Ketika aku sedang berlari kencang menuju pintu gerbang sekolah, tiba-tiba ada benda bening yang jatuh di pipiku, iya itu adalah air mataku. Tanpa kuduga aku menangis dan sesegera mungkin aku menghapusnya kembali.
Dari kejauhan tampak seorang perempuan yang sangat cantik nan modis serta elegan, padahal dia sama sepertiku memakai segaram SMA tapi entah mengapa perempuan itu jauh lebih cantik dariku.
Kulitnya putih, bibirnya tipis, hidungnya mancung, rambutnya panjang berwarna kecoklatan tergerai indah, tingginya kira-kira sama denganku yaitu 160 cm. Aku saja sebagai perempuan iri melihatnya karena dia sangatlah cantik.
Dia sedang berjalan menyendiri tapi entah mengapa setelah beberapa menit kemudian perempuan itu jalan mendekatiku.
'Kamu Dea yah yang Adryan panggil kamu dengan sebutan Lia?' tanyanya dengan sangat sinis.
'Iya. Ada apa yah?' jawabku dengan santai, padahal hati ini sudah gemetaran.
'Perkenalkan namaku adalah Putri kakak kelasmu di sekolah ini, dan aku adalah mantannya Adryan si murid terganteng di sini' terlihat nada bicaranya ka Putri ini sangat angkuh sekali.
(Pantas namanya saja Putri sebanding dengan mukanya sama-sama cantik tapi tidak dengan perilakunya).
Tiba-tiba saja benda yang sangat tumpul menusuk hatiku, dan saat itu pula hatiku berasa sakit sekali, entah mengapa sesak rasanya mendengar perkataan ka Putri tadi.
Lanjutnya 'Oh kamu yang membuat Adryan sampai-sampai terpesona denganmu, dan kamu juga yang membuat Adryan malu di hadapan semua siswa di sekolah ini, sombong banget kamu ini. Cantik aja engga mau-maunya seorang Adryan mantanku itu menyukai gadis sepertimu, yang sangat tidak bersyukur di sukai oleh laki-laki terganteng di sekolah ini...... ' ka Putri terus-menerus berbicara tiada hentinya, sampai-sampai aku ogah mendengar celotehannya.
Dan aku pun berpikir pantesan saja ka Iyan putus dengan ka Putri mungkin karena ka Putri orangnya terkadang meninggi, wajar orang tercantik di sekolah ini bebas mau melakukan apa saja.
Aku hanya menggangguk-angguk saja ketika ka Putri berbicara denganku, dan akupun bingung harus bagaimana menjawab celotehannya.
Setelah beberapa menit berlalu akhirnya ka Puri mengakhiri pembicaraannya, sambil memandang sinis diriku. Aku hanya tersenyum kecil kepada ka putri, dan ka Putri sama sekali tidak membalas senyumku itu, malah terlihat ka Putri sangat membenci sekali dikirku ini, padahal aku tidak melakukan hal jahat kepadanya tapi dia sangat membenci diriku. Ka Putri pun meninggalkan ku dengan tatapan sangat tajam.
Setelah ka Putri berbicara kepadaku rasanya sangat ingin menangis saja, tapi jika aku menangis di sekolah apa kata murid-murid yang lain. Sesegera aku menuju gerbang sekolah dan memberhentikan angkot yang melintas.
Ketika aku sampai di depan rumah terlihat rumah sedang sepi sekali.
'Assalamu'alaikum' dan aku pun mengetuk pintu.
'Wa'alaikumsalam' jawab seseorang yang ada di dalam rumah.
Aku kaget dikira di rumah tidak ada siapa-siapa ternyata terdengar suara Dilla dari dalam rumah, dan sesegera aku memasuki rumah.
Pada saat aku masuk ke dalam rumah Dilla mendekatiku dan menyalamiku.
'Mamah sama ade Dara kemana?' sahutku.
'Mamah ada pertemuan dengan ibu-ibu Persit diantarkan oleh ayah, kalo ade Dara masih sekolah agama' jawab Dara.
'Oh gitu yah, pantas saja rumah berasa sepi' timpaku.
'Teteh kenapa matanya agak merah, hayoo loh teteh nangis yah di sekolah' tanya Dilla.
Iya Dilla dan ade Dara memanggiku dengan sebutan teteh, teteh itu adalah kaka perempuan dalam bahasa Sunda
'Apaansih Dilla, orang teteh ga nangis ko ini cuma kelilipan' aku pun mengeles.
'Diiiih boong banget teh' Dilla masih saja penasaran karena mataku memerah.
Aku sambil berjalan menuju kamarku 'Udah ah, teteh mau ganti baju sama istirahat dulu dan jangan lupa makan+sholat yah'.
'Udah ko teh tadi' jawab Dilla dengan keras.
Aku hanya mengangkat jempolku bertanda Okeh.
Sesampainya aku di dalam kamar, akupun mengganti bajuku dengan baju santai dan mengambil air wudhu untuk sholat asar. Setelah selesai sholat, aku rebahan di tempat ternyamanku yaitu kasur.
Aku teringat kejadian di sekolah tadi, dan aku akhirnya menangis, karena hati ini serasa sesak sekali.
Sebenarnya aku sangat takut jika menerima ka Iyan, karena aku sangat trauma sekali.
Padahal sebelum bertemu dengan ka Putri perasaanku biasa saja kepada ka Iyan, tapi setelah aku bertemu dengan ka Putri entah mengapa rasanya sesak sekali ketika mendengar kalau ka Putri mantannya ka Iyan.
Semejak itu aku nangis gara-gara kejadian di sekolah tadi, aku pun jadi teringat ka Iyan dan wajah ka Iyan yang sangat sedih karena aku menolaknya tanpa berfikir panjang.
Aku sesegera mengambil hp ku dan membuka whatsapp ternyata chat masuk dari grup bukan dari ka Iyan, dan saat ini aku malah berharap ka Iyan mengirim pesan kepadaku.
Hari ini rasanya aku sudah gila, karena awalnya aku membenci ka Iyan sebenci-bencinya, setelah ka Iyan menyatakan perasaannya kepadaku entah mengapa sedikit-sedikit aku peduli kepada ka Iyan, dan setelah aku bertemu dengan ka Putri rasanya ada benda tumpul yang jatuh mengenaiku rasanya begitu sakit sampai hati ini begitu sesak.
Apakah aku benar menyukai ka Iyan sosok laki-laki yang tampan di sekolah? (itu menurut anak-anak di sekolah, menurutkuka Iyan sama saja seperti murid laki-laki lainnya).
Tiba-tiba chat grup masuk, itu adalah grup sahabat dekatku "Kelompok Belajar" ada banyak sekali chat yang masuk. Sesegera aku membuka chat tersebut.
Bersambung....
Penasaran dengan cerita selanjutnya, ikuti terus jangan sampai terlewatkan 😊😊
Jangan lupa vote,+share and comment yah
Salam
Author 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kuat
RomanceWanita kuat yang selalu menunggumu 😊 Adryan Putra Soedirman adalah laki-laki yang bisa merubah sifat Lia 180 derajat. Karena Lia memiliki sifat cuek bebek, super dingin tapi Lia sangat sopan terhadap orang tua, sangat peduli terhadap orang tua, itu...