#7 Coklat siapa?

774 20 0
                                    

Dan tak terasa suara adzan berkumandang, seketika murid-murid kecewa karena setiap pelajaran Kimia waktu berjalan begitu cepat.

Setelah adzan sudah berhenti dan bel pun berbunyi menandakan bahwa waktunya istirahat dan sholat. Sesegera mungkin kita ber 6 menuju mesjid untuk menunaikan ibadah sholat. Tapi Caca hanya diam di teras mesjid karena Caca beragama Kristen walaupun begitu Caca selalu mengingatkan kita agar kita ber 5 tidak meninggalkan sholat.

Kita ber 6 saling menghargai satu sama lain. Aku bersyukur punya sahabat seperti mereka karena kita saling melengkapi dan berkat mereka juga mungkin kedepannya masa putih abu ku akan menjadi lebih berwarna seperti hal nya pelangi.

~~~~~~~~

Dihari berikutnya pada saat aku baru sampai di kelas, ternyata aku menemukan coklat yang cantik dihiasi dengan pita berwana merah muda. Tetapi pada saat itu aku bingung mengapa ada coklat di kolong meja ku, aku juga takut untuk memakannya karena mungkin orang itu salah menaruh coklat tersebut.

Setelah sahabat-sahabatku datang semua, sesegera mungkin aku menceritakan kalau ada coklat di bawah kolong meja ku.

'Kalian masa di kolong mejaku ada coklat, dan pakai pita merah muda lagi?' sahutku.

'Wah iya?' timpa Caca.

'Mana coba liat' Vivi pun ikut penasaran.

'Nih (aku pun mengambil coklat yang ada di kolong mejaku dan memperlihatkannya kepada mereka)'.

'Waw belum genap sebulan kamu sekolah disini, udah punya penggemar rahasia aja nih' sahut Zahra.

'Iya mungkin itu beneran buat kamu, soalnya kan ditaro di kolong mejamu Dea' sahut Mia.

'Ah ga mungkin lah, orang itu salah naro coklatnya kali' aku masih belum percaya.

Mia menjawab lagi 'Mungkin lah Dea, ga ada yang ga mungkin'.

Aku hanya terdiam dan merhatikan coklat itu, tiba-tiba bel masuk pun berbunyi. Sontak aku kaget dan sesegera mungkin aku menaruh coklat itu ke tempat semula (kolong meja ku).

Hari ini adalah pelajaran Bahasa Indonesia, dan jeng jeng jeng seketika kelas kita diakan ulangan mendadak. Sontak semua murid kaget biasanya ada pemberitahuan terlebih dahulu sebelum ulangan, ini tidak ada pemberitahuan sama sekali.

'Alhamdulillah semalem aku belajar jadi ada banyangan untuk mengisi soal ini' aku hanya berbicara di dalam hati saja.

Waktu istirahat pun tiba, setalah kita bergulat dengan yang namanya ulangan akhirnya selesai juga dan membuat kepala pusing sekali karena ulangannya sangat mendadak.

Kita ber 6 pun mengeluarkan kotak nasi, dan makan bareng di mejaku dengan Mia. Memang semalem kita sepakat bahwa hari ini kita membawa bekal dari rumah agar sehat dan uang jajan kita bisa ditabung untuk keperluan yang lainnya.

Aku membawa bekal nasi + ayam kecap + telur mata sapi, Mia membawa bekal nasi + capcay + tahu, Zahra membawa bekal nasi + telur balado + tempe, Vivi membawa bekal nasi + kangkung + tahu, Caca membawa bekal nasi + ayam suir, Luna membawa bekal nasi + orek tempe + capcay.

Lengkap sudah bekal nasi kita, akhirnya kita pun barter lauk makan. Entah mengapa makan bersama mereka rasanya enak dan nikmat banget. Setelah kita semua selesai makan, aku mengambil coklat yang ada di kolong mejaku.

'Kalian pada suka coklat kan?' tanyaku kepada sahabat-sahabatku.

'Pastinyaa' sahut Vivi dan Caca.

'Kenapa emang?' tanya Mia.

'Nih, makan aja coklatnya sama kalian' (sebari aku menggeser coklat ke tengah meja).

'Engga ah kalau coklat itu' timpa Luna.

'Kenapa?' tanyaku.

'Itu kan coklat spesial, kenapa kita yang harus memakannya?' jawab Zahra.

'Emang Dea ga suka coklat?' tanya Caca.

'Suka ko' jawabku.

'Ya udah kamu makan aja' sahut Vivi.

'Engga ah' tanpa berpikir panjang langsungku tolak.

'Loh ko gt?' sahut Mia.

'Ya ga apa-apa, kalian aja yah yang makannya daripada aku buang kan mubazir' jawabku dengan cueknya.

'Ih jangan gitu Dea, orang itu ngasih coklat kan bukan buat di buang' Mia menasehatiku.

'Ya udah kalau gitu kalian aja yah yang makannya, okeh' ku keluarkan jurus senyumanku yang manis.

'Iya deh iya' sahut mereka ber 5.

Akhirnya mereka semua memakan coklat itu dan mereka pun senang karena mendapatkan coklat gratis.

'Siapa yah yang ngasih coklat ini?' sahut Zahra.

'Iya yah, siapa laki-laki itu?' Caca pun ikut-ikutan.

'Kita semua jadi penasaran nih' timpa Luna.

'Sering-sering dikasih coklat lah Dea supaya kita bisa makan coklat gratis lagi' sahut Mia sambil senyum-senyum.

'Kalian semua malah mikirnya kesitu, aku aja yang dikasih cuek dan ga peduli siapa yang ngasihnya soalnya ga penting juga' jawabku dengan cuek bebek.

'Ko gitu sih Dea, jangan terlalu cuek loh' sahut Mia kembali.

Vivi menasehatiku 'Tapi nanti kalau kamu di kasih coklat lagi, kamu yang makan yah Dea jangan kita-kita yang makan'.

'In shaa alloh yah, aku ga janji wlee' aku mengeluarkan lidahku dan aku tak peduli dengan coklat itu.

Bersambung....

Jangan lupa vote+share and comment yah

Salam
Author 💖

Wanita KuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang