Komen yang banyak, ya.
Mungkin ini bakal jadi chapter terfav kalian✨
_________
"Kejutan!"
Koper warna baby pink tak dimasukan sepenuhnya. Si gadis pemilik lebih dulu terpaku di depan pintu masuk bakery. Ayah, ibunya, dan Bibi Nam berseru dengan senyuman merekah.
"Serius? Ini luar biasa." Youra sampai-sampai menutup mulutnya saking kagum. Pandangannya di arahkan ke sekitar bakery sambil melangkah perlahan masuk bakery.
Bakerynya terlihat sangat berbeda, disulap dengan cara yang misterius oleh orang tuanya selama Youra berada di Amerika. Tak hanya catnya saja yang berubah, penataan ruangannya juga berubah, ada beberapa rak baru berbahan kayu yang menambah kesan klasik dalam ruangan. Bangunan yang awalnya dominan pink, kini disulap menjadi lebih elegan dengan warna hitam dan putih.
"Ayahmu sudah konsultasi dulu dengan teman arsiteknya sebelum mengubah tempat ini," Ibu Youra berucap semangat, senyumnya belum memudar.
"Ah, aku cinta ayah." Youra membaur pelukan erat ke arah sang ayah. "Seharusnya ayah tunggu aku pulang dan kita bisa kerjakan semua. Tapi, semua ini sangat sangat luar biasa."
"Agar kau Lebih semangat lagi. Katanya mau lebih produktif membesarkan bakery ini?"
"Tentu saja, ayah. Itu tujuanku sekolah sampai ke New York. Terimakasi, saranghae." Youra mendekap kembali sang ayah, suaranya sengaja dibuat manja di kata terakhir. Memang sesungguhnya Youra anaknya begitu, semua anak gadis sepertinya akan begitu. Ayah adalah satu-satunya pria terpercaya.
"Han Seokjin tak ikut?" Bibi Nam bertanya sambil menengok ke arah luar, hanya ada koper baby pink milik Youra saja yang masih tertinggal di ambang pintu.
Youra menggeleng sambil menjauh dari sang ayah. "Han Seokjin ada urusan di kedainya, jadi tak akan datang."
"Padahal ibu dan Nam sudah masak banyak untuk kalian. Juga, rencananya mau sedikit minum untuk rayakan kedai dengan suasana baru." Ibu Youra tak bohong tentang sudah masak banyak. Memang berharap Seokjin datang.
"Telepon saja. Han Seokjin itu baik, pasti tak akan menolak."
"Tidak!" Youra menolak dengan waspada anjuran Bibi Nam. "M-maksudku jangan. Jangan ganggu Han Seokjin."
"Kenapa?" Ayah Youra menatap bingung.
"H-Han Seokjin dia...-Han Seokjin bilang ada urusan penting di kedai, jadi tak bisa diganggu," jelas Youra cepat.
Youra tentu punya alasan di balik antipatinya. Juga, sesungguhnya Seokjin tidak sesibuk itu, tidak ada hal penting yang harus pria itu urus di kedai. Bahkan Seokjin sangat ingin mengantar Youra sampai rumah. Youra yang menolak.
Setelah kejadian ramen malam itu, hubungan mereka jadi 'aneh'. Entah apa kata yang pasti untuk mendeskripsikan hubungan Mereka saat ini. Youra akan berdebar karena alasan yang tidak diketahui jika sedang berdua dengan Han Seokjin, juga jadi mudah tersipu.
"Ibu baru saja mau mengucapkan terimakasi pada Seokjin. Dia pasti mejagamu dengan baik."
"Nanti aku yang sampaikan. Kita tak boleh ganggu Seokjin, benar? Ya, nanti aku saja yang beritahu," balas Youra cepat.
Jangan sampai, jangan sampai Seokjin datang ke rumah. Youra tak mau ketahuan tersipu di depan orang tuanya hanya karena Seokjin. Youra ingin menenggelamkan diri saja jika itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramyun Bakery [Seokjin]
FanfictionChoi Youra benar-benar ingin memindahkan kedai rotinya ke tempat lain yang tentram, tentunya tanpa Han Seokjin dan restoran ramen milik pria itu. Sial sekali dirinya yang harus setiap hari melihat toko ramen di seberang bakerynya, sesekali juga mend...