#14 Maafkan aku Ka Iyan

662 16 6
                                    

Adryan

10 menit sebelum bel sekolah berbunyi ada pesan whatsapp masuk, dan itu adalah pesan dari Ibuku.

Nak, cepat pulang antarkan ibu

Baik bu...

Setelah bel sekolah berbunyi, aku segera pulang ke rumah. Tidak biasanya aku langsung pulang, karena ini permintaan Ibuku akhirnya aku pulang lebih awal.

Saat perjalanan pulang teringat sosok Lia, sosok yang tidak aku jumpai pada hari ini. Walaupun aku sangat malu oleh perbuatannya tetapi perempuan itu terus saja terngiang di kepalaku ini.

Aku mencoba untuk melupakannya tetapi bayangannya selalu saja muncul di hadapanku sehingga membuatku kesulitan untuk melupakannya.

Akhirnya aku sampai di rumah, setibanya aku di depan pintu rumah aku langsung disambut oleh kedua orang tuaku yang membuatku semakin bingung, ada apakah gerangan sampai-sampai orang tuaku menungguku di depan pintu rumah??

Lia

Pada saat di rumah akupun asyik menonton tv bersama dengan kedua adikku.

Handphone yang ada di sampingku pun tidak aku gubris padahal ada banyak chatan yang masuk. Tetapi setelah iklan dimulai, aku langsung melihat pesan whatsapp yang masuk.

Ada banyak sekali pesan yang masuk, mulai dari grup sampai personal chat.

Aku teringat Ka Iyan, iya laki-laki yang aku cari seharian di sekolah.

Terlihat Ka Iyan sedang online, aku sangat ingin chat Ka Iyan duluan tapi aku takut untuk memulainya, takut jika Ka Iyan tidak peduli terhadapku, takut jika Ka Iyan makin membenciku, dan aku takut akan semuanya.

Tetapi tanganku memberanikan untuk chat Ka Iyan

Ka, aku minta maaf yah

Belum sempat aku kirim, kalimat itu pun aku hapus karena aku takut.

Kaka tadi aku cariin tapi ga ada, kaka kemana?

Sok deket banget yah kalo aku chat seperti itu, ujung-ujungnya aku menghapus kembali isi chat tersebut sebelum aku mengirim kepada Ka Iyan.

Beberapa kali aku chat Ka Iyan tapi selalu saja tidak jadi. Akhirnya aku mengurungkan niatku untuk chat Ka Iyan duluan.

Sejak saat itupun aku selalu saja memikirkan sosok Ka Iyan, laki-laki yang sudah aku tolak di hadapan semua murid SMA.

~~~~

Tidak seperti biasanya, aku berangkat lebih pagi untuk menemui Ka Iyan secara langsung. Sekarang adalah jam 06.00, aku menunggu Ka Iyan dari sebrang kelasnya tepatnya di kolidor sekolah. Kebayang kan menunggu sosok Ka Iyan jam 06.00 tepat di koridor sekolah. Rasanya itu dingin, tapi tidak sedingin waktu aku menolak Ka Iyan secara langsung.
Hanya ada penjaga sekolah yang sedang sapu-sapu dan akupun duduk manis di koridor sekolah.

Pada saat jam menunjukan pukul 06.30 tidak terlihat sosok Ka Iyan dari kejauhan, dan pada saat itu pula mulai banyak siswa dan siswi yang berdatangan menuju kelasnya masing-masing.

Akhirnya aku berdiri, karena malu duduk di koridor sekolah sedari tadi. Rasanya percuma aku menunggu Ka Iyan sedari tadi, tak terlihat batang hidungnya sama sekali.

Aku jalan menuju kelasku dengan sangat pelan berharap masih bisa melihat Ka Iyan dari kejauhan. Tapi benar saja Ka Iyan tidak ada, dari situ perasaanku tidak enak rasanya ingin cepat-cepat istirahat agar aku bisa menemui Ka Iyan dan berbicara secara langsung dengannya.

Waktu berlalu begitu cepat, akhirnya jam istirahat pun tiba. Sesegera mungkin aku keluar kelas, padahal sahabat-sahabatku menanyakan aku akan pergi kemana tetapi aku tidak menggubris perkataan mereka sama sekali, aku acuhkan saja perkataan mereka itu.

Sedikit agak berlari menuju kelas Ka Iyan, hampir saja aku sampai di depan kelas Ka Iyan, tetapi sempat terhenti karena keberadaan Ka Putri yang sedang asyik berbincang dengan teman sekelasnya.

Langkahku pun akhirnya aku pelankan dan aku pura-pura tidak melihat Ka Putri karena jika aku melihatnya pasti dia akan lebih membenci diriku ini.

'Jangan berisik, ada tuan putri mau lewat' sindir Ka Putri kepadaku dengan nada bicara yang sedikit meninggi.

Sesudah aku disindir oleh Ka Putri mau tidak mau aku harus melihatnya dan menatap matanya.

'Permisi kaa...' sembari aku menundukan bahuku ini.

'Halaaaah, mau so baik atau so ingin dapet perhatian' semakin lama nada bicara Ka Putri semakin meninggi.

Akupun hanya tersenyum memamerkan gigiku.

'Mau ke kelas Adryan yah kamu? Ngapain ke sana? Ga punya malu banget sih kamu ini' cerocos Ka Putri.
Lagi-lagi aku hanya tersenyum dengan perkataan Ka Putri.

'Orang nanya itu dijawab bukannya senyam-senyum ga jelas' masih saja dengan nada ketusnya Ka Putri.

'Iya ka' akupun semakin menundukan bahuku dan kepalaku ini.

Rasanya ingin sekali aku berteriak, tetapi apa daya aku hanya anak kemarin sore. Jika aku membalas perkataan Ka Putri bisa-bisa aku tidak tenang sekolah disini, tujuanku sekolah disini kan untuk mencari ilmu bukan untuk mencari musuh.

Ka Putri menyindirku terus menerus tiada henti dihadapan teman-teman sekelasnya, aku hanya bisa tersenyum dihadapan mereka walaupun kenyataannya bibir tersenyum hati menangis.

Setelah aku melewati kelasnya Ka Putri, akhirnya aku sampai di depan kelas Ka Iyan.

Terlihat temannya Ka Iyan yang kemarin itu, perhalan tapi pasti aku mendekati teman Ka Iyan. Papan namanya bertuliskan nama Galang.

Aku memberanikan diri untuk bertanya kepada Ka Galang tentang Ka Iyan.

'Ka..' tanyaku dengan canggung

'Iya? Eh bentar kamu itu Dea kan?' jawabnya

'Iya ka' seketika aku kaget Ka Galang mengetahui namaku, apa dia melihat dari papan namaku yang terpampang jelas ini atau dia tau kalau aku menolak Ka Iyan mentah-mentah? Ah sudahlah...

'Ada apa De? Apa mau mencari Adryan?' tanya Ka Galang.

Aku kaget mengapa Ka Galang tahu kalau aku akan bertemu dengan Ka Iyan 'Hehe iya ka'.

'Adryan sudah pulang de?' jawabnya dengan santai.

Aku kanget, ko jam segini Ka Iyan sudah boleh pulang 'Hah pulang ka?'

'Iya tadi pagi dia masuk ke kelas 5 menit sebelum bel berbunyi, hanya satu jam di kelas lalu dia berpamitan kepada teman-teman di kelas serta dia pergi ke ruang guru untuk berpamitan kepada guru-guru disana' sahut Ka Galang.

'Memangnya Ka Adryan mau pergi kemana ka?' tanyaku dengan sangat penasaran.

'Dia bilang akan pindah sekolah' jawab Ka Galang.

'Pindah sekolah??' aku masih terheran-heran.

'Iya de, Adryan pindah sekolah' Ka Galang menjawab dengan sangat meyakinkan.

'Karena apa Ka Adryan pindah sekolah ka?' aku terus saja bertanya kepada Ka Galang.

'Adryan tidak memberi tahu kita mengapa dia pindah sekolah. Hayoo loh de tanggungjawab Adryan jadi pindah sekolah gini' ledek Ka Galang.

Wajahku langsung murung seketika, takut kalau Ka Iyan pindah sekolah gara-gara aku.

'Memangnya kamu tidak berkabar dengan Adryan?' tanya Ka Galang.

'Tidak ka' jawabku dengan lesu.


Bersambung....

Jangan lupa vote+share and comment yah

Salam
Author 💖

Wanita KuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang