Ntah mengapa hari ini sangat melelahkan sekali padahal aku belum mengikuti ekstra kulikuler yang banyak menyita waktu, mungkin efek dari ulangan dadakan tadi.
Aku berencana akan mengikuti ekstra kulikuler di sekolah yang terkenal akan kegarangannya yaitu karate.
~~~~
Sekarang adalah pukul 15.00, iya sekolahku full day, jadi sekolah dari pagi sampai sore. Tapi ada enaknya karena sekolah dari senin-jum'at, jadi weekend bisa dipakai untuk beristirahat di rumah dan mengerjakan tugas-tugas sekolah.
'Tok tok tok Assalamu'alaikum'.
'Wa'alaikumsalam (terdengar suara seorang perempuan dari dalam rumah, itu adalah suara mamahku)'.
Akupun segera membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.
'Lia udah makan?' pertanyaan pertama yang mamah lontarkan kepadaku.
'Udah mah tadi siang Lia makan di sekolah' jawabku.
'Nanti makan lagi yah, kan itu makan siang bukan makan sore' sahut mamah.
'Iya mah okeh, Dilla sama ade Dara kemana mah?' tanyaku kepada mamah.
Mamah pun menjawan 'Dilla paling lagi tidur di kamarnya, kalo ade Dara lagi sekolah agama'.
'Lia masuk dulu ke kamar ya mah' sahutku.
'Iya Lia' jawab mamah dengan cepat.
Dilla adalah adikku yang pertama, aku dan Dilla beda 5 tahun sedangkan ade Dara adalah adikku yang kedua, nah kalo dengan ade Dara usia kita lumayan jauh bedanya adalah 10 tahun.
Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Terkadang aku ingin mempunyai kakak agar aku bisa dimanja oleh kakakku. Dan aku membayangkang jika aku mempunyai kakak, apapun yang aku mau pasti akan dituruti.
Tapi kenyataan berkata lain, aku adalah seorang kaka yang mempunyai 2 adik. Jadi mau tidak mau aku harus lebih dewasa dan membimbing adik-adikku agar menjadi manusia yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Ayahku adalah seorang tentara berpangkat Serka (Sersan Kepala). Mamahku adalah seorang ibu rumah tangga, mamah yang selalu ada di rumah kalau ayah selalu saja pulang sore atau pulang malam. Karena ayah adalah seorang Babinsa (Bintara Pembina Desa) yang selalu membantu masyarakat di daerahnya (pusat Kota Bandung).
Setelah aku memasuki kamarku, mengganti baju dengan baju santai, akhirnya aku rebahan di kasur dan mataku pun sudah sayup-sayup karena kelelahan. Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Itu adalah notifikasi pesan whatsapp, akupun kaget dan benar-benar membuka mata untuk melihat pesan whatsapp tersebut.
Terlihat ada nomor yang tidak ku kenal, lalu aku membuka pesan tersebut.
Haii Lia...
Hanya aku read. Lalu aku melihat foto profilnya, dia adalah seorang laki-laki dan aku ingat wajahnya, dia itu laki-laki yang pernah memandangiku waktu di kantin dan dia yang sempat berbincang dengan Mia.
Terlihat laki-laki itu memakai kaos bermerk Polo berwarna putih dengan jelana jeans berwarna coklat muda, serta memakai sepatu kets putih, selain itu ada jam tangan yang menghiasi pergelangannya. Di foto profilnya, dia sedang bediri menyamping membawa jaket yang dipegang di pundaknya.
Lia ingat denganku?
Kedua kalinya aku read, 'Iya tau kamu yang pernah memandangiku di kantin sekolah kan?' aku sempat mengomel tapi tidak ku balas pesannya tersebut.
Aku adalah orang yang pernah menolongmu waktu kamu keserampet motor
Ketiga kalinya aku read, dan aku kaget dia adalah orang yang pernah menolongku. Dengan berat hati akhirnya aku balas pesannya tersebut.
Makasih sudah menolongku
Secepat kilat dia membalas pesanku
Iya sama-sama Lia 😊😊
'Dia memakai emoticon senyum lagi' gerutuku.
'Pake manggil Lia segala, sejaka kapan dia mengetahui nama panggilanku?' aku masih saja menggerutu.
Untungnya pesan whatsapp tersebut tidak berlanjut. Ntah mengapa ngantukku tiba-tiba hilang begitu saja gara-gara aku dari tadi selalu menggerutu. Setelah itu aku langsung ke kamar mandi untuk wudhu karena jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Habis sholat ashar, aku keluar kamar untuk makan karena tadi mamah sudah menyuruhku makan.
Keesokan hari nya, seperti biasa aku bangun subuh dan menunaikan sholat. Lalu aku segera menuju ke dapur membantu mamah untuk menyiapkan sarapan pagi. Setelah sarapan selesai, terlihat ayahku yang memakai seragam kebanggannya mendekati meja makan. Disusul dengan Dilla dan ade Dara.
Ketika semua sudah selesai makan, aku bergegas membereskan piring-piring bekas makan dan akupun segera mengambil tasku.
Rutinitasku setiap selesai sarapan pagi adalah mencuci piring lalu pergi kesekolah dan selalu diantarkan oleh ayah menggunakan motor. Mobil di rumah jarang dipakai karena kalau menggunakan mobil kata ayah lama di perjalanan, jadi ayahku selalu saja menggunakan sepeda motor ke tempat dinasnya.
Sedangkan Dilla dan ade Dara ke sekolahnya jalan kaki karena mereka satu sekolah dan sekolahnya pun dekat dari rumah. Sesampai di gerbang sekolah aku turun dari motor dan pamitan kepada ayah.
'Lia sekolah dulu yah, assalamu'alaikum..' sahutku.
'Iya Lia belajar yang rajin yah, wa'alaikumsalam' jawab ayah.
Aku tersenyum dan segera memasuki kelas. Sesampai di kelas terlihat Mia, Zahra dan Caca sudah ada dan mereka sedang berbincang-bincang. Akupun duduk di bangku ku, dan tanganku tak sengaja memegang sebuah benda, ternyata itu adalah coklat yang di ikat dengan pita berwarna merah muda sama seperti coklat yang kemarin ada di kolong mejaku.
Ntah mengapa aku kesal mendapatkat coklat yang sama seperti kemarin. Satu minggu pun berlalu coklat itu terus saja ada di kolong mejaku dan yang memakannya adalah sahabat-sahabatku.
Aku sama sekali tidak mau memakan coklat tersebut. Sampai-sampai aku bosan, hampir saja coklat itu akan ku buang ke dalam tong sampah tapi Caca melarangku membuang coklat tersebut, karena tidak baik membuang makanan yang sudah dikasih oleh orang.
Emosiku sudah mulai memuncak dan aku membenci orang yang memberiku coklat setiap hari. Bukannya aku senang dikasih coklat malah aku benci sekali. Ntah mengapa coklat dan coklat yang selalu ada di kolong mejaku itu
Bersambung....
Amarah Lia semakin memuncak karena setiap hari dikasih coklat dan entah siapa pengirimnya
Tunggu cerita selanjutnya
Jangan lupa vote+share and comment yah
Salam
Author 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kuat
RomanceWanita kuat yang selalu menunggumu 😊 Adryan Putra Soedirman adalah laki-laki yang bisa merubah sifat Lia 180 derajat. Karena Lia memiliki sifat cuek bebek, super dingin tapi Lia sangat sopan terhadap orang tua, sangat peduli terhadap orang tua, itu...