169 votes, 150 comments
Aku bakal update next chapter besok.Happy reading.
__________________Troli belanjaan didorong dengan gerakan lambat. Pria yang mendorong troli memandang rak-rak penuh dengan kebutuhan ibu hamil dan bayi yang berdiri kokoh di sisi kanan dan kiri tubuhnya.
Langkah Seokjin terhenti di depan rak penuh dengan sepatu lucu berukuran kecil. Sepatu bayi. Jemari Seokjin terangkat untuk menarik sepasang sepatu bayi berwarna abu-abu dengan telinga kelinci kecil. Hati Seokjin menghangat melihat itu, senyumnya terulas tanpa diminta.
Satu bulan lagi prediksi kelahiran si kecil, itu membuat Seokjin sering berdebar belakangan ini. Debaran yang menyenangkan sekaligus menyakitkan. Han-nya akan lahir, tetapi Youra akan pergi. Perasaan Seokjin bercampur aduk, apalagi malam. Bisa-bisa ia mendapati matanya basah di waktu-waktu tertentu.
Sepasang sepatu abu-abu itu akhirnya ikut bergabung dalam troli belanjaan yang berisikan susu hamil, sayuran, buah-buahan, dan beberapa perlengkapan bayi yang Seokjin ambil secara acak. Selalu ingin membeli lagi setiap kali berkunjung ke pusat perbelanjaan, sampai-sampai apartemennya sudah dipenuhi dengan barang-barang bayi.
Troli yang didorong Seokjin berhenti lagi. Kali ini bukan karena melihat sesuatu barang yang menarik. Di tatapnya sepasang yang sedang menarik sepatu bayi dari rak. Perut di wanita terlihat membunit. Seokjin bisa menebak usia kehamilannya berkisar antara enam atau tujuh bulan.
Sepasang itu terlihat sangat harmonis berdiskusi tentang sepatu mana yang cocok untuk anak mereka yang akan lahir. Seokjin mengulas senyum tipis melihat itu. Senyum miris untuk dirinya sendiri. Kenapa dirinya dan Youra tak bisa seperti itu?
Sebagai orang tua yang akan menyambut kelahiran si buah hati, seharusnya memang melakukan itu. Menyiapkan segalanya bersama-sama, saling meyakinkan dan menguatkan. Indah sekali jika memang bisa begitu, tetapi Youra menolak mentah-mentah perhatian Seokjin. Basi katanya.
Tersisa beberapa bulan lagi sebelum mereka berpisah. Seokjin ingin sekali mengeluh bahwa pria itu lelah takut terus, ingin mengeluh juga tentang dirinya yang lelah memikirkan cara untuk membuat Youra jatuh cinta. Youra-nya memang berbeda.
Kesalahan Seokjin benar-benar fatal. Membuat semuanya jadi tak mungkin.
🍜🍜🍜
Seokjin khawatir, Youra benar-benar membencinya. Wanita itu menghindar sebisanya.
Matahari sudah tak terlihat lagi, langit di luar sudah menggelap, dan Youra belum kembali. Membuat Seokjin harus mencari wanita itu. Youra terus seperti itu. Hingga tersisa satu bulan lagi sebelum kelahiran.
Di pagi harinya Seokjin selalu mendapati sarapan tersaji di atas meja, tetapi Youra tak ada di sana. Wanita itu hilang, entah jam berapa Youra bangun untuk menyiapkan segalanya. Lalu, seseorang akan menekan bel apartemennya untuk membawa laundry.
Youra benar-benar menyelesaikan semua tanggung jawabnya, walau tidak secara langsung. Wanita itu mengurangi jam di rumah. Pagi-pagi sekali sudah pergi ke bakery, sampai larut malam. Menghindar dari Seokjin sebisa mungkin.
Memang sulit jika menyinggung perasaan gadis ambisius seperti Youra, tetapi Seokjin sudah jauh dari kata menyinggung, malahan menyakiti dan merusak kepercayaan. Jika dipertemukan dengan sisi egois Seokjin, maka semuanya akan hancur. Rencana membuat Youra mencintainya dalam kurun waktu sebelas bulannya nyatanya tak semudah yang Seokjin bayangkan.
Seokjin berdiam membenahi jaket kulit hitam yang membalut tubuhnya seraya menunggu di bawah tangga, tak lama setelah itu wanita hamil dengan balutan dress hitam selutut muncul dari tangga atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramyun Bakery [Seokjin]
Hayran KurguChoi Youra benar-benar ingin memindahkan kedai rotinya ke tempat lain yang tentram, tentunya tanpa Han Seokjin dan restoran ramen milik pria itu. Sial sekali dirinya yang harus setiap hari melihat toko ramen di seberang bakerynya, sesekali juga mend...