43 - Prom Night (Part 2)

315 60 26
                                    

Maaf up nya lama, banyak tugas soalnya(╥﹏╥)

Nambah sepi bae ih:(

Hati-hati typo bertebaran!

Happy reading!!

*****

"Oke, untuk memeriahkan acara pada malam hari ini, maka acara yang selanjutnya adalah dansa. Jadi, baik perempuan ataupun laki-laki diharapkan mencari pasangan, karena dansa kali ini harus berpasangan—perempuan dan laki-laki," ucap MC mulai mengintrupsi di atas panggung.

Baik perempuan maupun laki-laki, langsung mencari pasangan masing-masing. Ada yang berpasangan dengan kekasih, teman sekelas, bahkan ada juga yang berpasangan meskipun tak saling kenal.

"Dansa sama aku yuk, Al!" ajak Glend semangat. Pria itu mengulurkan tangannya ke arah Aletta.

Setelah berbicara empat mata, Glend berusaha untuk terus mendekati Aletta. Sebenarnya Aletta senang mendengar semua pengakuan dari pria itu, tapi ia juga risih jika harus diikuti dan selalu diperhatikan setiap gerakannya.

"Aku gak mau dansa," tolak Aletta pelan. Gadis itu tak mau menatap Glend, yang ia lakukan hanya menunduk.

"Ayoklah, Al! Yang lainnya pada dansa, masa kita enggak."

Aletta menatap sekitarnya. Memang benar apa kata Glend, yang lain sedang sibuk mencari pasangan, bahkan ada juga yang sudah siap untuk berdansa.

"Yuk, Al!" Aletta menatap Glend dalam, lalu menghela nafas pelan.

"Gapapa, Al, anggap aja ini hadiah terakhir kamu untuk Glend," batin Aletta sebelum menerima uluran tangan Glend.

Senyum di bibir Glend mulai mengembang, saat tangan Aletta melingkar di pundaknya. Pria itu langsung memeluk erat pinggang ramping Aletta. Keduanya mulai berdansa saat musik sudah diputar.

"Tatap aku dong, Al. Masa nunduk terus sih," bisik Glend membuat Aletta merinding. Sedari tadi Aletta hanya menundukkan pandangannya, enggan untuk menatap Glend.

Aletta menggeleng pelan, membuat Glend menghela nafas.

"Tatap aku!" pinta Glend membuat Aletta memberanikan untuk mendongkak. Gadis cantik itu menatap Glend malu. "kenapa hm? Kok pipinya merah gitu?"

Perkatan Glend sukses membuat Aletta salting. Gadis itu berusaha untuk menutupi rona merah di wajahnya. "E–enggak tuh."

"Masa sih? Terus kenapa pipinya merah? Kamu demam?" tanya Glend tersenyum menggoda.

"Enggak, Glend."

Glend tersenyum gemas. "Pulangnya aku anter, ya?"

"Aku pulang sama Haidar aja, Glend."

Senyum di bibir Glend sedikit memudar. "Sama aku aja!"

"Kalau aku pulang sama kamu, terus Haidar pulang sama siapa?" tanya Aletta sedikit memiringkan kepalanya. "kan aku dateng ke sini sama Haidar, jadi pulangnya juga harus sama dia dong. Kasian Haidar, kalo harus pulang sendiri."

"Masa kamu tega sih, aku pulang sendiri," ucap Glend memanyunkan bibirnya.

Aletta mengangkat Alisnya. "Kamu kan dateng ke sini sendiri, jadi pulangnya juga sendiri lah."

"Ya, iya sih. Tapikan, aku mau pulangnya sama kamu," ucap Glend kekeh.

"Terus Haidar gimana?"

"Biarin dia pulang sendiri aja, kalau gak pulang sama Keano," jawab Glend santai. "mau, ya?"

Aletta diam sejenak, sebelum mengangguk pelan.

"Yes, makasih ... by," ucap Glend membuat Aletta terdiam menatapnya. "eh, maksudnya Aletta."

Aletta mengangguk ragu, seraya tersenyum kecut.

Dari kejauhan ada sepasang mata yang menatap keduanya, dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Akhirnya kalian baikkan juga, meskipun gak tau kedepannya hubungan kalian bakal gimana. Gue harap hubungan kalian bakal terus baik-baik aja," batin  orang tersebut menghela nafas lega.

"Gue tau lo suka sama Aletta, Dar," ucap seorang gadis yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.

Pria yang memperhatikan Glend dan Aletta tadi—Haidar hanya menatap sinis gadis tersebut, tanpa berniat membalas perkataannya.

"Gue mau ngajak lo kerjasama sama gue," ucap gadis itu tersenyum miring kala melihat Haidar mengerutkan keningnya. "gimana kalau lo rebut Aletta dari Glend, dan gue rebut Glend dari Aletta. Adil, kan?"

"Gue bukan lo, Nes." Haidar menatap Anes tak suka sekalipun jijik.

"Gak usah munafik deh lo, Dar! Gue tau, lo suka sama cewek sahabat lo sendiri," tukas Anes kesal. "dikasih penawaran yang bagus kok nolak, cih."

"Sekalipun gue beneran suka sama Aletta, gue gak akan mau nerima tawaran menjijikan lo itu. Gue bukan lo, yang suka ngerusak kebahagiaan orang lain!" ucap Haidar dingin.

"Lo–"

"Sampai kapanpun, lo gak akan bisa dapetin kebahagiaan yang lo mau. Kalo kerjaan lo bisanya cuma rusak kebahagiaan orang lain," tukas Haidar meninggalkan Anes yang menggeram kesal.

"Haidar, sialan!" umpat Anes pelan.

_°_°_

"Makasih ya, Glend, udah anter aku pulang," ucap Aletta. Keduanya kini sudah berada di halaman rumah Aletta.

"Iya, Al, sama-sama." Glend tersenyum manis menatap gadis cantik di hadapannya.

Aletta ikut tersenyum kecil. "Kalau gitu aku masuk dulu, kamu hati-hati ya."

"Tunggu, Al."

Aletta menaikkan kedua Alisnya, menatap Glend. "Ada apa?"

"Emm, kamu belum jawab soal ucapan aku," ucap Glend sambil mengusap tengkuknya.

"Ucapan yang mana, ya?" tanya Aletta bingung.

"Soal hubungan kita, Al," ucap Glend membuat Aletta terdiam. "aku gak minta kamu untuk jawab sekarang. Kalau kamu butuh waktu untuk berfikir, ya silahkan. Aku bakal tunggu jawaban kamu, Al. Aku harap, kamu mau ijinin aku untuk memperbaiki hubungan kita."

Ucapan Glend tersebut membuat Aletta menunduk. Gadis itu mendadak bisu, tiba tahu harus membalas apa.

"Masuk gih, ganti baju langsung istirahat!" suruh Glend mengelus lembut rambut Aletta. "aku pamit pulang, ya?"

Perlahan Aletta mendongakkan kepalanya menatap Glend. "Kamu hati-hati ya, Glend."

Glend memgangguk sambil tersenyum. Lalu memasuki mobilnya, dan melaju setelah melambaikan tangan pada Aletta.

"Maafin aku Glend," batin Aletta menatap kepergian Glend.

*****

Pendek ya? Padahal otakku dah mentok:(

Setuju kan kalo Gletta balikkan?🙈

Aww makin cinta deh sama Telor Dadar😽✨

Anes makin reseh aja ya😾

Next cepet? Votmen dulu dong🤪

Tbc.

GLETTA  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang