Hallo guysss
.
.
Happy Reading
.*****
"Aletta tunggu! Al," teriak Glend yang mengejar Aletta. Aletta berusaha mempercepat langkahnya tapi sayangnya Glend menghadangnya duluan.
"Ayok kita ke UKS! Lutut lo terluka, Al. Kalo gak diobatin nanti bisa infeksi," ajak Glend.
"Gak perlu, aku bisa sendiri!" ucap Aletta ketus.
"Udah, biar gue anter!" ucap Glend memaksa.
"Maksa banget sih jadi orang," gerutu Aletta sambil menatap sinis Glend.
Glend menatap gemas Aletta lalu menggendongnya ala bridal style. Sontak Aletta memekik kaget dan sukses mengundang perhatian murid-murid yang lain. Banyak yang memperhatikan keduanya, ada yang menatap senang sambil senyum-senyum, ada juga yang menatap iri dan tak suka.
"Glend, kamu apa-apaan sih?! Turunin aku!!" pekik Aletta kaget, pipi Aletta bersemu malu. Bisa-bisanya Glend nekat menggendongnya dihadapan murid yang lain, Aletta yakin akan ada gosip hangat di SMA Alaskar ini mengenai dirinya dan juga Glend.
"Udah, nurut aja!" jawab Glend santai sambil melangkahkan kakinya.
"Glend, turunin aku!! Glend," ucap Aletta dengan suara tertahan, Aletta memberontak digendongan Glend.
"Bisa diem gak?! Nanti lo bisa jatoh," ucap Glend kesal karena Aletta terus-terus memberontak. Aletta menatap kesal Glend lalu berhenti memberontak, dan menyembunyikan wajahnya didada Glend karena malu.
Sesampainya di UKS Aletta langsung turun dari gendongan Glend lalu mendorong tubuh Glend. Aletta mendelik tajam kearah Glend, sedangkan yang ditatap hanya menunjukkan senyum kemenangan.
"Maksud kamu apa coba kaya tadi? Main gendong orang sembarangan, malu tau diliat yang lain! Kalau nanti kita jadi bahan gosip anak-anak lain gimana? Kan repot," cerocos Aletta kesal.
"Udah ngomongnya? Bawel banget sih lo. Lagian ya gue kaya tadi tuh karena mau nolongin lo, niat gue kan baik, bukannya bilang makasih malah marah-marah," ucap Glend malas.
"Tapi gak perlu gendong orang sembarang juga kali!" ucap Aletta mendengus kesal.
"Ya udah sih, maaf. Sini biar gue obatin," Glend mengambil kotak P3K lalh membukanya, sedangkan Aletta duduk diatas brankar. Lalu Glend mulai mengobati lutut Aletta.
"Aww aduh, Glend. Pelan-pelan," rintih Aletta saat Glend memberika betadin ke lututnya.
"Tahan, sebentar lagi," ucap Glend lembut. lalu memakaikan plester. "Nah, sudah selesai."
Aletta mengelus plester tersebut lalu turun dari brangkar dengan pelan. Aletta melirik Glend sekilas, lalu pergi meninggalkan Glend tanpa berbicara apapun.
"Bukannya bilang terimakasih malah main pergi aja. Untung sayang, coba kalo enggak udah gue biarin lo," sungut Glend kesal. Glend memastikan Aletta sudah benar-benar pergi dari situ, ia takut jika Aletta mendengar perkataannya tadi.
_°_°_°_°_°_
Aletta tengah menunggu jemputan di halte bis dekat sekolah, sudah 15 menit yang dirinya keluar dari gerbang sekolah tapi belum ada tanda-tanda jemputannya datang. Aletta mendengus kesal seraya menatap sekitar yang mulai sepi, karena murid yang lain sudah pulang semua.
"Aduhh, Pak Surya jadi jemput gak sih? Katanya tadi lagi dijalan, tapi kenapa belum dateng-dateng juga?" gerutu Aletta.
Saat Aletta sedang fokus menghubungi Pak Surya, tiba-tiba ada motor sport berwarna hijau mendekat kearahnya. Motor tersebut berhenti tepat dihadapan Aletta. Aletta menatap orang tersebut dan menerka-nerka siapa orang dibalik helm tersebut. Saat orang tersebut membuka helm-nya, Aletta mengerutkan keningnya karena merasa tak asing dengan orang tersebut.
"Kok masih disini? Kenapa belum pulang?" tanya orang tersebut.
"Kamu?--- Kenzo, ya?" tanya Aletta saat mengenali orang tersebut.
"Iya, aku Kenzo. Lupa ya sama aku?" orang yang mengendarai motor sport hijau tersebut adalah Kenzo, orang yang pernah menabrak Aletta saat pesta ulang tahun SMA Alaskar.
Aletta mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu kenapa masih disini? kenapa belum pulang?" tanya Kenzo menatap Aletta."Aku lagi nunggu jemputan, katanya sebentar lagi dateng tapi sampai sekarang belum datang juga," jawab Aletta.
"Oh, gitu. Yaudah ayok, biar aku anter!" ucap Kenzo.
"Eh, gak usah, aku nunggu jemputan aja," tolak Aletta halus.
"Tapi ini udah sepi loh, bahaya kalau kamu sendirian disini. Lagian belum tentu juga jemputan kamu bisa dateng cepet," ucap Kenzo sambil mengangkat alisnya.
Aletta memikirkan perkataan kenzo. Sebenarnya Aletta tidak mau jika harus menunggu sendirian mengingat hari sudah sore dan sekitar tampak sepi. Tapi dirinya ragu jika harus pulang bersama Kenzo, secara ia belum terlalu kenal dengan pria tersebut.
"Udah gak usah takut, aku gak akan macem-macem kok. Ayok, keburu sore!" ajak Kenzo.
Aletta terpaksa menerima tawaran Kenzo, lalu naik ke motor Kenzo. Setelah memastikan Aletta duduk dengan benar, Kenzo pun mulai menyalakan motor lalu melajukannya dengan kecepatan sedang.
Kenzo maupun Aletta tidak menyadari ada sepasang mata yang menatap kepergian keduanya. Tangannya terkepal kuat, rahangnya mengeras, muka serta matanya memerah menahan amarah.
*****
Haiii, apa kabar kalian? Sehat² terus🤗
.
Semoga feelnya dapet ya🙈
Salam hangat dari Author yang comel🤗😂
.
Jangan lupa vote dan komen😉Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLETTA (END)
Teen FictionCover by: @fairuzsalsa905 [Follow dulu sebelum membaca] Dia menatap pria tersebut dan tatapan matanya tepat mengenai manik hitam dihadapannya. Dia merasa tidak asing dengan tatapan itu, manik matanya mirip seseorang yang ia kenal. Tapi siapa? Apakah...