22| Han

4.3K 677 379
                                    

Vote dan komen yang banyakkkk. Nanti kalau tembus 130 votes dan 150 comments, aku up next chapter besok✨

_____________

Pernikahannya berjalan dengan sangat baik walau sempat membuat kaget kedua belah pihak keluarga. Terutama pihak keluarga Youra, Ibu dan Ayah Youra benar-benar terkejut mengetahui kehamilan Youra, apalagi saat Youra mengatakan usia kehamilannya sudah menginjak empat bulan. Sedangkan dari keluarga Seokjin, sudah bisa ditebak jika Ibu dari Han Seokjin akan sangat-sangat senang, wanita itu begitu bersemangat setelah mengetahui kehamilan Youra.

Bagaimana dengan Youra? Youra menjalani perannya cukup hebat, wanita itu akan tertawa jika memang perlu, banyak tersenyum di hari pernikahannya dengan Han Seokjin padahal di balik senyumnya bermaksud lain. Wanita itu tersenyum karena senang, satu tahapan menggapai sebelas bulan itu sudah terselesaikan.

Dalam persyaratan yang mereka sudah sepakati tak ada skinship sama sekali dan Youra sangat marah setelah acara pernikahan karena Seokjin mencium bibirnya seusai penyematan cincin.

Tak hanya sampai di sana, Seokjin mencetak potret pernikahan mereka besar-besaran. Potret itu terpampang dimana-mana. Ruang depan, kamar Seokjin, kamar Youra, bahkan Seokjin ingin memasangnya di dapur, tetapi diurungkan karena Youra marah sekali dengan hal itu.

Kini Seokjin sedang duduk di sofa kamar depan. Televisi dengan layar lebar di hadapannya diabaikan, pria itu malah memperhatikan potret besar yang terpampang di dinding di hadapannya. Potret pernikahan mereka, potret yang menunjukan mereka sedang berciuman. Hanya Seokjin dan Youra yang tau bagaimana perasaan masing-masing saat itu. Seokjin tertawa mendesis mengingat itu.

"Han, sarapannya sudah siap!"

Suara wanita menggelegar sampai ruang depan, membuat Seokjin bangkit dan segera matikan televisi, kemudian berjalan ke dapur.

"Kewajiban, kan? Sudah selesai, ya." Youra menepuk bahu Seokjin dengan senyuman usil.

"Kau bercanda?" Tatapan Seokjin hampir marah melihat apa yang dilakukan Youra.

Wanita itu benar-benar membuat telur mata sapi untuk sarapan. Hanya telur mata sapi.

"Apa aku terlihat bercanda?" Youra menaikan alis.

Seokjin menghela. "Terima kasih untuk sarapannya, istriku," ucap pria itu menarik senyuman terpaksa.

"Ya, tentu, suamiku." Youra mengerling di akhir kalimatnya. "Makanlah. Aku lelah dan menghabiskan tenaga membuat itu."

"Kau sudah sarapan?" tanya Seokjin yang nadanya berubah jadi perhatian.

"Sudah makan buah dan minum susu," balas Youra menujuk ke gelas yang masih terisi setengah cairan putih.

"Aku buatkan sarapan." Seokjin mendekat ke lemari pendingin mengambil daging dan green onion sebelum beralih ke meja marmer.

Youra menolak. "Tidak usah. Tak perlu seformal itu, Han. Jangan habiskan tenagamu untuk pernikahan bersyarat kita."

Seokjin menarik senyum miring. Berpikiran sebaliknya. Hari pertama dalam sebelas bulan untuk membuat Youra jatuh cinta.

"Duduklah. Aku buatkan sup daging," ucap pria itu menatap Youra hangat.

🍜🍜🍜

Ketika Seokjin sudah siap dengan chef coat-nya dan akan pergi, pria itu mengurungkan niat setelah mendengar Youra di kamar mandi. Seokjin menerobos masuk ke kamar Youra begitu saja dan mendapati Youra mengeluarkan isi perutnya di wastafel kamar mandi.

Ramyun Bakery [Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang