07| Same Taste

5K 712 78
                                    

Troli terlihat sudah terisi dengan beberapa barang yang diambil dari rak-rak berbeda. Beberapa barang itu memang penting, namun ada beberapa yang tak terlalu penting. Terlihat begitu penuh karena si pendorong troli membeli banyak snack dan banyak manisan jelly yang mengambil banyak tempat.

Roda-roda troli itu terhenti, begitu juga dengan gerakan pria bertopi hitam. Tepat berhenti di rak-rak penuh wine, hampir semua jenis wine ada di sana, namun fokus pria itu hanya tertuju pada satu merk wine. Chateau Maison Blanche, salah satu dari merk wine itu. Seokjin hanya memandanginya, tanpa menyentuh-bahkan tak terlihat ingin mengambil wine itu keluar dari deretan teman-temannya.

Terlalu banyak kenangan, mendadak hatinya gundah karena satu botol wine. Rindu, namun tak bisa dibilang rindu. Masih gadis yang sama, gadis yang membuat dirinya selalu terbangun di pagi hari dan meyakinkan diri bahwa semuanya hanyalah mimpi buruk. Mengingat masa-masa berdua, saat itu kali pertama Hara lolos audisi model tahap lanjut. Indah sekali, namun cukup sederhana. Membandingkannya membuat Seokjin sadar bahwa banyak yang berubah dari Hara. Hara sekarang, berbeda dengan Hara yang dulu. Hari ini sudah jauh lebih baik-tepatnya pagi tadi Seokjin mulai bisa mengiklaskan.

Tiba-tiba seseorang membuat tubuhnya bergeser, wine yang diperhatikan Seokjin berpindah ke tangan gadis yang kini ada di sampingnya, gadis yang menelusup begitu saja.

"Wine ini memang terbaik, ya kan?" Dengan nada cerianya gadis itu berucap ke arah Seokjin. Seolah tak ada apapun yang terjadi dengan memberikan Seokjin senyuman itu.

Seokjin cukup terkesiap bisa bertemu Hara. Namun, segera Seokjin menjaga ekspresinya.

"Belanjaanya banyak sekali. Kau minggat lagi dari rumah?" Hara mengikut Seokjin yang kembali mendorong troli.

Karenamu. Andai saja Hara tau jika Seokjin menghabiskan banyak malam di kedai. Tidur di atelier dan tidak pulang ke rumah untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang malas didengarnya. Dan semua snack itu? Seokjin memakan lebih dari lima kantung snack setiap malam sambil menonton film di atelier sebagai pengalihan, walau akhirnya semua itu hanya sia-sia. Andai-Hara-tau, namun kalimat Hara lebih terdengar bercanda.

Suara roda-roda troli yang bergesekan dengan lantai cukup bisa membuat suara Hara terdengar tak jelas. Tatapan Seokjin lurus, sebisa mungkin menghindar untuk menatap mantan kekasihnya. Dan juga, bagaimana bisa Hara bersikap seperti itu? Membuat Seokjin semakin jengkel.

"Seokjin..."

Langkah Seokjin terhenti, ketika merasakan ujung kaos berwarna lilac dengan tulisan 'LIFE' berwarna merah itu ditarik lemah.

"Aku mengunjungimu ke apartemen, namun kau tak muncul." Hara menunduk nadanya berubah.

Perut Seokjin mengeras dan rahangnya otomatis mengerat. Pria itu hampir menghela.

"Aku tidak di apartemen," ucap Seokjin singkat masih menatap lurus.

"Maaf untuk hubungan kita." Seokjin bisa merasakan tenaga lemah Hara menarik serat kain kaosnya ke bawah.

Daripada terdengar menyesal, Seokjin malah menduga Hara hanya sedang mengasihaninya. Apa maksudnya kata maaf jika tak ada niat untuk memperbaiki atau mungkin sekedar bicara dengan cara baik-baik? Menurut Seokjin itu sama dengan bohong. Seokjin mengalihkan pandangan ke arah Hara.

"Mau bagaimana lagi," Seokjin menjawab dengan nada yang tenang, walau dadanya pedih. Pedih sekali.

"Kuharap kau datang." Tatapan Hara seakan penuh harapan. Seokjin tak mengerti, dan semakin tak mengerti saat Hara berucap, "Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kalinya sebelum aku benar-benar mrnikah, juga calon suamiku ingin melihatmu."

Ramyun Bakery [Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang