Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jangan jadi silent reader!!! Jadilah pembaca aktif karena Tata suka itu😗
🌸🌸🌸
“Aku ya aku. Apa adanya diriku seperti ini. Kalau kalian menuntut aku untuk menjadi orang lain, itu tidak akan bisa.”
– Hanna –
🌸🌸🌸
"Hanna, pakai hijabmu.""Hanna, kenapa kamu selalu melepas hijabmu?"
"Hanna, memakai hijab itu wajib ketika seseorang sudah balig."
"Kakak kenapa sih nggak mau pakai hijab? Padahal 'kan papa sudah ingatkan kakak. Aku aja yang bukan agama muslim, ingin sekali memakai hijab. Tapi, mama selalu melarangku."
Selalu saja mendapatkan lontaran yang membuat jiwa emosi Hanna naik. Semua orang selalu memaksanya untuk melakukan ini dan itu semau mereka. Termasuk papanya sendiri.
Terkadang Hanna kesal sendiri. Haruskah Hanna memilih hidup bersama mama dan adiknya? Yang tidak melarang apapun yang Hanna lakukan. Tapi, itu sepertinya tidak mungkin. Karena pasti papanya tidak menyetujuinya.
Lalu, Hanna harus apa sekarang?
Bertahan namun dikekang oleh banyaknya aturan?
Atau, berpindah demi kebebasan dan kenyamanan dirinya sendiri?
Ah, pusing memikirkan hal itu terus-menerus.
"Hanna, ayo turun, Nak, Mbak Sum udah buatin sarapan buat kamu." Itu suara papanya dari balik pintu kamar sembari mengetuk pintu.
"Iya, Pa, sebentar. Hanna cari hijab sekolah Hanna dulu," balas Hanna dari dalam kamar dengan sedikit berteriak.
"Ya udah, Papa tunggu di meja makan ya."
"Iya, Pa."
Hanna mencari hijab sekolahnya yang tidak tau kemana, padahal sudah ia sisihkan untuk tempat hijabnya sendiri di lemari yang lain. Namun, tetap tidak menemukan hijab sekolahnya itu.
"Ck, kemana sih hijabnya." Hanna berdecak kesal sambil mengacak-acak isi lemari hijabnya.
Kemudian, ia beralih ke lemari besar berwarna putih dengan dua pintu yang satu pintunya lagi terdapat kaca besar. Tempat Hanna menyimpan baju-baju syar'i yang ia pakai di acara tertentu dan juga terkadang hanya dipakai saat lebaran saja. Tak lupa juga baju-baju ootd kekinian miliknya.
"Nah, ketemu. Kenapa bisa ada disini coba. Padahal gue udah kasih tau Mbak Sum kalau tempat hijab itu ada sendiri," gerutu Hanna sambil memakai hijab sekolahnya yang berstyle segi empat syar'i menutup dada.
Setelah itu, Hanna mengambil tas sekolah dan juga ponsel berlogo Apple separuh berwarna ungu itu di atas meja belajar. Lantas, ia keluar dari kamar menemui papanya yang sudah berada di meja makan lantai satu rumahnya.
***
"Selamat pagi, Pa," sapa Hanna saat sudah berada di meja makan.
"Assalamualaikum," balas Rendi–papanya.
Hanna hanya menyengir kuda sambil menarik kursi dan menduduki kursi tersebut, duduk di sebelah Rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanna [SELESAI]
SpiritualReligi-Romance - Cover by @putri_graphic on Instagram - __________________________________________ "Apa, Pa? Nikah?" tanya Hanna sedikit berteriak di ruang tamu. "Nggak, Hanna nggak mau. Apalagi sama dia," tunjuk Hanna pada laki-laki yang sedang du...