil alih baju itu dari tangah Diza "kalau iya kenapa? Mau marah? Mau ngadu? Emang ada yang peduli hm?" Ujar Jessie kepada Diza yang membuat Diza menahan rasa kesal dengan mengepalkan kedua tangannya
"Kan papa lagi gak ada di rumah lo kenapa bikin gue jadi kena masalah? Biasanya kan lo caper kalau ada papa doang"
Ujar Diza datarJessie kemudian berdiri tegak dan berjalan mendekati kearah Diza kemudian Jessie lantas berjalan mengelilingi Diza terus-menerus sambil menempelkan jari telunjuk ke bibirnya seolah tengah berpikir "emm iya sih, cuman kayaknya gak enak aja sehari tanpa liat lo" menderita" jawab gadis itu kemudian tersenyum licik
"Sekarang lo udah puas kan kalau....."
Brakkk
Jessie dan Diza terkejut ketika mendengar suara sangat kencang seperti suara pintu yang di banting mereka kemudian saling pandang setelah itu keduanya jalan mengendap-endap menuju keluar dan melihat apa yang terjadi
Prangg
Dan saat mendengar suara-suara benda yang jatuh dan pecah keduanya lantas bersembunyi di balik tembok di dekat dapur, Diza sempat berpikir apakah ini mamanya yang mengamuk, tapi sepertinya tidak mungkin sampai semarah ini
Karena penasaran Diza memberanikan diri untuk mengintip, dan betapa terkejutnya dia saat melihat tiga orang bertopeng dengan baju serba hitam mengepung rumahnya kemudian Diza buru-buru bersembunyi lagi di balik tembok, jantungnya berdegup kencang nafasnya tak teratur saking paniknya dia dan Jessie pun sama dengannya
"KELUAR KALIAN YANG ADA DI RUMAH INI!!!"
ujar salah satu orang itu lalu kembali memecahkan barang-barang di rumah iniDiza meremas erat baju yang dia pakai, dadanya naik turun bahkan sekarang kakinya sudah lemas dia bingung apa yang harus dia lakukan disini hanya ada dirinya, Jessie dan juga mamanya, Diza yakin penjaga di depan rumahnya sudah habis babak belur di pukuli oleh mereka bertiga
"KELUAR ATAU RUMAH INI BAKALAN HANCUR!"
Brakkk
Mereka bertiga membanting kursi makan dan sebentar lagi tempat persembunyian Jessie dan juga Diza akan segera mereka temukan, lantas apa yang harus dia lakukan sekarang?
Jessie melirik ke samping kanannya dia melihat Diza yang tengah mengintip para preman itu kemudian dia lantas berpikir sejenak lalu tanpa mengatakan apapun Jessie lantas mendorong Diza untuk keluar dari balik tembok ini, dari pada rumah ini hancur lebih baik harus ada satu yang dikorbankan
"Aaaaa"
Teriak Diza karena Jessie yang dengan sengaja mendorongnyaGadis itu terjatuh tersungkur ke lantai kemudian Diza mendongakkan kepalanya secara perlahan dilihatnya ketiga preman itu berjalan menghampiri Diza sambil tersenyum di balik topengnya dan Diza, gadis itu terus mundur untuk menghindari mereka bertiga karena sudah terjebak tembok di belakangnya, Diza mencoba untuk bangkit dari posisinya dan menatap dengan raut wajah takut pada preman di depannya ini
"Kalian siapa? Ada apa kesini?"
Tanya Diza sambil menatap satu-persatu ketiga preman ini"Kita mau lo untuk menebus kesalahan papa lo itu"
Jawab preman yang ada ditengah dan berusaha untuk mengambil salah satu tangan Diza"Lepas!" Ujar Diza sambil menghentakkan kasar tangan preman yang hendak menyentuhnya "kesalahan apa?" Sambung Diza mencoba untuk tenang
"Lo gak perlu tau!"
Jawab satunya lagi yang berada di sebelah kanan DizaLalu dua preman diantara mereka memegangi kedua tangan Diza agar gadis itu tidak kabur dan dengan sekuat tenaga Diza mencoba untuk memberontak tapi usahanya tidak sebanding dengan kekuatan mereka
Akhirnya dengan kekuatan yang dia punya Diza menahan kedua tubuhnya agar tidak bergerak sambil menarik kedua tangannya dan preman-preman itu menarik kearah berlawanan tangan Diza agar dia mau berjalan
"Jalan atau kita bisa berbuat kasar!"
Ujar salah satu preman yang menarik tangan Diza"Gue bilang lepas ya lepas!"
Jawab Diza dengan lantangMungkin Diza beruntung karena kedua preman itu pasrah dan melepaskan tangan Diza yang mengakibatkan gadis itu langsung terjatuh ke lantai tapi sayangnya dia tak seberuntung yang dibayangkan karena sialnya kedua telapak tangan Diza menyentuh pecahan kaca dari furniture yang tadi di hancurkan oleh preman-preman itu
"Shhh aww"
Diza mengangkat kedua telapak tangannya dan terkejut saat darah mengalir begitu deras akibat pecahan-pecahan kaca itu"Makanya nurut!" Preman itu lagi-lagi menarik tangan Diza dan dia tidak menyerah begitu saja dengan gerakan kilat Diza menendang salah satu perut preman yang hendak menarik tangannya
"Cewek sialan!"
Ujar preman yang Diza tendang tadi sembari memegangi perutnya yang cukup nyeriTiba-tiba salah satu tangan Diza diputar kebelakang oleh preman yang satunya dan tentu saja itu membuat Diza merasakan sakit yang luar biasa ditambah lagi luka pada telapak tangannya
"Lepas!!!"
Ujar Diza sambil menahan rasa sakitnyaNamun preman itu semakin gencar memutar tangan Diza "Lo sendiri yang minta di kasarin kan cewek sialan!" Jawabnya
Diza hendak menyikut perut preman itu dengan siku kanannya yang tidak ditahan namun dengan sigap preman yang satunya memegangi tangan itu dan mengarahkannya ke belakang
"Jangan macem-macem lagi"
Ujar preman yang memegangi tangan kanan Diza itu"Tahan tangannya kebelakang"
Ujar preman yang tadi Diza tendang perutnyaDan sesuai yang diperintahkan tadi preman-preman itu menahan tangan Diza kebelakang agar dia tidak bisa melakukan apapun dan sekarang Diza hanya bisa pasrah dan berharap akan ada pertolongan dari siapapun.
Mereka bertiga lantas membawa Diza keluar dari rumah ini namun sebelum benar-benar keluar Diza sempat melihat mamanya yang bersembunyi di lantai dua dan hanya menatap Diza tanpa melakukan apapun, dengan tatapan yang sendu dia menatap mama tirinya sembari berkata 'tolong' tanpa ada suara dan mamanya masih tidak melakukan pergerakan sampai Diza benar-benar di bawa keluar oleh ketiga preman itu.
☆☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Giofadiza
Teen Fiction[DIREVISI SETELAH TAMAT] sebuah kisah yang menceritakan tentang 2 remaja Giofazra Julian Alterio dan Adiza Clairine hari pertama kepindahan Gio di SMA Alexa cukup membuat gempar kaum hawa disana lebih tepatnya mereka terpesona pada pandangan pertam...