TUJUH

519 84 3
                                    


Hay yoo yorobunnn.....
Iam back....
Enjoy.......

.
.
.
.
.
.

Lucas duduk dengan tenang (ah, mungkin lebih tepatnya mencoba tenang) ditaman tempat ia dan Haechan tadi malam membuat janji. Taman nampak sepi di jam ini. Memangnya siapa yang pergi ketaman dijam kerja :p :v

Lucas sengaja datang lebih awal dari waktu yang dijanjikan, hanya untuk sekedar lebih mempersiapkan diri. Cukup lama ia duduk dikursi taman itu, merangkai kata sebaik mungkin agar Haechan bisa menerima penjelasannya dengan baik tanpa ada yang terlewat.

"hai kak.. Maaf membuat kak Lucas menunggu lama" sapa Haechan, masih dengan nafas yang sedikit terengah.

"oh kau sudah datang haechanie. Tak apa aku juga baru datang" dustanya, sembari menggeser duduk isyarat untuk Haechan agar segera duduk disampingnya yang kemudian dituruti oleh Haechan.

"apa yang ingin kak Lucas bicarakan?" tanya Haechan setelah nyaman dengan posisi duduknya
Sedangkan Lucas hanya membalas dengan senyum tipis dan mengarahkan pandangannya pada bunga-bunga didepannya. Ia mencoba untuk memantapkan hati rupanya. Melihat itu Haechan hanya sanggup menunggu Lucas mengutarakan tujuannya dengan sabar.

"ehem" deham Lucas, sebagai pembuka berhasil mengambil fokus Haechan

"apa aku sudah pernah memberi tahumu bahwa aku memiliki adik?" tanya Lucas, memulai pembicaraan mereka

"ya. Kak Lucas pernah bilang jika kakak memiliki adik perempuan yang seumuran denganku"

"apa aku juga sudah pernah bilang jika adikku hilang?" tanya Lucas dengan pandangan fokus pada Haechan

"ha? Tidak. Kak Lucas, belum pernah memberi tahuku tentang itu" jawab Haechan mulai tak enak

"kalau begitu boleh kah aku bercerita tentangnya?"

"tentu kak. Aku selalu ada waktu untuk mendengarkan ceritamu" jawab Haechan mantap

Seperti dugaan Lucas, Haechan akan menjadi pendengar yang baik.

"huft. Biar kumulai cerita ini dari Lucas kecil yang merasa iri dengan kawan-kawannya yang memiliki adik yang lucu" mulai Lucas, pandangannya kembali menerawang kedepan melihat kilas balik hidupnya waktu itu, dan dengan senang hati Haechan mendengarkannya

"saat kecil aku sungguh ingin memiliki adik. Saat itu usiaku baru 5 tahun. Kawan kawanku bilang, 'memiliki adik itu menyenangkan. Kau bisa bermain dengan makhluk lucu dan imut selain itu adik kecil juga bisa membuat rumahmu menjadi ramai dan seru'. Jujur saja aku paling tertarik dengan alasan terakhir itu. Aku juga ingin rumahku bisa ramai dan seru, jadi hari itu juga aku memutuskan untuk mengatakan keinginanku pada papa dan mama jika aku menginginkan adik kecil yang cantik" Lucas mulai tertawa mengingat hal itu

"tapi papa dan mama bilang jika belum saatnya aku memiliki adik saat itu. Aku tau papa dan mama masih terlalu sibuk mengurus perusahaan saat itu. Apalagi saat itu adik dari mama belum bisa memegang perusahaan karena ia belum lulus pendidikan. Jadi mama baru bisa hamil saat usiaku 6 tahun. Sungguh kami benar benar senang mendengar berita itu"

"namun, sepertinya disamping kebahagiaan kita ada orang lain yang merasa tidak suka. Selama masa kehamilan mama, banyak sekali kejadian kejadian yang membahayakan mama dan calon adikku. Seluruh keluarga bahkan sampai turun tangan melindungi mama, termasuk aku yang menjadi lebih overprotective. 2 bulan terakhir kehamilan mama situasi mulai tenang. Kami pikir para penjahat itu mulai jerah. Tapi nyatanya salah.  Ketenangan kita mulai terusik dihari kelahiran adik kecilku" jeda Lucas sesaat, mencoba menguatkan diri. Matanya mulai merah menahan tangis,  Haechan hanya mampu menggenggam tangan besar Lucas mencoba menguatkan

"hari itu. Hari bahagia sekaligus hari buruk untuk kami sekeluarga. Adik kecilku terlahir dengan sehat dan cantik, kata orang ia duplikat mama saking miripnya, apa lagi bibir berbentuk hati mereka. Mulai saat itu adik kecilku menjadi kecintaan kami semua. Tapi sayangnya, ia hilang dimalam saat kami semua terlelap dalam mimpi. Dugaan kami ia diculik oleh rival papa, namun kami tak memiliki bukti apapun. Polisi bahkan kekurangan bukti untuk mengusut kasus itu. Detektif dan semua suruhan keluarga besarku ikut andil mencarinya. Meski hanya dengan bekal foto adikku yang baru lahir dan juga kalung yang mama kenakan padanya. Selama 23 tahun kami terus mencari meski banyak orang yang menyuruh untuk berhenti. Hingga beberapa waktu lalu aku berhasil menemukannya." Lucas, menghentikan cerita panjangnya. Air mata sudah memenuhi wajah tampannya. Haechan baru pertama kali melihat Lucas semenyedihkan ini

"kak... Apa kau sudah menemuinya?"tanya Haechan pelan

"sudah" jawabnya sembari tangannya sibuk menghapus air mata

"apa kau sudah mengatakan kebenarannya?"

"sedang aku usahakan. Aku takut ia tak mau menerima kenyataan ini. Apa lagi ini sudah sangat lama"

"kak... "

"Haechan. Tolong baca ini" potong Lucas, sembari menyerahkan lembar tes DNA yang ia simpan ditas jinjingnya.

Haechan ambil kertas itu, ia mulai membaca dengan seksama tiap hurufnya. Tangannya mulai gemetar dan tubuhnya mulao menegang saat matanya membaca isi surat itu. Sungguh, Haechan tak habis pikir dengan ini semua.

"Haechan. Kau masih ingat hari dimana rambutmu tersangkut di kancing kemejaku?" tanya Lucas, tiba tiba

Haechan hanya menatap Lucas tanpa kata

"maaf kalau lancang. Sejujurnya aku sudah yakin kau adalah adikku diawal pertemuan kita dengan melihat kalung itu. Tapi aku juga butuh bukti kongkrit. Jadi aku sengaja membuat rambutmu tersangkut di kancing kemejaku agar kau tak curiga jika aku mengambil rambutmu untuk tes DNA" jelas Lucas dengan tatapan sendunya. Namun Haechan masih tetap diam dengan mata yang mulai berair. Pikirannya kosong saat ini

"aku tau kau pasti masih sangat terkejut. Tapi tolong, percayalah padaku. Papa, mama dan aku merindukanmu adik kecilku. Kami tak masalah jika kamu masih belum siap menerima ini. Tapi yang harus kamu tau, kami selalu menunggumu pulang" lembut Lucas

"a-aku, aku harus pergi" lirih Haechan, membuat Lucas tersenyum sedih

"biar aku antar"

"t-tidak. Aku ingin sendiri"

"huff... Kabari aku jika kamu sudah siap. Mama, papa dan aku benar benar merindukanmu" lirih Lucas, sebelum Haechan benar benar pergi meninggalkannya

Lucas menggacak surainya, frustasi.
'apa aku melakukan hal yang benar? Apa ini terlalu cepat?' gunda batinnya.

"Tuhan. Aku mohon persatukan kami kembali dalam keluarga" doa Lucas

🌻🌻🌻🌻

Akhirnya Lucas bilang juga..... 😭😭😭
Kira kira Haechan mau nggak ya balik sama keluarganya?

Tolong nikmati ceritanya ya....
Have a nice day...

Jan lupa vote dan comment biar fia makin semangat lanjutin cerita  💞💕💞

BACK HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang