Lia
Semakin hari rasa peduliku terhadap Ka Iyan terus saja meningkat. Seperti tidak mau membuat Ka Iyan kecewa lagi.
Waktu menunjukan pukul 19.30, dan aku sedang berada di atas kasur setelah tadi menunaikan ibadah sholat isya.
Tanganku perlahan-lahan mengambil handphone, layar ku ketuk dan jari jemariku mengarah pada aplikasi yang bernama WhatsApp karena terlihat notifikasi 99+.
Aku scroll ke bawah, takutnya ada chat yang tenggelam. Satu persatu aku balas chat tersebut, mulai dari grup kelas yang membahas soal uang kas, ada beberapa laki-laki dari sekolahku yang basi-basi ga jelas, grup Kelompok Belajar yang kali ini tidak menanyakan Ka Iyan, dan jariku terhenti di satu chat yang isinya 'Haii...' saja.
Aku langsung kaget karena chat itu dari Ka Iyan yang kontaknya masih aku simpan dengan nama 'Si Kaos Polo', eh tapi kali ini dia merubah foto profilnya karena beda dari biasanya
Aku perbesar fotonya, terlihat seorang laki-laki sedang berhenti di track lari (candid). Fotonya diambil dari belakang, dia terlihat tinggi, memakai kaos olahraga, memakai celana lari, dan sepatu yang sangat modis dengan pakaiannya. Dari dulu dia selalu modis, pintar untuk mix and match penampilannya.
Lalu ku buka isi chat dari Ka Iyan, serta membalasnya.
Hai juga Ka...
Setelah aku balas, ternyata aku agak sedikit menunggu balasan dari Ka Iyan, yang intinya ngarep untuk di balas cepat olehnya.
Lima menit pun berlalu, belum ada balasan dari Ka Iyan. Segera ku tutup aplikasi tersebut, takutnya semakin aku pantengin semakin ngarep nantinya.
Aku langsung teringat kalau besok tugas sekolah dikumpulkan. Yang tadinya rebahan di kasur, sekarang sudah ada di meja belajar.
Kukerjakan soal satu persatu, tapi setelah beberapa menit kemudian teringat chat dari Ka Iyan.
'Udah di bales belum yah sama Ka Iyan' sahutku di dalam hati.
Tanganku segera memukul-mukul kepala 'Apa yang ada di otakmu ini Lia, masa iya kamu beneran suka sama Ka Iyan?'
Hatiku mengatakan itu, tetapi mulutku selalu menolaknya, menolak bahwa aku tidak suka sama Ka Iyan. Tidak singkron bangetkan antara hati dan mulut, sehingga susah untuk mengontrolnya.
Akhirnya kembali lagi pada kenyataan, bahwa aku sedang membuat tugas sekolah.
Waktu pun berlalu, tugas sekolahku akhirnya selesai. Seperti ada tarikan magnet, badan ini tertarik kembali untuk rebahan di kasur yang empuk.
Lagi-lagi tanganku tidak bisa dikontol untuk tidak melihat handphone khususnya notifikasi WhatsApp, memastikan apakah ada balasan dari Ka Iyan atau tidak.
Ternyata belum di balas oleh Ka Iyan, aku masih pantengin itu handpone. Beberapa saat kemudian, terlihat 'typing...'
Wah senengnya bukan main. Dari tadi aku menunggu balasan Ka Iyan, akhirnya dia membalas juga.
Kali ini hati dan mulutku sedang bersaing, apakah aku akan mengikuti kata hati atau aku mengikuti kata-kata mulutku.
Lia lagi apa?
Itu chat dari Ka Iyan tidak ku keluarkan, otomatis langsung terlihat centang dua berwarna biru.
Habis selesai ngerjain tugas nih ka, Kaka lg apa?
Setelah ku balas chat Ka Iyan, dia masih terlihat online tetapi chat ku belum dibalas olehnya. Ka Iyan sudah tidak seperti dulu lagi yang selalu cepat membalas pesan dariku.
Aku merasa bodoh telah menyia-nyiakan Ka Iyan. Rasanya ingin kembali ke masa itu, masa dimana hatiku masih saja dingin seperti es dan harusnya aku diam di dekat kompor agar hatiku mencair tidak selalu dingin terhadap laki-laki.
Udah kaya gini baru deh nyesel, benar yah apa yang dibilang orang. Penyesalan itu datang belakangan, kalau datangnya di awal ya pendaftaran :')
Adryan
Malam ini aku memberanikan diri untuk menge-chat Lia duluan. Aku udah pasrah, mau Lia balas atau tidak yang penting aku chat dia. Kubuka aplikasi WhatsApp dan mencari kontak Lia. Kontaknya aku tulis dengan 'Lia's beautiful' so so an bahasa Inggris segala kan ntah benar atau tidak penulisannya, ah tapi aku gak peduli.
Hai...
Selalu saja basa-basi, tapi memang itu yang aku suka. Setelah ku kirim pesan, langsung aku keluar dari aplikasi WhatsApp agar tak terlihat sedang mantengin handphone oleh Lia.
Beberapa menit pun berlalu, belum terdengar notifikasi WhatsApp masuk, karena notifikasi chat dari Lia aku bedakan dari yang lainnya jadi jika Lia chat aku bisa mendengarnya.
Yang ditunggu-tunggu pun terdengar, nada pesan notifikasi dari Lia tapi aku sengaja tidak langsung membalasnya agar tak terlihat kalau aku menunggu pesan darinya. Rasanya ingin sekali membuka pesan WhatsApp dari Lia dan memperpanjang basi-basi tapi aku terus saja menahan agar jari-jemariku tidak memegang handphone untuk beberapa saat.
Setelah menaha jari-jemariku ini, akhirnya aku membalas pesan dari Lia, butuh waktu yang lama utuk memperpanjang chat dengan Lia.
Lia lagi apa ?
Masa bodo orang mau bilang apa terhadapku, mau bilang kalau aku ini orangnya suka basa-basi tapi aku ga peduli itu.
Aku kaget seketika, chat ku langsung terlihat dua garis biru yang tandanya bahwa chat tersebut langsung dibaca oleh Lia. Wah senangnya bukan main.
Habis selesai ngerjain tugas nih ka, Kaka lagi apa?
Tambah senang aja hatiku ini karena Lia membalas dengan sangat cepat. Otakku kali ini sedang mikir keras, aku harus membalas apa lagi yah kepada Lia.
Mengerjakan tugas apa Lia?
Langsung ku hapus kembali pesan tersebut. Aku berpikir kembali apakah aku video call Lia ataukah tidak. Takutnya mengganggu waktu istirahat Lia, ya sudahlah akhirnya aku memberanikan diri video call dengan Lia yang membicarakan kesehariannya disana, keluh kesah yang dia rasakan, sampai dengan hal-hal yang tidak jelas sehingga dia tertawa.
Waktu aku dan Lia video call dan dia tersenyum, terlihat wajah yang sangat cantik sekali sampai-sampai aku terpesona olehnya.
Berbicara dengan Lia ternyata gak terasa, sudah satu jam lebih kita video call.
Aku dengan sifatku yang tengil serta pecicilan dan suka bercanda, Lia dengan sifat yang ternyata aku tidak tau kalau dia asik juga diajak ngobrol ya walaupun agak sedikit serius kurang nyantai.
Bersambung....
Jangan lupa vote+share and comment yah
Salam
Author 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kuat
RomanceWanita kuat yang selalu menunggumu 😊 Adryan Putra Soedirman adalah laki-laki yang bisa merubah sifat Lia 180 derajat. Karena Lia memiliki sifat cuek bebek, super dingin tapi Lia sangat sopan terhadap orang tua, sangat peduli terhadap orang tua, itu...