"Satu pengalaman yang tidak bisa lupakan ialah, momen-momen dimana seorang ibu merasakan yang namanya ngidam."
- Hanna -
🌸🌸🌸
Winda masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Hanna dan Farhan padanya.Apakah bisa secepat itu untuk memiliki seorang anak? Sebenarnya bisa, jika kedua belah pihak sama-sama subur.
"Kok kalian bisa cepet banget sih, apa jangan-jangan...," selidik Winda penuh intimidasi.
"Apaan? Jangan aneh-aneh deh, Win," sarkas Hanna kesal.
"Ya habisnya, jiwa-jiwa anak IPA ku mulai sadar, ketika dapat kabar kalau ...." Winda menjeda perkataannya dan melihat situasi sekitar.
"Kalian udah punya calon debay," bisik Winda.
"Terlalu mendalami materi reproduksi nih ya gini jadinya," ujar Hanna.
"Ya, gimana 'kan passion anak IPA."
"Iya, deh sesuka hati Winda aja."
Hanna beralih menghadap Farhan yang asik menatap ponselnya, ia tengah muroja'ah melalui Al Qur'an digital.
Menampilkan senyum manis pada suami, Meksi Farhan masih tetap tidak mengalihkan pandangannya.
"Mas Farhan," panggil Hanna pelan sembari menarik ujung seragam Farhan.
Farhan pun mengakhiri muroja'ah-nya dan membaca ta'awud. Lalu, berpaling menoleh ke arah Hanna.
"Ada apa?"
"Beliin aku mi ayam di Pak Somad, dong yang paling puedesss," ujar Hanna manja.
"Nggak boleh pedes," balas Farhan.
"Tapi, aku mau," rengek Hanna sampai menghentakkan kakinya.
"Tapi, nggak pedes ya."
"Ini yang mau calon debay, bukan aku. Masa kamu nggak mau sih nurutin anak sendiri."
Farhan menghela napas. "Oke, aku beliin."
"Aku ikut!"
"Ayo."
"Winda juga harus ikut," suruh Hanna.
"Ha?"
"Udah ayo." Hanna menuntun Winda dan membawa gadis itu untuk ikut bersamanya ke kantin.
Mereka bertiga berjalan menuju kantin. Dengan Farhan yang berjalan di depan, dan diikuti oleh dua gadis cantik di belakangnya.
Tangan Hanna tidak pernah lepas untuk menggenggam tangan Winda. Agar tidak kabur, karena kemauan Hanna menyuruh Winda untuk juga ikut bersamanya adalah kemauan dari sang calon bayi.
Saat mereka berjalan di belokan kantin, Hanna tidak sengaja bertemu dengan Feri, dan ia menghentikan langkah laki-laki tersebut tak lupa juga menyapanya lebih dulu.
"Hai, Fer," sapa Hanna.
"Eh, Hanna, Winda, Farhan. Kalian mau kemana?" tanya Feri saat berjumpa dengan ketiga most wanted sekolah.
"Kita mau ke kantin."
"Fer, ikut ke kantin yuk," ajak Hanna.
"Dibayarin nggak nih!"
"Tenang, dibayarin kok."
"Sama Farhan," lanjut Hanna enteng.
Mendengar namanya, Farhan langsung menoleh dan menatap tak percaya pada istrinya. Farhan menunjuk pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanna [SELESAI]
SpiritualReligi-Romance - Cover by @putri_graphic on Instagram - __________________________________________ "Apa, Pa? Nikah?" tanya Hanna sedikit berteriak di ruang tamu. "Nggak, Hanna nggak mau. Apalagi sama dia," tunjuk Hanna pada laki-laki yang sedang du...