#16 Berani Berbicara

552 17 5
                                    

Aku meminta maaf kepada para pembaca setia 'Wanita Kuat' karena beberapa bulan kemarin aku sibuk skripsi dan melamar pekerjaan. Aku berterima kasih bayak kepada para pembaca yang telah setia dan menyukai tulisanku ini 🙏🙏

-----------------------------------------------------------

Kita mulai kembali ceritanya

Keesokan harinya...
'Seperti biasa notif WhatsApp banyak sekali mungkin itu hanya grup dan tidak ada orang spesial' gerutuku dalam hati.

Perlahan tapi pasti aku membuka WhatsApp dengan muka yang sangat datar. Tetapi chat yang pertama adalah dari Ka Iyan, seketika hatiku dag dig dug tak karuan dan akhirnya aku memberanikan untuk membalas pesan tesebut, senang takut pokonya campur aduk seperti permen nano-nano.

Pagii Lia

'Hah?? Ga salah Ka Iyan mengirim pesan kepadaku seperti ini?' Hatiku terus menerus bertanya-tanya.

Pagii juga Ka

Senang yang tidak bisa diukur oleh apapun juga

Hari ini masuk sekolah?

Pertanyaan yang membuatku terheran-heran

Masuk ko Ka

Sengaja aku membuat percakapan yang tidak panjang agar aku tidak terlihat mengharapkan Ka Iyan. Padahal ingin sekali memperpanjang chat dengannya tapi egoku yang terlalu tinggi membuat itu semua menjadikanku tahan harga kepada Ka Iyan.

Bagus deh kalo gitu Lia

Fix kayanya ga memperpanjang lagi, soalnya Ka Iyan udah feeling kalau aku ga mau memperpanjangan chatan.

Iya Ka

Itu saja yang aku kirim kepada Ka Iyan, dan tanda ceklis dua berwarna biru pun langsung terlihat dan tandanya Ka Iyan hanya membaca pesanku saja.

Entah aku harus bagaimana kepada Ka Iyan, rasa bersalahku masih terus ada tetapi aku tidak mau memperpanjang chat dengan Ka Iyan. Aneh memang rasa bersalah ada tetapi rasa gengsi yang melebihi rasa bersalahku ini.

Ketika aku di sekolah, Ka Iyan terus mengirim chat kepadaku, mungkin Ka Iyan ingin melihat aku meminta maaf kepadanya atau entah bagaimana.

Tak terasa bel istirahat pun berbunyi, seketika wajah murid-murid langsung sumringah karena istirahat telah dimulai. Sahabat-sahabatku langsung mengajakku untuk membeli makan di kantin, tetapi pada saat itu rasanya malas untuk jajan ke kantin dan badanku berasa tidak enak.

Di kelas hanya ada aku seorang, aku pun langsung mengambil posisi tangan dilipat dua dan kepala di atas tangan walaupun tidak enak posisinya seengganya lebih nyaman seperti ini daripada duduk tegap.

Drrrt drrrrt drrrrt

Tandanya ada panggilan masuk, seketika aku mengambil handphone ku pada saku rok sekolah. Ketika aku membuka layar handphone, aku kaget ada panggilan video call yang bertuliskan Ka Iyan.

Seketika aku merapihkan bajuku agar tidak terlihat kusut. Hadset sudah mulai ku pasang, tinggal aku mengangkat video call Ka Iyan, cepat-cepat aku mengangkat video call Ka Iyan dengan semangat 45.

Assalamu'alaikum Ka

Sedikit agak terbata-bata mungkin karena kaget sekaligus deg-deg an ga jelas.

Wanita KuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang