SATU

1.8K 147 25
                                    

Hi yorobunn.......
I am back with another book.....
Enjoy the story.......
Please vote and comment......

.
.
.
.
.
.
.

Matahari hari ini nampaknya sedang bersemangat. Dengan gagah bertengger tepat diatas kepala. Siang yang terik dan menyebalkan bagi sebagian orang sepertinya. Ah, seperti pria tampan yang satu ini, mungkin. Sebut saja dia Jeno-Lee Jeno. Panas terik siang ini lebih terasa menyebalkan dengan adanya gadis yang bergelayut manja pada lengan kekarnya. Oh, astaga. Tak tau kah gadis ini jika ia sedang sibuk menuntaskan tanggungjawabnya. Ya,  walaupun ruang kerjanya ber AC tapi tetap saja kan, adanya gadis ini disekitarnya membuat gerah. Sial!!!

"chaewon,,, please! jangan ganggu aku dulu. Aku sedang sibuk" desis Jeno pada gadis disampingnya.

"tidak. Sebelum kamu ikut bersamaku. Lagi pula hari ini kita akan fitting baju pernikahan kita Jen. Tak masalah bukan jika pekerjaan ini ditunda" tolak chaewon

"aku sudah berkali kali bilang. Stop, bicara soal pernikahan. Aku tidak mau. Kau mengerti?!"

"tapi orang tua kita sudah menyiapkan pernikahan kita jen"

"kalau begitu biar mereka yang menikah. Sekarang sebaiknya kau keluar"

"tidak!" keukeuh chaewon

"ck! Kau yang keluar atau aku yang keluar?" ancam Jeno. Namun tak ada balasan, chaewon tetap berdiri disamping kursinya.

"ok. Biar aku yang keluar" seru jeno sembari membanting berkas yang sedari tadi ia genggam dan kemudian bergegas keluar ruangannya.

"jen.. Jeno, tunggu aku!!" teriak chaewon yang sama sekali tak dihiraukan Jeno sama sekali.

Dengan langkah lebar Jeno keluar dari ruangannta menuju tempat parkir kantornya. Beberapa sapaan dari karyawannya ia hiraukan. Yang Terpenting sekarang dia bisa menjauh dari chaewon walau tanpa tujuan yang jelas.

🌻🌻🌻

Setelah berhasil memasuki mobilnya Jeno segera melajukan mobilnya, hingga ia melewati taman kota yang bisa dibilang cukup ramai di siang hari yang terik ini. Jeno memutuskan berhenti di taman itu. Melihat sekeliling, mencoba mencari tempat untuk menenangkan pikiran. Hingga,  ia menemukan satu bangku taman kosong dibawah pohon rindang. Cukup nyaman pikirnya. Dengan segera ia mendaratkan pantatnya di kursi itu, menikmati pemandangan yang ada. Perlahan matanya tertutup menikmati angin musim panas yang terasa hangat, beruntung pohon rindang itu melindunginya dari panas matahari.

Belum lama matanya terpejam merasakan hembusan angin, pergerakan disampinya membuyarkan ketenanganya. Sepertinya ada seseorang yang ikut duduk dibangku itu. Perlahan mata Jeno terbuka, mencoba mencari tau siapa gerangan yang berhasil mengganggu ketenangannya.

"aku menemukanmu"

"kau... Benar benar. Sudah ku bilang jangan ikuti aku!!" Jeno benar benar emosi kali ini

"dari tadi mama menelfon ku untuk membawamu fitting baju kita"

"sial.... Aku sud..." ucapan Jeno terputus kala ia merasakan tepukan halus pada kakinya. Dengan gerakan lambat ia menoleh. Dapat ia lihat anak lelaki bermata sipit berusia sekitar 4-5 tahun tengah tersenyum padanya. Oh astaga senyumnya sungguh indah, hingga tanpa sadar Jeno ikut tersenyum

"Uncle..." sapa anak itu

"yaa?" jawab jeno masih dengan eye smile nya

"emm.... Uncle, boleh Jio minta tolong" katanya sembari memasang wajah memelas dan tangan yang saling bertaut didepan dada yang demi apa pun terlihat begitu menggemaskan.

BACK HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang