Orang yang tidak open minded dan hanya bisa hate coment gak usah baca ini ya. Terimakasih🤗
Happy Reading
.
.
.*****
Tengah malam Glend terbangun, karena ingin membuang air kecil. Glend merasa tangannya sedikit berat, saat melihat ke samping Glend melihat Aletta sedang menggenggamnya.
Aletta tertidur dikursi samping brankar, dengan posisi kepala ditaruh diatas brankar menghadap Glend. Tangannya menggenggam tangan Glend, seolah-olah takut hilangannya.
Sedangkan Haidar, Veri dan Keano tidur disofa yang ada diruang inap Glend. Setelah perdebatan kecil, mereka bertiga sepakat untuk menginap dirumah sakit. Untungnya sofa yang ada diruang inap Glend cukup besar, jadi bisa untuk ketiganya tidur dengan posisi duduk.
"Manis juga ya lo, kalo lagi tidur," ucap Glend. Dia menatap lekat wajah polos Aletta yang sedang tidur, Glend mengelus kepala Aletta tanpa sadar dengan tangan kirinya membuat Aletta menggeliat kecil.
Tersadar atas apa yang ia lakukan, Glend langsung menarik tangannya yang dia gunakan untuk mengelus kepala Aletta tadi. Glend melepaskan genggaman tangan Aletta secara perlahan agar Aletta tidak terganggu.
Setelah lepas, Glend mengubah posisinya menjadi duduk. Lalu menurunkan kakinya dan berusaha turun dengan pelan. Tapi Glend oleng lalu terjatuh, karena tubuhnya masih terlalu lemas.
BRAK!
Aletta yang mendengar pun sontak langsung terbangun. "Yaampun Glend," kaget Aletta. Ia langsung membantu Glend bangun.
"Kamu kenapa bisa jatuh sih? Ngapain juga kamu turun dari brankar?" tanya Aletta seraya membantu Glend bangun. Aletta yang tidak kuat mengangkat tubuh Glend pun terjauh diatas Glend, karena postur tubuh Glend jauh lebih besar dari tubuh Aletta yang mungil.
"Aduh, jantungku rasanya mau copot. Glend kenapa makin ganteng sih kalau dilihat dari dekat? Mana manis lagi," batin Aletta yang sedang menatap mata Glend begitupun sebaliknya.
"Gue kok deg-degan ya? Apa jangan-jangan gue suka sama si Aletta? Tapi masa iya sih gue suka?" batin Glend. Mereka saling menatap dan mengagumi satu sama lain.
"Cieee, ekhemmm." Aleta dan Glend langsung tersadar dari lamunan keduanya, buru-buru Aletta bangun dari atas tubuh Glend.
"Ternyata si Aletta agresif banget ya, buktinya aja sampe naek keatas badan Glend," ucap Veri yang membuat Haidar dan Keano tertawa, sedangkan Aletta menunduk malu. "Haha, Aletta malu-malu kucing."
"Lo pada apaan sih?! Bukannya bantuin gue, malah ngeledekin," ketus Glend. Mereka bertiga menghentikan tawanya, lalu membantu Glend berdiri.
"Gue tuh tadi mau kekamar mandi, pas turun dari brankar gue jatoh karena masih terlalu lemes. Nah si Aletta kebangun terus bantuin gue, eh tapi malah jatoh karena gak kuat ngangkat badan gue. Jadi lo pada jangan salah paham!" jelas Glend datar. Dia tidak mau teman-temannya salah paham.
"Kirain aja ya kan, abisnya di liatin dari tadi kalian malah saling pandang. Bukannya langsung bangun," celetuk Keano. yang diangguki oleh Veri dan Haidar.
"Ck apaan sih?! Udah ah, gue mau kekamar mandi," ucap Glend meninggalkan teman-temannya dan juga Aletta.
*****
"Ayok! Aku anter pulang," tawar Aletta. Glend sudah dibolehkan setelah dokter memeriksa kondisi tubuh Glend, dokter juga menyuruh Glend untuk banyak-banyak istirahat.
"Gak usah, gue bisa pulang sendiri kok," tolak Glend sambil turun dari brankar.
"Udah aku anterin aja, lagian kamu masih lemes loh," ucap Aletta. Ketiga teman Glend sudah pulang sedari tadi karena ketiga nya sepakat untuk tidak mengganggu waktu Glend dan Aletta, alih-alih ada urusan mendadak.
Glend hanya diam mempertimbangkan tawaran Aletta. "Udah gak usah kebanyakan mikir, ayok aku anter," ucap Aletta sambil menggenggam tangan Glend.
"Kayanya ada yang salah nih sama jantung gue, kencang banget detak jantung gue. Besok-besok gue periksa ke dokter deh, takutnya gue punya penyakit jantung," batin Glend. Aletta mengantar Glend pulang setelah menebus obat di apotik.
"Kamu harus banyak-banyak istirahat, tidur teratur dan jangan begadang! Kamu juga harus jaga kesehatan, aku gak mau kamu sakit lagi," ucap Aletta tanpa sadar, mereka baru saja sampai dirumah Glend.
Rumah bercat hitam dan putih terlihat sangat besar, taman yang luas dan ada kolam renang di sisi kanan menuju belakang rumah. Tapi rumah tersebut tampak sepi, sepertinya orang tua Glend masih diluar kota.
"Iyaaa, bawel! Dari tadi ngomong mulu, gak capek apa?" tanya Glend.
"Ya capek sih, tapikan kalau aku gak gini, kamu gak akan dengerin omongan aku." jawab Aletta.
"Iya-iya gue denger, oh iya lo mau mampir dulu gak?" tawar Glend.
"Emm, gak usah deh, kapan-kapan aja. Kalau gitu aku pulang dulu, ingat apa kata aku tadi!" ucap Aletta.
"Yaudah, lo hati-hati ya dijalan."
"Siap! Dahh, Glend." Aletta melambaikan tangan lalu masuk kedalam mobil, dan melajukan mobilnya.
"Ckckck, Kayanya gue memang harus periksa jantung. Dari tadi detak jantungnya gak normal, kenceng banget," batin Glend seraya menyentuh dadanya.
*****
.
.
.
Maaf ya kalau feelnya gak dapet dan ceritanya gak nyambung🙏
Aku kesulitan merangkai kata-katanya, jadi acak-acakkan🙈
.
.
Maaf apabila ada kesamaan alur, nama, tempat, tokoh dan karakter ataupun peristiwa dengan cerita lain. Ini real hasil imajinasi dan halusinasi autor.(Jangan lupa vote and coment)
KAMU SEDANG MEMBACA
GLETTA (END)
Teen FictionCover by: @fairuzsalsa905 [Follow dulu sebelum membaca] Dia menatap pria tersebut dan tatapan matanya tepat mengenai manik hitam dihadapannya. Dia merasa tidak asing dengan tatapan itu, manik matanya mirip seseorang yang ia kenal. Tapi siapa? Apakah...