Hy yorobun.....
I'm back....
Enjoy.......
.
.
.
.
.
.Ruang kerja khusus dari salah satu perusahaan besar itu nampak hening. Pasalnya satu satunya penghuni dalam ruangan itu sedari tadi hanya diam sembari memijat pangkal hidungnya. Ini memang masih terlalu pagi untuknya ada di kantor. Namun bagaimana lagi, akhir akhir ini ia nampak tak tenang dalam tidurnya. Sedikit bocoran, sudah beberapa hari ini pria tampan itu terkena insomnia, apa lagi ketika ia berhasil tidur mimpi tak jelas tentang empat orang remaja yang tak terlihat jelas wajahnya selalu menghiasi mimpinya.
"ah... Sebenarnya siapa empat orang itu? Kenapa mereka selalu ada dalam mimpiku?" gumamnya pada diri sendiri
'tok tok tok'
Bunyi ketukan dari balik pintu membuyarkan lamunannya.
"Presdir apa saya boleh masuk?" tanya suara wanita dari balik pintu"ya. Silahkan"
Mendengar persetujuan dari sang atasan membuat wanita itu segera memasuki ruangan
"selamat pagi, Presdir Saya ingin menyerahkan jadwal anda hari ini" terang wanita yang saat ini diketahui sebagai sekretarisnya itu, sembari menyerahkan map yang berisi beberapa jadwal hari ini.
Jeno menerima dengan cepat, lalu dengan segera membacanya. Matanya begitu cermat membaca setiap huruf yang ada
"oh... Na Jaemin?" lirih Jeno yang masih bisa didengar oleh Irene-sekretarisnya
"benar Presdir Tuan Na Jaemin adalah perwakilan dari Na company, pertemuan ini merupakan jadwal terakhir Presdir hari ini" terang Irene
'ah, jadi aku akan bertemu dengan salah satu sahabat dari Haechan rupanya' batin Jeno"baiklah. Atur semua persiapan jadwal kita hari ini dengan baik. Kau bisa pergi"
Tanpa menunggu lagi, Irene segera keluar dari ruangan sang atasan.
🌻🌻🌻
Sore hari telah datang, jadwal padat yang sedari pagi Jeno lakukan akhirnya terselesaikan dengan baik. Ah, sebenarnya belum terselesaikan. Masih ada satu pertemuan yang Jeno harus hadiri. Pertemuan dengan Na Jaemin-perwakilan dari Na company. Entah mengapa Jeno merasa lebih bersemangat, padahal ini pertemuan terakhir yang mana biasanya membuat dia jadi tak bersemangat karena tenaganya yang sudah terkuras untuk jadwal kegiatan-kegiatan sebelumnya.
Rasanya seperti bertemu dengan teman lama (?) entahlah. Jeno hanya merasa lebih bersemangat.
Irene dan Jeno telah sampai di restoran tempat ia membuat janji temu. Segera ia memasuki ruangan vip yang sengaja sudah tuan Na pesan terlebih dahulu untuk pertemuan ini.Jeno Memasuki ruangan itu dengan langkah wibawanya membuat beberapa pengunjung berdecak kagum. Siapa yang hisa menolah pesona dari CEO muda seperti Lee Jeno?
"selamat sore" sapanya ramah pada pria yang sudah terlebih dulu datang
"ah... Selamat sore tuan Lee, senang bisa bertemu dengam anda" jawab Jaemin sembari mengulurkan tanganya untuk berjabat tangan
"senang juga bisa bertemu dengan anda tuan Na" Jeno membalas jabat tangan itu
"silahkan duduk. Mari kita mulai pertemuan ini dengan baik" ucap Jaemin
Pertemuan itu pun dimulai dengan sangat baik. Hingga berujung pada kesepakatan mutualisme antar perusahaan. Hingga pada ujung pertemuan itu...
"terimakasih untuk kerjasamanya tuan Na. Semoga kerjasama ini berjalan dengan baik, dan saling menguntungkan" ucap Jeno
"Sama-sama tuan Lee. Saya juga sangat senang dengan kerja sama ini"
"kalau begitu, kami permisi" pamit Jeno
"emm... Maaf tuan Lee. Apa saya bisa meminta waktu pribadi anda, hanya sebentar" pinta Jaemin.
Jeno nampak berfikir, kiranya pembicaraan pribadi apa yang ingin Jaemin katakan. Bahkan mereka tak sedekat itu, pikirnya. Namun entah mengapa ia juga merasa penasaran dan ingin lebih dekat dengan Jaemin.
"baiklah. Nona Bae, bisa tunggu saya diluar" perintah Jeno pada sekretarisnya
Mendengar itu, Jaemin juga memerintahkan hal yang sama pada sekretarisnya. Dan langsung disetujui oleh keduanya.
"apa yang ingin anda sampaikan?" tanya Jeno selepas dua sekretaris mereka benar benar keluar dari ruangan itu
"apa anda tidak mengenal saya?" tanya balik jaemin, kembuat Jeno mengerngit bingung
"maaf. Apa kita dulu pernah bertemu? Atau mungkin kita pernah dekat?"
"mungkin" jawaban ambigu dari jaemin membuat Jeno semakin bingung
"jika benar kita pernah saling mengenal dulu, maka maaf jika saat ini saya melupakan anda. Saya mengalami kecelakaan 5 tahun lalulu sehingga membiat sebagian memori saya menghilang" sesal Jeno tulus
"ah, benar dugaanku. Kalau seperti ini, maka akan lebih banyak teka teki yang harus dipecahkan"
"maksud anda?"
"lupakan. Untuk saat ini saya hanya ingin anda berhati hati dengan semua orang. Termasuk orang terdekat anda. Tak terkecuali orang tua anda. Selama ingatan anda belum pulih maka tetaplah waspada" perintah Jaemin, membuat Jeno semakin keras berpikir
"jangan terlalu memaksa. Saya yakin dalang dari semua ini akan segera terungkap. Datangi saya kapanpun jika anda susah mulai mengingatnya. Saya tau ini semua bukan kehendak anda. Saya permisi" lanjut Jaemin, yang kemudian diakhiri dengan tepukan ringan pada bahu Jeno sebelum melangkah keluar dari ruangan itu.
Menyisakan Jeno dengan tanda tanya besar dikepalanya. Setiap ucapan Jaemin adalah teka teki untuknya. Membuatnya semakin ingin mengetahui memori apa yang ia lupakan.
"apa maksud dari tuan Na sebenarnya?" gumam Jeno
🌻🌻🌻🌻
Yuhuuu....
Akhirnya Jeno dan Jaemin ketemu.....
Sok misterius banget dah si Jaemin....
Wkwkwk....
Bikin Jeno pening......
Segini aja buat chapter ini. Semoga kalian tetap semangat nunggu chapter chapter selanjutanya...
See you.....
Jan lupa vote dan comment 💕💞💕
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK HOME
RomanceBukan Haechan yang ingin ada di situasi ini. Bukan juga Jeno yang ingin semua jadi seperti ini. Lantas, jika sudah seperti ini siapa yang berhak disalahkan? Haruskah takdir yang dipersalahkan? Benarkah takdir sekejam itu? Tak bisakah takdir menj...