#4 Permintaan

1.1K 35 0
                                    

'Apa permintaannya?' jawabku dengan ragu-ragu

'Iyan minta sama Lia. Nanti bulan Januari ada penjengukan terakhir sebelum penutupan selesai, Iyan mau kalo Lia bisa hadir ke sini' pinta Adryan

Iya aku dan Adryan kira-kira sudah 4 bulan tidak komunikasi sama sekali karena Adryan sibuk dengan pendidikannya

Adryan tidak bisa memegang hanphone nya karena semua barang yang Adryan bawa disita oleh pelatih selama pendidikan berlangsung

Rasanya tuh aneh selama 4 bulan tidak komunikasi dengan Adryan berasa ada yang hilang

'Hah? Lia ke Jakarta? Itu jauh Iyan dan Lia ga berani ke sana' sontak aku kaget mendengar permintaan Adryan
'Ya udah deh ga apa-apa kalo Lia ga bisa' wajah Adryan langsung berubah

'Hmmmm gimana yah Iyan, Lia takut soalnya, Lia belum pernah pergi sejauh itu tau sendiri kan Lia ga pernah jalan-jalan bisanya cuma di rumah aja'

Iya bisa dibilang aku ini anak rumahan karena jarang banget bepergian.

Rasanya males buat jalan-jalan, hanya sesekali aku bepergian itu pun tidak pernah jauh hanya di daerah Bandung saja

'Ayolah Lia kapan lagi ketemu sama Iyan' masih dengan muka berharapnya Adryan

Aku bingung harus jawab apa kepada Adryan 'Tapi Lia ga janji ke Jakarta yah Iyan'

'Iya ga apa-apa ko Lia, lagian juga Iyan ga maksa Lia ke Jakarta ko'

Aku langsung menggerutu, itu kan tadi maksa aku buat ke Jakarta, tapi sayangnya aku hanya bisa menggerutu di dalam hati saja

'Oh iya Iyan, ini lagi di mana? Ko berisik baget sih' aku akhirnya memulai perbicaraan

'Sekarang Iyan lagi di lapangan, soalnya ada penjengukan ketiga' Iyan menjawab dengan penuh semangat

'Ohhh' aku pun hanya oh ria

Aku bingung berbicara apa lagi kepada Adryan 'Bapa gimana kabarnya sehat?'

'Alhamdulillah sehat ko Lia, bapa sekarang lagi ngobrol sama temen-temennya tuh' Adryan mengarahkan kamera kepada bapa nya yang sedang mengobrol, 'Keliatan kan Lia?'

'Iya keliatan ko' aku masih saja canggung kepada Adryan

Seketika kita berdua diam tanpa bicara apa-apa, mungkin ada sekitar 8 detik kita hanya berdiam saja

'Iyan masih sayang sama Lia apakah Lia masih sayang sama Iyan?' ungkap Adryan

Jujur aku sangat-sangat menyayangi Adryan tapi semenjak kejadian itu membuatku sangat sakit hati

Aku hanya memasangkan wajah senyumku

Adryan berbicara kembali 'Ini adalah janji Iyan kepada Lia kan kalo Iyan udah bisa pegang handphone, Lia adalah perempuan kedua setelah ibunya Iyan yang akan Iyan telepon. Iyan juga bakal buktiin semuanya kepada Lia'

Iya sebelum pendidikan Adryan pernah berjanji itu kepadaku dan benar saja sekarang Adryan menepati janjinya

Aku hanya memasangkan muka senyumku walaupun terlihat masih sangat canggung

Dadaku mulai sakit karena mendengar bahwa Adryan masih menyayangiku

'Lia sebentar lagi istirahat Iyan berakhir dan penjengukan pun akan segera bubar, ibu dan bapa Iyan sedang bersiap-siap untuk pulang' Iyan menceritakan keaadan di sana

'Iya Iyan ga apa-apa ko' jawabku dengan muka datar karena bingung harus bagaimana

Seolah Iyan seperti perempuan yang bawel banget 'Maaf yah Lia kalo Iyan ga bisa teleponan lama sama Lia, Lia baik-baik yah di sana jaga kesehatan, jangan lupa makan, nanti pulangnya hati-hati yah, Iyan selalu kangen sama Lia, Lia jangan macem-mace yah di sana. Daaaah Lia Assalamu'alaikum'

'Iya Iyan Wa'alaikumsalam' ternyata Iyan langsung memutuskan teleponnya

Setelah Andryan meneleponku aku segera berbincang dengan temanku dan menghabiskan makananku

'Ka Iyan meneleponmu?' tanya Mia dengan penasaran

Seketika yang lain pun ikut penasaran

'Iya' aku menjawabnya dengan muka datar, padahal masih kaget ga percaya kalo Andryan meneleponku barusan

'Ka Iyan kaka kelas kita dulu kan' sahut Luna

Seketika Vivi menyambar 'Iyalah siapa lagi kalo bukan ka Iyan itu, kan si Dea cuma kenal sama ka Adryan Putra Soedirman'

Aku hanya tersenyum kecil

'Sekarang gimana hubungan kalian, soalnya kita-kita ga denger lagi cerita dari kamu Dea' Caca semakin penasaran.

Seketika aku diam kerena aku bingung mau jawab apa

Zahra mengagetkanku 'Deaaa jangan bengong nanti kesambet lagi'

'Maaf yah sejak masuk kuliah aku jarang menceritakan Iyan' mukaku langsung tertunduk

'Ya ga apa-apa Dea kita ini hanya ingin tau kalian itu sekarangan bagaimana, kayanya kamu menyembunyikan sesuatu dari kita yah' timpa Mia

Aku semakin bungkam, ntah aku harus menceritakan dari mana kepada ke 5 sahabatku ini

Caca mengelus punggungku 'Kita ini udah kaya keluarga kecil mau sedih atau senang kita saling menguatkan'

Zahra berbicara pelan 'Tapi kamu sama ka Iyan ga apa-apa kan?'

Aku hanya senyum, 'Entahlah'

'Ko entah?' Mia kanget mendengarnya

'Panjang sih ceritanya' sahutku dengan lesu.

Terlihat wajahku makin memerah saat membicarakan Adryan.

Air mata yang aku tahan sedari tadi akhirnya keluar juga membasahi pipiku.

Semua sahabatku menenangkanku dan mengelus punggungku agar aku bisa tenang.

Bersambung....

Jangan lupa vote + share and comment yah

Salam
Author 💖

Wanita KuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang