21 || Hasil Ujian

3K 290 3
                                    

"Mungkin Allah percaya sama kita makanya Dia menitipkan anugerah terindah ini kepada kita."

– Hanna –

🌸🌸🌸


Menyiapkan makanan adalah kewajiban seorang istri. Berkutat di dapur sudah hampir satu jam, entahlah memasak apa Hanna ini sampai masak bisa satu jam.

Memotong-motong bawang dan menumis telur balado di atas penggorengan. Penampilan Hanna yang masih memakai piyama tidur, rambut panjang yang dikuncir secara asal. Membuat menambah kadar kecantikan yang natural pada dirinya.

Merasa masakan yang ia buat sudah siap, Hanna pun langsung menghidangkan di meja makan, sembari menunggu sang suami selesai bersiap-siap untuk ke sekolah.

"Selamat pagi, calon ibu dari anak-anakku," sapa Farhan.

Hanna menatap Farhan yang kemudian duduk di salah satu kursi.

"Selamat pagi," jawab Hanna.

Mengambilkan nasi dan lauk untuk Farhan lalu memberikannya pada Farhan.

"Kamu belum mandi?" tanya Farhan sembari menerima piring berisikan sarapan untuknya dari Hanna.

"Udah, cuma belum ganti baju sekolah aja."

"Kamu jangan kecapean ya, nanti kasihan debay-nya. Kamu lagi hamil muda. Mas nggak mau kamu dan debay kenapa-napa."

Hanna duduk di kursi depan Farhan. Mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Kamu kenapa diam aja?"

Lagi, Hanna hanya menatap Farhan, kali ini tanpa ekspresi. Melahap sarapannya dengan santai.

Baiklah, kali ini Farhan harus paham. Mood Hanna sedang tidak baik, mungkin karena hormon hamil muda. Iya, Hanna sedang hamil saat ini.

Mengingat kejadian kemarin sepulang dari mall, Farhan langsung membawa Hanna ke rumah sakit sesuai yang disarankan oleh Bundanya.

Sesampainya di rumah sakit yang tak jauh dari mall. Farhan melajukan mobilnya ke rumah sakit agar mengecek keadaan Hanna.

Farhan mendaftarkan nama istrinya pada bagian loket. Mendaftar pada dokter kandungan. Awalnya Hanna terkejut, Farhan mendaftarkan dirinya pada dokter kandungan. Sempat menolak bahkan merengek meminta pulang saja pada Farhan, namun Farhan tetap keukeh untuk memeriksakan istrinya ini.

"Untuk pasien mbak Hanna Chairunnisa. Silakan masuk untuk menemui dokter," ujar suster.

Farhan langsung membawa Hanna masuk ke dalam ruangan dokter.

"Assalamu'alaikum, Dok," salam Farhan.

"Wa'alaikumussalam. Silakan duduk."

"Ada keluhan apa ya, Mbak sama Masnya?" tanya Dokter.

"Saya mau periksakan istri saya, Dok. Soalnya dia udah telat datang bulan."

Sang dokter mengangguk paham. Menyuruh Hanna untuk berbaring ke brankar dan akan ia periksa.

Selama Hanna diperiksa, Farhan menunggu di meja dokter sembari berdoa semoga memang benar Hanna hamil.

Siapa sih yang nggak bahagia saat setelah menikah kemudian dikarunia seorang titipan anugerah terindah dari Allah?

Selesai diperiksa, dokter dan Hanna kembali menemui Farhan yang tengah menunggu. Ekspresi wajah dokter itu menampilkan senyuman manis miliknya.

Hanna [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang