3 || Adiknya Hanna

3.3K 378 7
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat membaca^^

🌸🌸🌸

Kalau kita jodoh, ya nggak bakal kemana, kok, tenang aja.
- Muhammad Farhan Haqiqi -

– Hanna –

🌸🌸🌸

"Clarissa."

Gadis yang bernama Clarissa itu berjalan mendekat ke arah Hanna.

"Kakak belum pulang?" tanyanya.

"Belum, karena kakak nggak tau mau naik apa. Uang juga udah habis, karena papa potong uang bulanan kakak," jawab Hanna lirih.

"Ya udah kalau gitu pulang sama aku aja, aku juga pengen ketemu papa, Clarissa kangen sama papa."

"Naik apa, Dek?"

Clarissa tertegun sebentar, mencoba memperjelas pendengarannya. Kakaknya ini barusan memangil dirinya "dek"? Suatu keajaiban yang sangat langkah. Karena ini kali pertama Hanna memanggilnya "dek."

"Hallo! Clarissa, kamu kenapa?" Hanna melambaikan tangannya di depan wajah adiknya.

"Nggak, Sasa nggak apa-apa," jawab Clarissa yang memanggil dirinya Sasa.

"Kamu tadi panggil diri kamu apa?" tanya Hanna memastikan.

"Sasa, kenapa, Kak? Bukannya waktu kecil Kak Hanna yang panggil Clarissa dengan sebutan Sasa."

"Nggak apa-apa, ternyata udah lama juga ya kita nggak bareng-bareng. Kakak jadi kangen sama masa-masa kecil kita dulu," kata Hanna jujur dengan matanya yang berkaca-kaca.

Mendengar ucapan dari kakaknya, membuat Clarissa ikut merasa sedih dan merindukan masa kecil mereka. Tanpa meminta izin pada kakaknya, Clarissa langsung merengkuh tubuh Hanna dalam pelukannya. Dan Hanna pun tidak menolak, ia membalas pelukan sang adik. Yang kebetulan tinggi badan mereka hampir sama; 165 cm.

Cukup lama mereka berpelukan di pinggir jalan, untungnya jalanan sepi. Tidak ada yang melihat aksi berpelukan kakak beradik itu bak Teletubbies.

Tak disangka, dari kejauhan ada seseorang yang melihat interaksi mereka berdua, dengan menunggangi sepeda motor matic. Namun, seseorang itu tidak dapat mendengar ucapan antara Hanna dan Clarissa.

"Ya udah, Kak, kita pulang ke rumah papa sekarang. Tapi sebelum itu, kita mampir dulu ke cafe boleh ya?" izin Clarissa.

"Ngapain?"

"Sasa, mau beli ice choco kesukaan kita berdua, di cafe langganan kita dulu."

Adiknya ini ternyata masih ingat kesukaan antara mereka. Memang sih kedua cewek cantik ini bukan saudara kembar, namun kekompakan mereka sudah mengalahkan saudara kembar.

Hanna tersenyum simpul. "Boleh, kita naik apa?"

"Tuh," tunjuk Clarissa pada mobil berwarna biru muda terparkir di pinggir jalan.

Hanna [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang