Hay...
I'am back....
Enjoy the story.....
.
.
.
.Dering ponsel nyaring terdengar, membuat pria satu satunya yang ada dikamar itu terbangun dari tidur lelapnya. Dengan malas ia meraih bendah pipih itu dari nakas samping ranjangnya. Mencoba melihat siapa gerangan yang berani mengganggu pagi tenangnya. Nampak tertera nama sang kakak dari layar datar itu, ah... Kalau begini kan ia tak berani untuk marah.
Kak Taeyong 📞
"yobseyo" sapa dari sebrang sana
"oh jen. Sudah bangun kau rupanya"
"ck! Sekarang aku sedang menerima telfonmu artinya aku sudah bangun kak. Ada apa memangnya menelfonku sepagi ini?"
"jam berapa kamu berangkat ke kantor hari ini?"
"agak siang mungkin jam 9 nanti aku baru kekantor. Memang ada apa kak? Jangan berbelit belit"
"hehehe. Maaf. sebenarnya aku ingin kau mengantar Hana pergi sekolah sekalian nanti kau berangkat ke kantor"
"tumben sekali. Memang kakak dan kak Doyoung kenapa?"
"Doyoung sakit jadi aku harus menjaganya. Jadi tolong bantu kakak mu ini ya jen" rayu taeyong
"ya sudah, ya. Biar Hana nanti aku yang antar"
"trimakasih adikku. Jangan lupa, kemari sebelum pukul 8. Arraci?"
"oh kak cukup. Kau membuatku mual dipagi hari. Sudah ya, aku matikan"
seru Jeno tanpa menunggu jawaban dari sang kakak.
Tut tut
Ahhh,,, sepertinya pagi ini Jeno tak bisa bersantai. Selepas meletakkan ponselnya di meja ia segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ini sudah pukul 7 lewat ngomong ngomong. Dan kurang ajarnya lee taeyong menyuruhnya sampai dikediaman kakaknya itu sebelum pukul 8. Haaa... Sabar Jen, orang baik pasti ada ganjarannya.
🌻🌻🌻
Pukul 8 kurang 10 menit, Jeno sampai dikediaman sang kakak. Dengan santai ia melangkahkan kaki jenjangnya kedalam rumah mewah milik Lee Taeyong itu. Beberapa asisten rumah tangga yang melihat Jeno menunduk hormat dan menyapa dengan ramah.
"pagi bibi Han" sapa Jeno pada salah satu asisten yang ia jumpai
"pagi juga tuan"
"apa Hana sudah bersiap bi?" tanya Jeno
"uncle~ Hana siap~" suara melengkin dari sang ponakan menjawab terlebih dulu sebelum bibi Han sempat menjawab pertanyaan Jeno
"wow. Cantik sekali ponakan uncle pagi ini" ucap Jeno sembari memeluk Hana yang telah berlari kearahnya.
"tentu. Hana putriku, jadi wajar jika dia cantik" timpal taeyong dari arah tangga tak jauh dari ruang tamu tempat Jeno berada sekarang.
"ck! Percaya diri sekali" balas jeno dengan merotasikan matanya jengah
"uncle jangan hiraukan papa. Lebih baik kita berangkat sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK HOME
RomanceBukan Haechan yang ingin ada di situasi ini. Bukan juga Jeno yang ingin semua jadi seperti ini. Lantas, jika sudah seperti ini siapa yang berhak disalahkan? Haruskah takdir yang dipersalahkan? Benarkah takdir sekejam itu? Tak bisakah takdir menj...