#5 Pintu hatiku akhirnya terbuka lagi

1K 27 0
                                    

Flashback

Aku bercerita kepada sahabatku,  waktu di SMA sekalian mengingat masa-masa terindah kita ber 6.

Adryan itu kaka kelasku di SMAN 1 Bandung, di sekolah kita beda dua tahun aku kelas satu sedangkan Adryan kelas tiga.

Sebenernya Adryan lahir tanggal 31 Desember 1995, sedangkan aku lahir tanggal 3 Januari 1997, jadi aku dan Adryan hanya beda satu taun lebih beberapa hari saja. Hanya saja Adryan cepat sekolahnya jadi orang mengira kalau aku dan Adryan beda 2 taun gara-gara Adryan kelas 3 sedangkan aku kelas 1.

Dia merubahku sifatku yang super duper cuek dan dingin. Adryan adalah laki-laki yang tahan dengan sifatku ini. Aku tidak tau persis kenapa Adryan menyukaiku, tapi kata Adryan dia menyukaiku pada pandangan pertama.

Adryan

Ini adalah hari pertama perempuan itu masuk sekolah setelah mengikuti masa orientasi. Sebelum perempuan itu sampai ke sekolah aku melihat dia sedang menyeberangkan seorang nenek tua. Tadinya aku yang akan menyebrangkan nenek itu ternyata keduluan olehnya

Terlihat senyuman perempuan itu sangat manis, matanya yang sangat berbinar, wajah yang ceria, jilbab yang dikenakan pun sangat cantik sekali dan jiwa sosialisasi sangat terlihat.

Itu hari pertama aku melihat perempuan itu. Dan keesokan harinya aku melihatnya kembali di tempat yang sama seperti kemarin.

Sekarang terlihat kalau dia sedang menyeberangkan seorang kakek tua, pada saat dia sedang menyeberangkan dari arah sebelah kiri terlihat ada sepedah motor yang melaju sangat cepat.

"Bruuuk" perempuan itu pun keserempet sepeda motor tersebut dan langsung jatuh di tengah jalan, sedangkan kakek itupun segera meminta tolong kepada orang sekitar.
Dari kejauhan aku dan satu anak laki-laki mungkin dia sepantaran denganku berusaha menolongnya. Lengan kiri baju sekolahnya sobek dan terlihat ada darah di sana, dia merintih kesakitan karena gesekan antara tangan kiri dan aspal yang membuatnya terluka

Aku langsung mengambil kotak P3K yang ada di dalam tasku, karena kalau aku pergi kemana-mana aku selalu membawa kotak P3K. Aku sangat cekatan menolongnya dan membalut tangannya dengan perban.

Dia tidak melihat wajahku sama sekali. Tidak ada senyuman dari wajahnya hanya ada rintihan kesakitan.

Setelah aku selesai membalut tangan nya dengan perban aku langsung membuka pembicaraanku dengannya, ini adalah pertama kalinya aku berbicara dengan perempuan itu.

'Udah mendingan kan ga sesakit kaya tadi?' tanyaku.

Dia hanya mengangguk-angguk dan tidak melihat wajahku sama sekali.

'Ya sudah aku pergi dulu yah' sahutku
Walaupun dia tidak melihat wajahku tapi dia tidak lupa mengucapkan terima kasih.

'Makasih' lagi-lagi perempuan itu tidak melihat wajahku dan dia hanya menundukan kepala saja.

'Iya sama-sama' akupun senyum lebar kepada dia tapi sayangnya dia tidak membalas senyumanku karena masih saja menunduk.

Dari situ aku mengetahui nama perempuan itu 'Oh namanya Dea Delia. C' tetapi aku hanya berbicara di dalam hati saja. Terlihat dari papan nama baju yang dikenakan olehnya, dari situ aku memanggilnya Lia entah mengapa aku lebih suka memanggilnya dengan sebutan Lia bukan dengan nama aslinya yaitu Dea.

Rasanya hari itu aku sangat senang sekali karena aku biasa tau namamu dan sekolahmu. Ternyata Lia satu sekolah denganku, tapi aku tidak tau kalau dia kelas berapa karena aku baru pertama kali melihatnya.

Dari situlah aku menyukai Lia karena Lia sangat peduli terhadap orang tua. Sebenernya aku ini tipe orang yang tidak mudah menyukai seorang perempuan, karena aku masih trauma kejadian dulu.

Kira-kira sudah sekitar satu tahun hatiku kosong tidak ada perempuan yang mengisi kekosonganku ini. Bukannya aku susah move on dari mantanku, hanya saja aku belum menemukan sosok perempuan yang tepat.

Banyak temanku yang bilang kalau aku susah move on dari mantanku gara-gara belum menemukan perempuan yang lebih cantik daripada mantanku itu.

Mereka salah besar, karena cantik itu bukan dari parasnya saja tetapi dilihat dari hatinya. Percuma cantik tapi perilakunya tidak sopan dan tidak baik. Lebih baik paras yang biasa saja tetapi sopan dan baik itu membuat dia begitu sangat cantik.

Jadi kalau melihat perempuan itu lihatlah dari hatinya dulu. Paras nya nomer sekian dan itu cuma bonus saja.

Mantanku adalah perempuan Hits di sekolah ini. Sebenarnya kita adalah teman SMP dan pada saat SMA kita satu sekolah lagi. Gimana tidak hits dia adalah seorang model terkenal di daerah Bandung, siapa sih yang ga tau mantanku itu.

Aku akui kalau dia memang cantik, berkulit putih, hidung mancung, rambut panjang, tubuhnya pun sangat idea, jika dia memakai pakaian maka pakaian apa saja pun cocok dengannya mungkin karena dia memang cantik sih.

Banyak sekali laki-laki di sekolah ini yang sangat menyukainya karena melihat parasnya yang sangat cantik. Tapi dibalik itu semua dia adalah sosok perempuan yang selalu memperhatikan wajahnya serta tubuhnya agar tidak gendut dan tetap ideal, tetapi jiwa sosialisasi sangat minim.

Sangat disayangkan aku kurang suka terhadap perilakunya karena dia tidak peduli dengan orang tuaku. Sering aku mengajaknya ke rumah untuk diperkenalkan kepada orang tuaku, dia hanya diam tidak pernah berbicara dengan kedua orang tuaku, padahal orang tuaku sudah mengajaknya berbincang-bincang.

Jadi di rumah itu dia hanya berbicara dengaku saja. Kalau dia tidak menyayangi kedua orang tua ku, nanti yang ada orang tuaku diabaikan olehnya.

Aku takut kalau nantinya aku berumah tangga dengannya, dia mengabaikan orang tuaku. Sedangkan aku tidak selalu ada di rumah karena bekerja, otomatis yang selalu ada di rumah ya istriku. Masa nanti istriku tidak berbicara terhadap orang tuaku khususnya ibuku.

Pernah kejadian, pada saat itu aku ada turnamen bola bersama teman-temanku di sekolah. Aku bingung mengajaknya menontonku bertanding bola atau mengajaknya menemani ibu di rumah. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya main ke rumah menemani ibuku.

Aku tidak tahu kalau ibu sedang sakit. Di rumah dia hanya diam di ruang tamu memainkan handphone tidak berbicara dengan ibuku sama sekali.

Ibu selalu mengajaknya untuk mengobrol tapi dia hanya diam, mengangguk tanpa bicara apa-apa dan sibuk oleh sosial medianya. Hari itu ibu sedang tidur di kamar jadi ibu tidak bisa menemaninya untuk mengobrol.

Setelah aku selesai pertandingan sesegera mungkin aku pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku menanyakan ibu kepada dia, dimana ibuku? Ternyata ibu sedang sakit dan diam terus di kamar, mantanku tidak mengetahui keadaan ibuku karena mantanku itu terlalu apatis terhadap orang sekitar.

Aku kecewa terhadapnya dan aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita. Tapi entah mengapa setelah satu tahun terakhir hatiku kosong.

Ada seorang gadis yang bernama Lia dia mengubah semuanya. Membuka pintu hatiku yang sangat susah dibuka, akhirnya perlahan tapi pasti terbuka juga olehnya (Lia).

Aku pertegas lagi aku menyukai Lia karena dia sayang terhadap orang tua tidak seperti mantanku sebelumnya yang sangat cuek terhadap orang tua, bahkan untuk sekedar menyapa orang tua ku saja tak mau.

Memang aku belum mengenal Lia lebih jauh tapi aku yakin kalau Lia sangat sayang terhadap orang tua
Iya aku mempersalahkan ini karena orang tua adalah segalanya bagiku.

Bersambung....

Benar kata Adryan orang tua adalah segalanya, mereka yang selama ini merawat kita hingga tumbuh dewasa

Jangan lupa vote,+share and comment yah

Salam
Author 💖

Wanita KuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang