Hallo guysss
.
Happy Reading
.*****
"Aduh Glend, kamu ngapain sih bawa aku ke sini?" tanya Aletta saat mereka sudah ada di rooftop.
"Duduk!"
Glend menyuruh Aletta duduk di bangku dekat penyangga rooftop. Aletta mendengus pelan lalu menuruti perkataan Glend, dirinya berjalan ke arah bangku lalu mendudukkan dirinya di bangku tersebut. Glend pun melakukan hal yang sama seperti Aletta.
"Jadi . . . ngapain kita ke sini?" tanya Aletta karena sedari tadi Glend hanya diam. Glend langsung menatap Aletta saat wanita di sampingnya itu bertanya.
"Kemarin gue liat lo pulang sama Kenzo," ucap Glend membuang pandangannya. Ia berusaha menahan amarahnya mengingat Aletta menerima tawaran Kenzo untuk di antar pulang.
"Terus?"
"Gue kan udah bilang sama lo, jangan pernah deket-deket sama Kenzo! Dia itu bukan cowok baik-baik."
"Terus cowok baik-baik itu kaya gimana? Kaya kamu?" pertanyaan tersebut langsung membuat Glend menatap Aletta.
"Gue gak pernah bilang kalo gue cowok baik-baik, gue bilang kaya gini karena gue gak mau lo kenapa-napa," ucap Glend. "Jauhi kenzo, Al!"
"Apa hak kamu ngelarang aku buat deket sama Kenzo?" tanya Aletta bingung.
"Gue punya hak atas diri lo, Al. Inget gue calon suami lo!"
"Ca–calon suami?" tanya Aletta terbata.
"Iya, gue calon suami lo! Bukannya lo sendiri tadi yang bilang kalo gua calon suami lo?"
Aletta membulatkan matanya mendengar perkataan Glend barusan. "Ka–kamu denger Glend?" tanya Aletta memastikan pendengarannya.
"Ya, gue denger semuanya. Lo bilang kalo gue calon suami lo, dan semua anak-anak denger ucapan lo," jawab Glend santai.
Deg
Aletta langsung terdiam. Ia merutuki dirinya sendiri karena telah berbuat hal yang memalukan dan merugikan dirinya sendiri. Aletta bahkan membuang pandangannya dan tidak berani menatap Glend karena malu.
"Kenapa diam? Malu?" tanya Glend menatap lekat Aletta.
"Udah tau pake nanya lagi. Huaaaa mama aku malu, mau taruh dimana nih muka? Kalo bukan gara-gara Anes gak mungkin aku sampe berani bilang kaya gitu," batin Aletta. Dirinya tidak menjawab pertanyaan Glend.
"Santai aja kali Al, gak usah malu-malu gitu. Jadi kapan?" tanya Glend berusaha menahan senyum.
"Apa?" tanya Aletta mengerutkan keningnya. Ia tidak tau kemana arah pembicaraan Glend.
"Kapan kita nikah?" tanya Glend tanpa dosa.
Aletta di buat melongo oleh perkataan Glend. Bisa-bisanya Glend bertanya seperti itu sedangkan status mereka hanya sebagai teman. Hanya sebagai teman belum menjadi pacar, ingat itu!
"Yaampun, si glend gila kali ya? Pacaran aja belum udah ngajak nikah. Lagian kenapa di anggap serius sih perkataan aku tadi? Haihh, aku kan terpaksa ngomong gitu. Emang ya kutub utara gak bisa di ajak becanda, serius mulu bawanya," batin Aletta kesal.
"Kamu gila ya Glend?" tanya Aletta menatap Glend tak percaya. Pasalnya ia terpaksa mengatakan hal itu karena tidak mau berurusan dengan Anes, tapi Glend menyalah artikan perkataannya itu.
"Aku waras dong, kalo gila nanti gak bisa nikah sama kamu," jawab Glend mengedipkan satu matanya. Menggoda Aletta adalah suatu kesukaan Glend yang baru, karena menurutnya Aletta terlihat menggemaskan saat malu ataupun kesal.
"Glend!"
"Apa sayang?"
"Glend, becanda kamu gak lucu tau!" ucap Aletta kesal. Aletta berusaha mati-matian menstabilkan detak jantungnya yang sedari tadi asik dangdutan.
"Aku gak becanda, Al. Jadi kapan kita nikah? Atau kamu mau di lamar dulu? Mau di lamar kaya gimana hm?" tanya Glend dengan senyum mengembang. Dirinya merasa senang telah membuat wanita disampingnya kesal.
"Glend William Alvaro!"
"Apa hm?" tanya Glend mengelus lembut kepala Aletta.
"Bisa gak sih kamu serius?" tanya Aletta seraya mendelik tajam kearah Glend. Aletta menepis tangan Glend yang mengelus kepalanya.
"Iya-iya, maaf sayang."
Aletta tidak membalas perkataan Glend, dirinya malah menghela nafas panjang. Kepalanya terasa pusing karena terlalu memikirkan perkataan Glend dan murid-murid lain. Sekarang ia harus memastikan satu hal dan hanya Glend seorang yang bisa menjawabnya.
"Al?"
"Hmm."
"Marah?" tanya Glend memiringkan kepalanya karena Aletta membuang pandangannya.
"Enggak. Aku mau nanya sama kamu dan kamu harus jawab jujur!" pinta Aletta.
"Apa?"
"Ka-kamu ... kamu cinta sama aku?" lirih Aletta.
"Apa Al? Aku gak denger?" tanya Glend. Dia tidak mendengar pertanyaan Aletta karena suara Aletta terlalu pelan.
"Gak jadi."
"Eh, kok gak jadi?" tanya Glend bingung. Pasalnya nada bicara Aletta terdengar ketus.
"Tau ah. Dasar gak peka," ucap Aletta meninggalkan Glend yang kebingungan menatap kepergiannya.
"Aneh, semua cewek tuh aneh. Untung gue sayang lo," gumam Glend.
*****
Hayoo, kapan nikah? Wkwkwk🙈😂
Akur-akur terus ya GLETTA, jan berantem mulu! Gak enak sama tetangga hmm😌
.
Maaf ya kalo partnya gak nyambung sama part-part sebelumnya🙏🤧
.
Jangan lupa vote dan komen😉
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLETTA (END)
Teen FictionCover by: @fairuzsalsa905 [Follow dulu sebelum membaca] Dia menatap pria tersebut dan tatapan matanya tepat mengenai manik hitam dihadapannya. Dia merasa tidak asing dengan tatapan itu, manik matanya mirip seseorang yang ia kenal. Tapi siapa? Apakah...