#9 Phobia

249 98 64
                                    

Announcement

Mohon maaf dengan beribu ribu maaf untuk beberapa part selanjutnya,mungkin akan sedikit terlambat dalam update.

Jangan lupa vote ya teman teman sebelum lanjut^^👍🏻

Oke, langsung saja ke ceritanya...

✨ Happy Hallucination ✨
______________________________________

In the Bedroom
Afternoon,05:15 am.

/Bruk

Aku merebahkan tubuhku diatas kasurku yang empuk,sendirian.

Tidak ada orang lain kecuali diriku disini,Minho belum saja pulang dari pekerjaannya.Entah pekerjaan apa yang ia ampu hingga tidak pernah pulang.

Aku memutuskan untuk segera mandi,karena merasa diriku bau keringat setelah seharian melakukan kegiatan sekolah Offline.

After taking a bath
Evening,05:59 am.

Aku lalu mengeringkan rambutku dengan handuk putih pemberian nenekku.

Kuberjalan menuju ruang tamu sembari membawa coklat hangat yang baru saja selesai kubuat.Tak lama setelah ku sampai di ruangan.

/Pyar!

Sebuah batu berbungkus kertas masuk menghancurkan jendela ruang tamu.

Aku tak main terkejutnya,siapa yang berani beraninya melakukan ini.

"WOY!!! KACA RUMAH MAHAL!" Teriakku,kepalaku menongol keluar mendapati sosok wanita berambut panjang diantara kegelapan malam berlari melewati semak semak bercabang.

"Syalan,awas aja tuh mbak mbak kalo dateng lagi"

Aku meletakkan coklat panas ku diatas meja,berjalan mendekat pintu.

/Ceklek.

/Boom!

Kulihat seorang pemuda berditi didepanku,tangannya mengepal kedepan seakan ingin mengetuk pintu.

"P-pak Chris?"

Ngapain pak Chris malam malam kemari!?

"Boleh saya masuk?" Tanya pak Chris.

"B-boleh pak" ujarku mempersilahkan masuk,dan menyuruhnya untuk duduk di sofa ruang tamu.Wajah pak Chris nampak bingung melihat jendela yang pecah.

"Apa kou sebegitu marahnya karena tidak kuajar tadi siang hingga kou memecahkan jendelamu sendiri?"

Mataku melotot setelah mendengar kalimat yang keluar dari bibir paling Chris.

"Eh eh eh bapak guru muda yang ganteng,kok jadi kepedean gitu sama saya?" Ucapku.

"Saya hanya menebak,jangan terlalu dibawa hati"

Selalu dan selalu,kata kataku diputar balikkan seakan aku yang memulai.

"Kalau begitu Pak Chris duduk dulu,saya buatkan minum.Bagaimanapun juga Pak Chris tamu saya disini" kataku lalu pergi ke dapur mengambil teh tubruk di almari kayu.

/Tok /Tok /Tok

Terdengar seperti suara palu sedang beradu dengan dinding rumah,apakah Pak Chris sedang menabung untuk merobohkan rumahku atas perkataan yang sedikit tidak sopan tadi?

Aku kembali membawa nampan alumunium dengan segelas teh tubruk hangat dan setoples kue lebaran.

Kudapati pak Chris sedang menutupi jendelaku dengan kayu kayu yang entah berantah darimana ia mendapatkannya.

Sport Teacher | Bangchan FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang